26 Desember 2008

Benang Merah Artificial Intelligence

Eagle Eye
Film barunya Shia LaBeouf dan Michelle Monaghan, Eagle Eye (2008), memiliki benang merah yang sama dengan film 2001: A Space Odyssey (1968), Alien (1979) hingga Alien 4: Resurrection (1997), Blade Runner (1982), Robocop (1987) dan Stealth (2005). Semua film tersebut menggambarkan apa jadinya kalau keputusan penting yang menyangkut hidup matinya orang banyak, bahkan hidup matinya sebuah bangsa, diserahkan begitu saja pada sebuah kecerdasan buatan, atau artificial intelligence.

Di film 2001: A Space Odyssey, sebuah superkomputer bernama HAL berusaha membunuh seluruh awak pesawat demi tercapainya misi yang diinterpretasikan secara kaku. Di film Alien, seluruh aspek operasional pesawat, termasuk membuka dan menutup pintu, diserahkan pada sebuah superkomputer bernama Mother. Dalam film Blade Runner, Harisson Ford harus memusnahkan android yang lepas kontrol dan telah membunuhi orang-orang tak bersalah. Di film Robocop, sebuah robot bernama ED-209 berusaha membunuh orang yang sudah meletakkan senjata, dan meneruskan hitungan mautnya tanpa terkendali.

Di film Stealth, sebuah pesawat siluman yang dikendalikan oleh superkomputer bernama EDI, berusaha membunuh rekan sesama timnya, demi kelangsungan sebuah misi yang juga diinterpretasikan dengan kaku. Hal yang sama juga terdapat pada film Eagle Eye, di mana sebuah superkomputer bernama Aria berusaha membunuh Presiden Amerika dan beberapa anggota kabinetnya, justru karena Presiden tersebut dinilai telah mengancam keamanan nasional.

Sang Presiden dianalisis mengancam keamanan nasional, karena keputusan salah dan terburu-buru memutuskan untuk mengebom sebuah komunitas sipil yang sedang melakukan upacara penguburan, padahal menurut analisa komputer dan intelijen, orang-orang yang dibom itu bukanlah orang yang dicari (Al Kohei). Dan si superkomputer sudah merekomendasikan pembatalan. Keputusan terburu-buru Presiden inilah yang dianggap membahayakan keamanan nasional karena sejak pengeboman tersebut Amerika justru mendapat lebih banyak ancaman. Hal yang memang terjadi saat ini, thanks to Mr. Bush. (Congratulation for the flying shoes).

Menjelang akhir film, untuk menghentikan Aria, seorang mayor bernama Bowman mencabuti memori superkomputer, sebuah homage terhadap film 2001: A Space Odyssey, di mana superkomputer HAL 9000 juga dihentikan dengan cara mencabuti memorinya, dilakukan oleh seorang astronot yang juga bernama Bowman.

Eagle Eye diproduseri oleh Steven Spielberg, yang juga pernah menelurkan tema yang sama dalam film berjudul Artificial Intelligence: AI (2001). Film ini dibuat Spielberg berdasarkan konsep Stanley Kubrick, yang juga menelurkan film 2001: A Space Odyssey. Namun konsep Kubrick dalam kedua film tersebut sangat bertolak belakang. Dalam film Artificial Intelligence: AI, justru sosok kecerdasan buatan ini mendapat simpati yang dalam, dan terlihat sangat manusiawi, justru manusialah yang menjadi ancaman.

Film-film ini menggambarkan, walaupun kita sangat menikmati betul teknologi saat ini yang segalanya serba instan dan online, jauh di lubuk hati yang paling dalam, kita juga takut menghadapinya. Kegamangan ini berbarengan dengan rasa takut kita terhadap kemungkinan pemerkosaan atas privasi pribadi, walaupun atas nama ancaman keamanan nasional. Walahualam.

13 Desember 2008

Tarzan Ke Kota? What A Waste Of Time

Ini untuk kedua kalinya Indonesia bikin film Tarzan. Dulu Om Benyamin S yang jadi Tarzan-nya, judulnya: Benyamin S Tarzan Kota. Sekarang ada lagi namanya Ajul Jiung, dengan tampang (di)mirip(kan) dengan Om Bens, duet dengan Sandra Dewi yang cantik (tapi tak pandai milih peran) itu dalam film yang dikasihnama Tarzan Ke Kota.

Pertama, Indonesia sama sekali tidak punya Tarzan. Kecuali Mas Tarsan Srimulat yang punya nama asli Toto Muryadi. Jelas-jelas Mas Tarsan Srimulat ini asalnya bukan dari hutan belantara, tapi dari Malang. Kedua, Tarzan itu aslinya karakter yang ada di novel karya Edgar Rice Burrough yang berjudul Tarzan of the Apes, mengisahkan tentang anak yang dipelihara oleh kera sejak kecil di belantara Afrika.

Dari novel inilah kemudian Hollywood mengembangkannya menjadi film, dan film seri. Dimulai dari Johnny Weissmuller yang terkenal dengan "Auuuoooooo.." nya dalam Tarzan, The Ape Man (1932), lalu Ron Elly di serial TV Tarzan (1966), juga Chrsitopher Lambert yang dijuluki si Tarzan juling dalam film Greystoke: The Legend of Tarzan, Lord of the Apes (1984), dan terakhir adalah film animasi Walt Disney, yang diberijudul cukup Tarzan (1999) saja. Tahun 2010 yang akan datang, akan muncul film Tarzan versi terbaru yang disutradarai oleh Stephen Sommers (Mummy, Mummy Returns, Deep Rising). Nah semua film ini didasarkan atas karakter novel karya Edgar Rice Burrough tadi.

Jadi, film Tarzan Ke Kota berdasarkan karakter mana? Ya karakter Benyamin S yang di film jadul itu. Nah, film yang jadul itu berdasarkan karakter mana lagi? Walahualam, seperti yang saya bilang tadi, Indonesia tidak punya Tarzan, dalam bentuk apapun, apalagi dalam bentuk laki-laki gendut berkumis yang bulu keteknya nyasar ke mana-mana. Di jajaran produsernya ada nama India bangsanya Ram Punjabi dan Sanker-sankeran, yaitu Lavesh Samtani. Sudah kebaca trend nya mau ke mana penjahat-penjahat seni asal India ini.

Apa yang ada di film ini, selain komedi slapstick yang konyol (konyol karena kita tertawa ngeliat orang ditimpa kemalangan, misalnya terpeleset), atau kekonyolan curtural shock yang biasa timbul untuk tema-tema seperti ini.

Juga ada hewan-hewan teman Tarzan yang bisa bicara, yang tentu saja lewat voiceover (dubbing). Gerakan mulut hewan-hewan tersebut "sangat pas" sehingga kita "puas". Sebenarnya, they can do better than this crap.

24 November 2008

2001: A Space Odyssey

Baru-baru ini saya menonton film 2001: A Space Odyssey arahan mendiang Stanley Kubrick. Filmnya saya download dari internet menggunakan salah satu torrent client. Yah, di mana lagi kalau mau cari film-film klasik kalau bukan di internet. Untuk di Indonesia, memang agak susah menemukan film-film klasik, harus beli dari luar negara (maksudnya sama dengan istilah luar negeri), atau cara paling gampang: download. Jadi jika Anda memang ingin menonton film-film klasik atau jadul seperti The Wizard of Oz, atau High Noon, atau Gone With The Wind, download lah dari internet. File nya cukup besar, memang, karenanya (bagi yang belum tahu) gunakanlah torrent client, semacam Bittorrent, Bitcomet, atau uTorrent. Tentang apa dan bagaimananya, bisa dilihat di sini.

Kembali ke film 2001: A Space Odyssey tadi. Boleh dibilang film yang dirilis tahun 1968 (jelas saya belum lahir) ini sangatlah menawan. Film bergenre science-fiction ini mengisahkan tentang penemuan monolith misterius yang terkubur di bawah permukaan bulan. Monolith tersebut mengirim sinyal secara simultan ke planet Jupiter. Maka dikirimlah sebuah ekspedisi yang terdiri atas 2 pilot, 3 ilmuwan dan 1 komputer canggih yang diberinama HAL-9000 untuk menelusuri sinyal tersebut hingga ke Jupiter. Tugas HAL-9000 mengatur setiap aspek operasional di pesawat ruang angkasa yang diberinama Discovery One.

Hal mengagumkan dari film ini adalah visi Stanley Kubrick yang luarbiasa, yang berhasil menampilkan teknologi masa depan (yang belum ada pada tahun 1968) dengan sangat meyakinkan. (Setahun kemudian, pada 1969, Apollo 11 berhasil mendarat di bulan). Walaupun tahun 2001 sudah lama lewat, film ini tetap masih sangat relevan ditonton dengan tingkat kecanggihan jaman sekarang.

Film ini dihiasi musik klasik semacam "Thus Spoke Zarathustra" dan "The Blue Danube", pilihan yang aneh tapi terasa pas dan menggetarkan. Di beberapa adegan banyak shot yang cukup panjang, yang mungkin terasa membosankan untuk ukuran penonton jaman sekarang, tapi memang demikianlah kecenderungan Stanley Kubrick, yang terkenal atas kepeduliannya terhadap detil. Dialognya tidak banyak, prioritas Kubrick untuk film ini adalah kekuatan dan esensi dari gambar-gambar yang memang spektakuler. Pada akhir film, tinggalah sebuah tanda tanya besar mengenai manusia dan peradabannya, di tengah jagad raya yang tak (atau belum) terukur luasnya ini. Sebuah konsep humanisme. Ini bukan film fiksi ilmiah biasa, ini sebuah filosofi. Pada dasarnya, 2001: A Space Odyssey adalah sebuah film tentang segala hal.

Jika demikian canggihnya film fiksi ilmiah yang dibuat tahun 1968, betapa jauh tertinggalnya film-film Indonesia jaman sekarang, yang masih cukup puas dengan film-film horror yang dangkal dan film percintaan yang "tidak ke mana-mana", ke langit tidak, membumi juga tidak.

05 November 2008

The First Black American President

Kemenangan Barack Obama atas John McCain dalam pemilu tanggal 4 November kemarin telah menunjukkan bahwa batas-batas rasial di Amerika telah didobrak dengan gemilang. Anak dari ayah yang berkulit hitam dari Kenya dan ibu kulit putih dari Kansas berhasil memenangkan suara di negara bagian yang justru sulit untuk diprediksi, yaitu Ohio, Florida, Virginia dan Iowa.

Dengan demikian keprisedenan di negara yang telah ratusan tahun dipimpin oleh kulit putih ini telah menimbulkan preseden baru. Selamat untuk Barry Obama.

28 Oktober 2008

Dracula

Satu hal yang menyenangkan di akhir Oktober adalah, bos Arie Siregar, pemilik dua stasiun radio fm, membelikan sebuah buku tebal edisi hard cover yang berjudul The Historian, karya Elizabeth Kostova. Buku dengan desain mewah dan pembatas buku yang unik setebal 768 halaman ini diterbitkan oleh Gramedia. Isinya tak lain dan tak bukan adalah tentang Dracula, yang berkat film-film Hollywood kita kenal sebagai sosok vampire penghisap darah. Kita jadi membayangkan Gary Oldman dalam Dracula, atau Tom Cruise, Brad Pitt dan Antonio Banderas dalam Interview With The Vampire, atau Christopher Lee dan Bela Lugosi dalam film-film drakula klasik, dengan gigi taring mencuat, mata yang memancarkan kekejian dan jubah dengan kerah yang tinggi. Kemudian muncul mitos mengenai bawang putih, senjata tajam yang harus terbuat dari perak murni, dan keyakinan tentang siapapun yang digigit oleh Dracula akan berubah menjadi vampire juga.

Banyak yang tidak tahu bahwa sosok Dracula yang kita kenal melalui film-film sekarang, berasal dari imajinasi penulis novel Inggris yang bernama Bram Stoker. Bram Stoker mendasarkan karakter Dracula dari sosok penguasa Transylvania (sekarang Rumania) dari abad pertengahan yang bernama Vlad Tepes, atau lebih dikenal dengan julukan Vlad The Impaler, sosok yang sangat dibenci oleh tidak saja oleh rakyatnya sendiri, maupun musuhnya, orang-orang Turki dari kekaisaran Ottoman. Vlad berasal dari keluarga dengan ordo klan Dracul, yang artinya naga, sehingga namanya sering disebut sebagai Vlad Draculea (draculea = anak dari klan naga). Dari sinilah istilah Dracula berasal.

Begitu banyaknya tulisan dan film tentang Dracula, tidak menyurutkan Elizabeth Kostova untuk melakukan riset sejarah mengenai Dracula, dan kemudian menuangkan hasil risetnya tersebut ke dalam sebuah novel sejarah yang berjudul The Historian. Berbeda dengan Darcula-Bram Stoker, Kostova lebih memberikan nuansa sejarah pada novelnya ini, sehingga pembaca tak hanya disuguhkan oleh ketegangan dan kengerian semata, melainkan pembaca juga diajak menyelusuri siapa sebenarnya dibalik sosok Dracula berdasarkan fakta sejarah yang diperoleh Kostova dari risetnya selama 10 tahun! Tidak seperti novel-novel horor lainnya yang biasanya sarat dengan dendam, darah, amarah, tubuh yang tercabik-cabik, sosok hantu yang menjijikkan, dan lain-lain, The Historian menyajikan nuansa yang berbeda. Walau yang menjadi tema utama adalah pencarian sosok Dracula yang menyeramkan, namun tak ada ketakutan yang berlebihan ketika kita membacanya.

Selain itu aroma sejarah juga tercium dengan tajam pada novel ini. Dengan deskripsi sejarah yang diurai secara kronologis dan menarik sehingga tak membosankan Kostova mengajak pembacanya bertamasya ke masa lalu di abad ke 15 dimana Dracula pernah hidup dan berjuang melawan serangan tentara Turki dibawah pemerintahan Sultan Mehmed II. Pembaca juga akan diajak berkelana ke tempat-tempat eksotis seperti Oxford, Istanbul, Rumania, Bulgaria untuk menelusuri buku-buku kuno, mansukrip-manuskrip bersejarah, kisah para santo, puisi kuno, legenda dan lagu-lagu rakyat yang berkaitan dengan Dracula.

Hal menyenangkan lain di akhir bulan ini adalah berita tentang turunnya harga minyak dunia, dan terus turun, semoga harga BBM di dalam negeri akan ikut turun, jika tidak, penguasa dan pengusaha Indonesia curang dong. Dan bulan depan, awal Nopember, film James Bond ke-22, sequel langsung dari Casino Royale, yang berjudul Quantum Of Solace, akan diluncurkan. Tepatnya tanggal 11. Whew!

Baca Juga : Negara Para Banci | Hypnerotomachia Poliphili | Serendipity | The Broker | Six Degrees Of Separation | Ada Apa Dengan Kentut?

26 September 2008

Situs Telkom.net Expired

Kemarin sewaktu mengakses situs www.telkom.net, ternyata situsnya sudah expired dan tidak atau belum diperpanjang oleh Telkom. Halaman yang muncul adalah halaman komersial dari Network Solutions dengan pesan "telkom.net expired on 09/18/2008 and is pending renewal or deletion."

Saya tidak habis pikir bagaimana perusahaan sekelas PT. Telkom bisa kecolongan seperti ini. Mustahil Telkom tidak mampu memperpanjang registrasi domain dan melanjutkan hostingnya.

Ternyata perusahaan sekelas Telkom bisa ngaco juga administrasinya.

19 September 2008

WALL-E and The Final Countdown

Satu lagi tontonan cerdas yang tidak hanya bagus untuk anak-anak, tetapi juga layak ditonton orang dewasa. Mengikuti tradisi film-film Toy Story, Finding Nemo, Monster Inc., dan The Incredibles, sekali lagi Disney dan Pixar Animation Studio menelurkan film animasi yang kualitasnya di atas rata-rata, yaitu WALL-E. Seperti biasa, film-film Disney tidak hanya menghibur, tetapi juga sarat dengan pesan moral, yang hebatnya, dipaparkan dengan baik sekali sehingga tidak berkesan klise.

Film ini miskin dialog, tapi begitu kaya dengan ungkapan dan sentuhan emosi. Jangan ragu bahwa anak-anak tidak akan mengerti jalan cerita film ini, walaupun dialognya minim. WALL-E berhasil menjangkau daya tarik dan keingintahuan anak-anak (sekaligus menghibur mereka) sehingga ketika menonton film ini bersama anak-anak, kita 'melihat' terjadinya dialog 3 dimensi antara WALL-E, kisah yang dibangunnya, dan anak-anak itu sendiri. Pengaruh yang sama terjadi dalam film animasi Disney/Pixar sebelumnya, yakni Finding Nemo.

Dikisahkan WALL-E (Waste Allocation Load Lifter-Earth class) adalah robot terakhir yang tugasnya adalah mengumpulkan dan mengalokasikan sampah-sampah di bumi masa depan yang ditinggalkan manusia. Manusia sudah ratusan tahun meninggalkan bumi karena polusi dan radiasi, dan hidup bermalas-malasan di pesawat raksasa Axiom di luar tata surya. [Dalam istilah logika dan matematika, axiom (aksioma) adalah sesuatu yang tidak dipertanyakan lagi dan diterima apa adanya]. WALL-E yang kesepian menghibur diri dengan kaset video Betamax berjudul Hello Dolly!, sebuah film lama yang dibintangi Barbra Streisand. WALL-E mendapat teman ketika EVE (Extraterrestrial Vegetation Evaluator) datang ke bumi. EVE dikirim dari Axiom untuk menemukan keberadaan tumbuh-tumbuhan (pertanda surutnya polusi dan radiasi). Interaksi antara WALL-E dan EVE dengan begitu manis diterjemahkan dengan bantuan film Hello Dolly! dan soundtracknya. Ketika WALL-E menghadiahkan sebuah tanaman yang ditemukannya kepada EVE, EVE menerima tanaman tersebut, mengevaluasinya, kemudian mengirim sinyal kepada Axiom untuk dijemput.

Ketika pesawat kecil datang untuk mengirim EVE kembali ke Axiom, WALL-E bergegas ikut, dan dari sinilah dimulai petualangan WALL-E untuk menemukan EVE yang pada akhirnya mengubah peradaban manusia. Jadi ini sekali lagi bukan film animasi biasa. Film ini mempertanyakan eksistensi manusia di masa depan, dengan tingkat polusi dewasa ini, boleh jadi manusia memang tidak bisa lagi tinggal di bumi yang rusak lingkungannya. Dan boleh jadi ketika terbiasa dan nikmat dengan hal-hal yang serba otomatis, manusia jadi malas bergerak dan bahkan malas berinteraksi dengan sesamanya sendiri. Di film ini manusia digambarkan bertubuh tambun, gendut, dan lupa caranya bercocok tanam, bahkan malas bersosialisasi. Sebuah gambaran suram sebenarnya, tapi kesan ini hampir tertutup dengan warna-warna cerah animasi Pixar yang penuh dengan detil.

Saya jadi ingat dengan lagu lawas dari band Europe yang berjudul The Final Countdown, tentang kita yang meninggalkan bumi kita:

We're leaving together,
but still it's a farewell
and maybe well come back to earth,
who can tell?
I guess there is no one to blame
we're leaving ground
will things ever be the same again?

Its the final countdown...

31 Agustus 2008

Negara Para Banci

Sudah terlalu banyak bencong-bencong bergentayangan di stasiun TV. Show-show dengan rating tinggi selalu menampilkan tokoh yang kebanci-bancian, atau banci asli, atau bencong kaleng. Mungkin para produsernya menganggap acara tersebut tidak akan laku kalau tidak ada bencongnya. Makhluk jadi-jadian sejenis Ivan Gunawan dkk laris manis, tidak saja di reality show, juga di iklan-iklan. Sekarang seolah-olah banci atau bencong adalah idola yang mampu menarik minat penonton, dan menaikkan rating.

Bayangkan anak atau adik kita yang masih sehat dan jelas jenis kelaminnya, karena terlalu seringnya nonton reality show di Indosiar, tiba-tiba mengidolakan Ivan Gunawan, dan kalau sudah besar pengen jadi seperti Ivan Gunawan. Mau?

Kehadiran para banci, gay, dan para bencong kaleng di TV dapat berdampak buruk bagi anak-anak yang menontonnya. Seharusnya mereka didampingi orangtua pada saat menonton, dan orangtua memberikan penjelasan. Tapi selalu ada kemungkinan mereka nonton pada saat orangtua tidak di tempat. Sementara di stasiun-stasiun TV swasta kita begitu banyak para banci bertaburan. Saya heran, seharusnya Komisi Penyiaran Indonesia mengambil tindakan atas hal ini. Singkirkan para gay, banci, bencong, dan bencong kaleng dari layar TV.

Saya bukan jenis orang yang diskriminatif, saya juga punya teman gay, dan kenal juga dengan bencong, tapi kehadiran mereka di TV sudah melewati porsi yang wajar.

Mungkin memang inilah trend di negara kita. Masing ingat dengan Ambalat dan Sipadan-Ligitan? Dengan mudahnya Malaysia mencaplok pulau-pulau tersebut tanpa adanya hambatan berarti dari negara kita. Tidak ada perjuangan berarti dari pemerintah kita untuk mempertahankan kawasan yang penuh dengan minyak dan gas alam tersebut. Dan pada saat wasit karate Indonesia yang tidak bersalah dipukuli oleh pihak berwenang Malaysia, tidak ada respon yang berarti dari negara kita, padahal jelas-jelas itu penistaan, karena itu adalah tim kontingen yang membawa nama negara. Tidak ada pengusiran diplomat Malaysia dari Indonesia, tidak ada kasus
persona non grata seperti yang selayaknya terjadi dalam dunia diplomasi. Tidak ada kata maaf resmi dari pemerintah Malaysia. Dalam kasus lain, kita melihat, alangkah tunduknya pemerintahan kita terhadap kebijakan-kebijakan dan tekanan negara lain. Politik luar negeri Indonesia adalah politik banci.

Semoga negara kita tidak terperosok menjadi negara para banci.

Main site: www.ferdiansyah.com

16 Agustus 2008

Si Bangsat Haram Jadah

Di setiap lingkungan kerja, pasti ada satu orang yang ingin kita beri label si bangsat haram jadah. Inilah jenis orang yang kerjanya paling sedikit, tetapi dapat penghargaan paling banyak. Skillnya sedikit, tapi gajinya paling besar. Pada saat rekan-rekan lain mendapat makian, dia mendapat pujian. Dan entah kenapa, walaupun semua orang tau kerjanya nggak pernah beres, tapi karirnya selalu menanjak. Inilah orang yang berdiri dan menjulang dengan memijak kepala orang lain. Ciri-ciri lain, orang ini selalu menilai diri sendiri terlalu tinggi.

Selalu ada si bangsat haram jadah seperti ini dalam lingkungan kerja kita.

Juga ada jenis bangsat haram jadah yang lain. Jenis ini tidak selalu kelihatan, hanya bisa terdeteksi oleh orang-orang yang peka. Jenis ini biasanya banyak ngomongnya, dan mati-matian berusaha (kelihatan) ramah pada orang lain. Tegur sana, tegur sini, tapi coba perhatikan wajahnya, sama sekali tidak ada ketulusan di situ. Dia berbuat demikian hanya untuk memberikan kesan. Dan kadang-kadang, untuk membuat orang yakin betapa berkualitasnya dia,terlontarlah omongan-omongan klise seperti, :".. sejak kecil saya sudah diajarkan supaya seperti padi, makin berisi makin.....bla.. bla.. bla.." Maksudnya mau bilang bahwa dia sudah tinggi tingkatan keinsanan dan ilmunya (boro boro, baca laporan statistik aja ora mudeng). Lah, mana ada orang yang betul-betul punya ilmu padi ngaku-ngaku punya ilmu padi? Terus ungkapan klise lain, ".. sejak kecil kita sudah diajarkan untuk bersikap ramah, apalagi kita orang Indonesia...bla.. bla.. bla.." Pokoknya miriplah dengan ungkapan-ungkapan klise pemimpin Indonesia jadul, atau ungkapan-ungkapan klisenya Rhoma Irama yang hipokrit itu. Lah, kalau mau dicermati, mana ada orang ramah mengaku-ngaku ramah. Apalagi kalau ramahnya terkesan dibuat-buat. Membungkukkan kepala berlebih-lebih seperti mantan penjajah dari Jepun. Jadinya malah mirip ketoprak. Atau boneka kecil yang mengangguk-angguk yang suka ada di dashboard angkutan umum.

Karena seringnya muncul klise-klise seperti inilah, ditambah keramahtamahan yang dibuat-buat, plus banyak omong, rasanya peribahasa klasik tong kosong nyaring bunyinya sungguh terasa pas.

Nah, jenis inilah, yang kepada siapa tadinya kita mungkin menaruh respek, sekarang derajat respeknya itu udah nyungsep ke titik nol. Zero Respect. Alangkah sayangnya.

Mau diapakan ke dua jenis bangsat haram jadah seperti ini? Jangan diapa-apakan, biarkan saja. Hidup ini tidak lengkap tanpa kehadiran orang-orang seperti itu. Lingkungan kerja jadi serasa dinamis dan menantang karenanya. Dalam hati kita menebak-nebak, dagelan apa lagi yang kita hadapi hari ini dari si bangsat itu. Anggaplah ini bagian dari acara menonton film. Dan kedua jenis bangsat haram jadah inilah tokoh utamanya. Kita penontonnya. Dengan demikian, jika biasanya kita keki, sekarang malah terhibur. Lumayan kan, hiburan gratis, di tengah naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok. Yang tadinya kita cemberut karena ulahnya, sekarang kita bisa tersenyum. Mudah-mudahan kitapun jadi awet muda.

Tidak semua hal harus dipandang negatif, karena hal yang jelek sekalipun tetap ada nilai positifnya, termasuklah para bangsat haram jadah tersebut.

Artikel Terkait: Ompong | Hypnerotomachia Poliphili | Jambul | Ada Apa Dengan Kentut?

Main site : www.ferdiansyah.com

07 Agustus 2008

Film-film TERKUTUK

The Exorcist dianggap sebagai film paling menakutkan sepanjang sejarah dunia perfilman. Paling tidak, begitulah pendapat majalah Entertainment Weekly, Maxim, dan beberapa kritikus film. The Exorcist juga merupakan salah satu film paling kontroversial karena beberapa adegan eksplisit, misalnya adegan Regan MacNeil (Linda Blair) bermasturbasi gila-gilaan dengan salib, apalagi umurnya saat itu baru 12 tahun. Juga ada 'penampakan-penampakan' sepanjang film, yang entah di sengaja entah tidak oleh pembuat filmnya. Untuk melihatnya harus jeli, karena hanya muncul sepersekian detik, dan bisa muncul di mana saja, misalnya di sudut kanan layar, di tengah, dekat pintu, di atas lemari. Memang, tidak semua orang bisa melihatnya, kecuali sewa atau beli DVDnya, dan nonton berulang-ulang. Tapi yang membuat film ini semakin kontroversial adalah adanya kecelakaan-kecelakaan misterius, terganggunya proses shooting dengan kejadian-kejadian aneh, dan juga meninggalnya 9 orang yang terkait dengan film yang diproduksi tahun 1973 tersebut. Banyak yang bilang film ini kena kutuk.

Film yang adegan awalnya dibuka dengan kalimat "Allahu Akbar" dari gema azan ini disutradarai oleh William Friedkin, berdasarkan novel yang ditulis oleh William H Blatty. Film dan novel tersebut didasarkan pada kasus nyata yang terjadi pada seorang anak bernama John Hoffman (14 tahun) di New England pada tahun 1949. Inilah film horor yang paling menguntungkan sepanjang sejarah, mencatat rekor box office, dan meraih 2 piala Oscar dari 10 kategori yang dinominasikan.

Respon penonton yang aneh dan mengejutkan juga terjadi pada saat pemutaran perdana filmnya. Bioskop penuh dengan penonton yang muntah-muntah, pingsan, berteriak histeris, gangguan saraf, bahkan banyak yang mengalami serangan jantung dan harus dilarikan ke rumah sakit. Pada saat premier di Metropolitan Theater di Italia, petir menyambar dan menghancurkan bagian depan bioskop tersebut. Film ini dibanned di beberapa negara, bahkan videonya tidak dirilis di Inggris hingga tahun 1999. Linda Blair sempat mengalami mental breakdown sepanjang pembuatan film, dua pemeran Jack McGowan dan Vasiliki Maliaros meninggal, juga adik aktor Max Von Sydow dan kakek Linda Blair, juga seorang satpam, seorang kru yang bertugas mendinginkan ruangan, dan seorang cameraman.

Film-film lain yang dianggap mengandung kutukan adalah The Omen versi pertama (1976) yang juga penuh dengan kecelakaan-kecelakaan aneh dan tewasnya 4 orang, juga film Rosemary's Baby (1969) yang disutradarai oleh Roman Polansky. Mirip The Omen, Rosemary's Baby mengisahkan pasangan yang memiliki 'anak setan', yang seharusnya tidak lahir ke dunia. Setahun kemudian, Sharon Tate, istri Roman Polansky tewas dibunuh pada saat hamil tua oleh Charles Manson dan para pengikutnya, dengan slogan Helter Skelter (salah satu judul lagu The Beatles). Bayi di dalam kandungan ikut tewas juga, mirip dengan apa yang seharusnya terjadi dalam film Rosemary's Baby.

Selain film-film di atas, tercatat film The Crow yang secara misterius menewaskan Brandon Lee juga dianggap sebagai film yang mengandung kutukan. Juga film Poltergeist (1982) yang diproduseri oleh Steven Spielberg, di mana empat pemerannya meninggal.

Kita sering mendengar tahyul dan mithos dalam kehidupan sehari-hari. Tahyul dan mithos semacam itu juga beredar dalam dunia film. Kisah-kisah tentang kutukan-kutukan dalam film ini sebaiknya dianggap sebagai bumbu saja dalam mengapresiasi film dimaksud, siapa tau menontonnya jadi lebih asik (atau jadi lebih takut?).

Artikel Terkait: Gara-Gara Film | The Year Of Living Dangerously

Main site: www.ferdiansyah.com

29 Juli 2008

Ada Apa Dengan Kentut

Marilah kita bahas mengenai kentut. Kenapa tidak? Toh kentut merupakan realitas kehidupan sehari-hari, dilakukan oleh siapapun. Tidak ada orang hidup di dunia ini yang tidak kentut, secantik atau seganteng apapun. Tom Cruise pasti kentut, Sandra Dewi pun kentut, SBY pasti kentut, George Bush kentut, apalagi Tukul Arawana. Kentut itu merupakan fenomena manusia sehari-hari. Di film-film pun adegan kentut, bunyi kentut, atau adegan yang mengisyaratkan adanya kentut tidak tabu ditayangkan. Cobalah nonton film plesetan yang dibintangi Charlie Sheen, yang berjudul Hot Shot: Part Deux, di situ ada adegan presiden Amerika yang kentut di dalam air sehingga tentara Saddam Hussein di atasnya pun berjatuhan dengan sukses dari kapal.

Sebenarnya banyak hal yang ingin kita ketahui tentang kentut, seperti: darimana asalnya, mengapa bau, adakah perbedaan jumlah kentut pria dengan wanita, rata-rata sehari orang (hidup) mengeluarkan kentut berapa banyak, secara kimia apa saja komponen dalam gas kentut tersebut, adakah korelasi antara makanan yang kita makan dengan kentut yang dikeluarkan? Ada berapa banyak jenis kentut? Apa akibatnya kalau kentut ditahan, dan sebagainya.

Kentut berasal dari gas di dalam usus, yang tadinya berasal dari udara yang kita telan, atau dari gas yang menerobos ke usus dari darah, atau gas yang dikeluarkan oleh bakteri dalam perut. Komposisi kentut bervariasi, tergantung dari banyaknya udara yang kita telan, jenis bakteri tadi, dan gas yang menerobos dari darah. Secara umum, gas kentut bisa mengandung nitrogen, (oksigen yang kita hirup langsung terserap oleh tubuh), karbondioksida, metana, hidrogen sulfida, dan sulfur!! Jadi kentut juga ternyata mengandung belerang. Senyawa hidrogen sulfida dan merkaptan dalam kentut mengandung sulfur, yang menyebabkan kentut tidak pernah harum baunya. Makin banyak kandungan sulfur dalam makanan, makin banyak sulfida dan merkaptan yang diproduksi bakteri perut, makin busuklah bau kentut. Telur dan daging juga punya peran besar dalam memproduksi bau busuknya kentut. Sementara kacang-kacangan punya andil dalam memperbesar jumlahnya. Kacang-kacangan mengandung zat gula yang tidak bisa dicerna oleh tubuh, yaitu raffinose, stachiose, verbascose, yang jika mencapai usus akan membuat bakteri-bekateri di dalam usus berpesta pora sehingga menimbulkan banyak gas.

Selain udara yang kita telan, penyebab kentut yang lain adalah makan terburu-buru, makan tanpa dikunyah, minum soft drink, naik pesawat udara (karena tekanan udara lebih rendah, sehingga gas di dalam usus mengalami ekspansi & muncul sebagai kentut). Lalu, saat kentut diproduksi, daerah sekitar lubang anus bervibrasi, sehingga kentut menimbulkan bunyi. Kecepatan gas yang lewat di anus berpengaruh pada kerasnya bunyi kentut. Jadi, bunyi kentut memang susah diatur, apalagi diprediksi. Makanya harap jangan ada yang bermimpi menciptakan bunyi kentut yang merdu bagai buluh perindu. Lucianno Pavarotti sekalipun takkan sanggup.

Rata-rata setiap harinya manusia memproduksi setengah liter kentut. Jumlah ini secara rata-rata juga didistribusikan dalam 14 kali kentut. Gas kentut selalu dari usus melalui anus, jadi tidak pernah ke atas, karena gerak peristaltik usus yang selalu mendorong ke bawah. Sudah bisa dipastikan bahwa setiap orang hidup di dunia ini pasti kentut. Jumlah kentut juga tidak ada kaitannya dengan gender. Laki-laki dan perempuan sama banyak kentutnya. Kemungkinan perempuan lebih sering menahan kentut, deposit kentut yang tertahan ini toh akan keluar juga di lain waktu dan kesempatan. Karena gas tersebut tidak akan hilang karena ditahan, tidak diserap oleh tubuh, bukan hilang karena bocor, jadi kentut tersebut hanya mengalami penundaan. Bisakah kentut terbakar? Bisa, karena mengandung metana dan hidrogen. Tapi kita tidak bisa menyalakan korek api dengan kentut. Kalau mau mengada-ada, silakan kentuti korek api.

Ada beberapa jenis kentut, yaitu Morning Thunder (dahsyat namanya), yaitu kentut pagi hari waktu kita pergi ke toilet; dan ada juga jenis Silent But Deadly, yaitu pada saat kita kentut tanpa suara, tapi baunya mematikan. Inilah jenis kentut yang kurang ajar, sering terjadi di bus kota atau angkutan umum lain. Eksekutif muda yang lagi stress bisa memproduksi Silent But Deadly pada saat rapat dengan bosnya, atau pada saat seru-serunya nonton film The Dark Knight di cinepleks, kalau ada penonton yang protes ada bau kentut, mungkin kita bisa menuding Joker dengan cueknya. Kelebihan lain kentut jenis ini adalah bisa memprovokasi sejumlah orang untuk saling tuduh dan curiga.

Apakah kentut berwarna? Tidak dong, kalau berwarna jadi belang-belontenglah cd kita. Secara kimia, kentut itu termasuk acid, basa ataukah netral? Tentu saja acid, karena mengandung karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S).


Sebagai penutup, kalau mau kentut sebaiknya terbang ke planet Venus saja. Atmosfir Venus banyak mengandung sulfur pada lapisannya. Jadi kentut di sana nyaris tidak ada pengaruhnya pada lingkungan.

Main site: www.ferdiansyah.com

Artikel Terkait: Serendipity | Six Degrees Of Separation | Hypnerotomachia Poliphili | Phitecollobium Jiringa | Kopi Luwak | Ompong | Gara-Gara Film | SBY, Please Stop Singing | Basmi Pemerintah | Jambul | Iklan Pond's | SBY Disambar Petir

19 Juli 2008

Parkour

Dalam adegan awal film Casino Royale (2006), James Bond mengejar pembuat bom yang bernama Mollaka di Madagaskar. James Bond sempat keteteran karena tokoh yang diperankan oleh Sebastien Foucan berlari sangat lincah dan cepat, dan dapat melewati berbagai hambatan vertikal dengan begitu mudah. Mollaka dengan cueknya berpindah lantai tanpa melewati tangga, melompati crane, memanjat sling, dan berhasil lolos (untuk sementara) ke gedung Kedutaan. Walaupun akhirnya James Bond berhasil menangkap dan membunuh Mollaka, adegan yang dilakukannya menimbulkan kesan yang dalam. Banyak orang bertanya-tanya apakah jenis stunt yang dilakukan Sebastien Foucan dalam film tersebut. Hal-hal yang dilakukannya mirip dengan stunt yang sering ditampilkan Jackie Chan dalam film-filmnya. Pada opening title film Casino Royale, dicantumkan kredit free running special by Sebastien Foucan.

Free running adalah salah satu bentuk dari Parkour. Parkour sendiri belum memiliki kategori yang jelas, apakah termasuk olah raga, olahraga ekstrim, ilmu bela diri, ataukah seni. Intinya Parkour adalah aktivitas berpindah dari satu titik ke titik lain secepat dan seefisien mungkin, secara prinsip menggunakan hanya apa yang ada pada tubuh manusia, tanpa bantuan alat lain, dan mengatasi segala hambatan yang ada. Parkour diciptakan oleh David Belle, dari Perancis. Ada juga yang menyatakan bahwa parkour adalah salah satu bentuk seni melarikan diri.

Dulu Parkour dan Freerunning adalah satu olahraga, tapi karena David Belle dan Sebastian Faucan mempunyai prinsip yang berbeda tentang olahraga ini, akhirnya di tahun 2006 Parkour dan Freerunning menjadi dua olahraga yang berbeda. Perbedaan Parkour dan Freerunning sangat tipis dalam masalah teknik dan basic, akan tetapi perbedaan kedua olahraga ini sangat jauh apabila dilihat dari fundamental. Parkour adalah olahraga yang mengandalkan kemampuan tubuh manusia beserta mental, dan ditambah lagi dengan filosofi kehidupan yang diapresiasikan dalam bermain Parkour.

Penampil parkour disebut traceur, di Indonesia aktivitas para traceur sudah ada, bergabung dalam Komunitas Parkour Indonesia.

Film-film yang memuat parkour dan freerunning dalam adegannya antara lain adalah film Yamakasi, District B13, Casino royale (2006), Breaking and Entering, Die Hard 4, dan film-film baru seperti You Don't Mess With The Zohan, The Incredible Hulk dan film barunya Angelina Jolie, Wanted. Dan tentu saja film-film Jackie Chan.

Main site: www.ferdiansyah.com

09 Juli 2008

The X Files: I Want To Believe

Tak lama lagi kita akan bertemu kembali dengan Fox Mulder si believer dan Dana Scully yang skeptis. Tentu saja bukan serial TV nya melainkan film layar lebar (lagi). Serial TV terbaik yang dulu pernah eksis selama 9 tahun (1993-2002, The X Files merupakan serial fiksi ilmiah yang terpanjang sesudah Star Trek) dan telah tayang sebanyak 197 episode ini pernah dibuat layar lebarnya yang berjudul "X Files The Movie" pada tahun 1998 yang lalu. Ternyata butuh waktu 10 tahun bagi pihak 20th Century Fox untuk memunculkan sekuelnya, yang diberi titel The X Files: I Want To Believe, dan akan tayang di bioskop-bioskop dunia mulai tanggal 25 Juli nanti.

Sukurlah, kedua pemeran utamanya, David Duchovny dan Gillian Anderson masih bermain, termasuk juga Mitch Pileggi yang berperan sebagai Walter Skinner. Hanya saja, karakter-karakter misterius yang pernah muncul di serial televisi dan film pertamanya seperti The Cigarette Smoking Man, Alex Krycek, Mr. X, dan Deep Throath kemungkinan tidak dimunculkan lagi, untuk memberi nuansa baru dan memberi kesan bahwa kasusnya tidak itu-itu saja.

Untuk menyegarkan kembali ingatan kita, Fox Mulder adalah agen khusus FBI yang ditugaskan oleh kepala divisinya, Walter Skinner, untuk menyelidiki kasus-kasus 'sampah' yang tidak pernah terpecahkan. Yang dimaksud dengan kasus sampah di sini adalah kasus-kasus yang menyangkut dunia paranormal, UFO dan alien, dan kasus-kasus lain yang mengandung teori konspirasi. Lama kelamaan Mulder terobsesi dengan kasus-kasus tersebut, dan sedikit banyak mulai percaya pada kasusnya. Untuk mengawasi cara kerja Mulder yang tidak biasa, Skinner menugaskan Dana Scully, seorang agen sekaligus ilmuwan dan dokter yang skeptis, yang pandangannya pada dunia paranormal, alien dan kasus konspiratif bertolak belakang dengan Mulder. Pada akhirnya, seperti diketahui, Scully malah banyak membantu Mulder dalam membongkar kasus-kasus demikian, dan pelan-pelan, mulai percaya.

Plot cerita untuk sekuel X Files berikutnya ini masih dirahasiakan. Kisahnya berdiri sendiri dan tidak terkait dengan film atau episode sebelumnya. Lika-liku hubungan Mulder dan Scully yang kompleks masih akan terlihat (mirip serial Remington Steele). Belum tahu juga apa ceritanya akan dibuat tuntas. Kebanyakan film-film fiksi ilmiah seperti ini memiliki ending yang tipikal: kisahnya memang selesai tapi menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru.

Yah, pokoknya the truth is out there.

07 Juli 2008

Photophobia dan Xeroderma Pigmentosum


Dalam film Pitch Black dan sekuelnya, The Chronicles of Riddick, Vin Diesel memerankan sosok protagonis antihero yang memiliki mata yang rentan terhadap cahaya. Karakter yang bernama Riddicks ini harus memakai sejenis kacamata pelindung jika di siang hari, atau pada kondisi cahaya terang. Cahaya akan sangat menyakitkan bagi matanya. Kelainan seperti ini memang ada di dunia nyata, istilahnya disebut Photophobia. Maksudnya tentu saja bukan rasa takut untuk difoto, atau alergi dengan kamera. Pengertian medis dari photophobia adalah rasa sakit, atau nyeri, atau tidak nyaman yang dialami oleh mata karena terekspos cahaya. Jika sumber cahayanya berasal dari matahari, kelainan ini disebut heliophobia. Jadi ini adalah semacam penyakit atau kelainan pada fungsi mata, disebabkan karena (misalnya) kerusakan pada retina, sehingga cahaya yang masuk tidak terfilter dengan baik, menyebabkan bagian photoreceptor pada retina mengalami stimulasi berlebihan. Hal inilah yang menyebabkan rasa sakit atau nyeri.

Hampir semua orang tahu tentang drakula. Karakter fiksi yang pertama kali muncul dalam novel Bram Stoker itu selalu digambarkan takut pada cahaya, terutama cahaya matahari. Hal ini berlaku pula pada vampir-vampir di film-film lain. Vampir Lestat (Tom Cruise) dan Louis de Pointe du Lac (Brad Pitt) berpetualang mencari mangsa di malam hari dan tidur di peti mati yang kedap cahaya pada siang hari (film Interview With The Vampire: The Vampire Chronicles). Di film tersebut juga digambarkan vampir Claudia (Kirsten Dunst) kulitnya terbakar dan hangus karena terpapar sinar matahari.

Dalam film The Others, Nicole Kidman memerankan seorang ibu yang sangat protektif terhadap dua orang anaknya. Pintu yang menghubungkan ruangan yang satu ke ruangan yang lain harus selalu dikunci. Untuk membuka pintu berikutnya, pintu yang dilewati sebelumnya harus dikunci dulu. Ia juga tidak mengijinkan gorden di buka pada siang hari. Sehingga rumah itu selalu berada dalam kegelapan, baik siang maupun malam. Cahaya yang dibenarkan adalah cahaya lilin atau cahaya lampu teplok yang temaram. Nicole Kidman tidak ingin anaknya terkena sinar matahari, karena kulit mereka ekstra sensitif. Cahaya matahari sedikit apapun akan menyebabkan kulit mereka terluka atau terbakar. Memang adakah hal-hal seperti itu?

Kerentanan vampir dan drakula, serta kelainan yang dialami oleh anak-anak Nicole Kidman dalam film The Others tersebut didasarkan pada istilah medis yang disebut Xeroderma Pigmentosum (XP), yaitu suatu penyakit atau kelainan bawaan pada kulit yang jarang ditemui, dimana kulit sangat peka terhadap sinar matahari terutama terhadap sinar ultra violet. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan sel untuk meregenarasi jaringan kulit jika terkena sinar ultra violet. Bahkan sinar ultra violet yang berasal dari cahaya matahari dapat memicu kanker kulit yang parah pada penderita XP ini. Gejala-gejala lainnya jika terpapar sinar matahari adalah timbulnya luka bakar yang parah, adanya bintik-bintik merah pada usia muda, kulit sangat kering, dan lidah, bibir, mulut dan mata lebih cepat menua.

Dalam hal ini, apa yang digambarkan dalam sebuah film memang didasarkan pada hal-hal yang nyata, walaupun (sebagaimana jamaknya sebuah film) film tersebut menampilkan kisah fiktif.

Artikel Terkait : Hypnerotomachia Poliphili | Pareidolia | Six Degrees of Separation | Serendipity

Main site : www.ferdiansyah.com

28 Juni 2008

Situs-situs Dari Gotham City

Situs yang beralamat ibelieveinharveydent.com adalah situs pribadi milik ahli hukum Harvey Dent, yang sedang berkampanye menjadi Jaksa Wilayah. Di situ terpampang foto Harvey Dent, yang terlihat mirip aktor Aaron Eckhart. Well, itu memang foto Aaron Eckhart, yang menjadi Harvey Dent dalam film Batman terbaru yang akan dirilis pada 18 Juli nanti. Jika kita familiar dengan kisah Batman, Harvey Dent adalah jaksa wilayah yang kemudian menjadi salah satu musuh besar Batman, si Two Face (lihat film Batman Forever). Dalam film Batman kali ini, musuh utama Batman adalah Joker, yang diperankan oleh mendiang Heath Ledger (Brokeback Mountain, 10 Things I Hate About You, Brothers Grimm). Penampilan Ledger dalam film ini akan penuh kenangan karena ia meninggal tidak lama setelah pengambilan gambar film ini selesai. Pihak berwajib menduga Ledger meninggal karena overdosis.

The Dark Knight adalah film Batman pertama yang pada judulnya tidak mencantumkan kata 'Batman'. Dan inilah kali pertama sebuah film menggunakan strategi viral marketing dengan membuat 34 website, plus 1 website utama yang beralamat di thedarkknight.warnerbros.com (sebagai perbandingan, lihat tulisan saya mengenai killwithmedotcom). Ada situs milik kantor berita Gotham (Gotham Cable News), ada situs milik perusahaan taksi Gotham (gothamcab.com), situs sebuah hotel di Gotham (Gotham Intercontinental Hotel), situs kepolisian, situs bank, surat kabar, jasa keamanan, biro wisata, bahkan situs resep masakan. Warner Bros seolah-olah ingin memberikan kesan yang dalam bahwa Gotham City itu benar-benar ada. Tentu saja hal ini menjadi suatu hal yang luar biasa sekaligus unik, tidak saja di dunia film, juga di dunia internet.

Berikut ini daftar situs-situsnya:
  1. IBelieveinHarveyDent.com
  2. Concerned Citizens for a Better Gotham
  3. ClownTravelAgency.com
  4. TheHaHaHaTimes.com
  5. The Gotham Times
  6. MaidenAvenueReport.com
  7. GothamCableNews.com
  8. DanaWorthington.com
  9. TrustGarcetti.com
  10. CitizensforBatman.org
  11. SaintsWithunsChurch.org
  12. GVAFoundation.org
  13. GPDIAD.com
  14. GothamCab.com
  15. IBelieveinHarveyDentToo.com
  16. JosephCandoloro.com.
  17. GothamElectionBoard.com
  18. GothamCityClerk.com
  19. WhySoSerious.com
  20. RorysDeathKiss.com
  21. Gotham City Rail
  22. Acme Security Systems (Homepage)
  23. Acme Security Systems (Password Site)
  24. We Are The Answer
  25. A Taste for the Theatrical
  26. Gotham Police's Major Crimes Unit
  27. Gotham Police
  28. Kinsly Travel
  29. Gotham City Ferries
  30. Gotham National Bank
  31. Batty's House of Pies
  32. Rossi's Delicatessen
  33. Gotham Intercontinental Hotel
  34. Operation Slipknot (Offshoot site of Gotham Police's Major Crimes Unit)

18 Juni 2008

Kopi Luwak

Oprah Winfrey dan Kopi Luwak
"Kopi Luwak... The rarest beverage in the world," demikian kata Jack Nicholson dalam film The Bucket List. Kopi luwak memang minuman yang paling langka di dunia, dan karenanya merupakan kopi paling mahal. Harganya antara US$120 hingga US$600 per pon (1 pon/pound=0,45kg). Setiap tahunnya, hanya sekitar 1000 pon (450 kg) yang diproduksi, biasanya diekspor ke Amerika dan Jepang. Tentu saja kopi luwak harus dibedakan dengan Kopi Tjap Luwak, karena Kopi Tjap Luwak adalah kopi biasa yang menggunakan merk dagang Tjap Luwak.

Kopi luwak menjadi istimewa karena prosesnya yang unik. Kopinya sendiri berasal dari biji kopi biasa, yang tumbuh di hutan-hutan pedalaman Sumatera. Biji kopi mentah yang masih merah ini kemudian dimakan oleh luwak (asian palm chivet, Paradoxurus hermaphroditus), hewan peloncat yang selain menelan kopi juga memakan serangga, mamalia kecil, reptil kecil, telur dan sarang burung, dan buah-buahan lainnya. Perut luwak tidak bisa mencerna biji kopi mentah tersebut, hingga biji kopi itu, setelah terfermentasi dalam perut luwak, akan dikeluarkan lagi bersama kotoran luwak. Enzim tertentu dalam pencernaan luwak punya andil dalam proses fermentasi ajaib ini, memberikan rasa khas kepada biji kopi tersebut yang kemudian dikumpulkan oleh orang kampung untuk dijual kepada penadah. Kopi inilah yang kemudian diolah, dikemas dan dipasarkan ke luar negeri. Kopi ini menjadi langka karena jumlah luwak saat ini sudah jauh berkurang, karena hewan ini banyak diburu dan dibunuh petani. Apalagi sebagian orang percaya bahwa daging luwak dapat menyembuhkan penyakit.

Tentu saja, karena mahal dan langkanya, hanya orang-orang kaya dan penikmat kopi serius yang sanggup membeli kopi luwak, termasuk Edward Cole, tokoh yang diperankan dengan sangat bagus oleh Jack Nicholson. Edward Cole adalah miliuner yang memiliki jaringan rumah sakit besar di Amerika. Rumah sakit-rumah sakit milik Cole tidak menyediakan kamar pasien yang terdiri atas 1 ranjang. Cole menginginkan jumlah pasien sebanyak-banyaknya, jadi kamar-kamar VIP sekalipun memiliki 2 ranjang pasien. Dan peraturan ini tidak boleh dilanggar karena Cole adalah pengusaha yang teguh menjalankan prinsip. Hingga suatu hari Cole jatuh sakit, dia didiagnosis mengidap kanker serius. Tentu saja Edward Cole kemudian dirawat di salah satu rumah sakitnya sendiri, di kamar dengan dua ranjang. Cole berbagi kamar dengan Carter Chambers, pria kulit hitam dari kelas pekerja yang juga menderita kanker. Mau tak mau, Cole bersahabat dengan Chambers (Morgan Freeman).

Ketika dokter memvonis hidup mereka berdua tinggal beberapa bulan lagi, Chambers menulis sebuah what-to-do list, yang disebut The Bucket List, yaitu daftar hal-hal yang ingin dilakukan sebelum maut menjemput. Cole yang terkesan dengan kepribadian Chambers mengajak Chambers keluar dari rumah sakit dan melakukan hal-hal yang selama ini ia impikan, dari daftar bucket list tadi. Daftar bucket list tersebut berisi keinginan untuk: menyaksikan hal yang paling menakjubkan di dunia, menolong orang asing, mengemudi mobil Shelby Cobra, sky diving, mencium gadis paling cantik di dunia, memiliki tattoo, dan lain-lain. Pada akhir film, semua daftar dalam bucket list berhasil dilakukan.

The Bucket List adalah film yang sangat menyentuh, dengan penjiwaan dan akting yang kuat dari Jack Nicholson dan Morgan Freeman. Nicholson memberikan penampilan terbaik yang sangat menyentuh. Karakter Edward Cole memberi kesan lucu, sedih, keras kepala, marah, tak kenal takut dan bersuara lantang. Freeman tidak kalah menawan aktingnya. Karakter Carter Chambers memberi kesan cerdas, cool, romantis, lucu, dan emosional. Menonton The Bucket List adalah menonton pameran kekuatan akting yang matang dan menawan, didukung oleh skenario apik, dialog yang berisi dan cerdas plus lucu. Ditambah lagi dengan alur cerita yang sangat bagus. Wish list untuk 'mencium gadis paling cantik di dunia' diterjemahkan dengan sangat indah dan mengharukan, sama sekali tidak seperti yang saya pikirkan sebelumnya (mencium Luna Maya, misalnya, atau Nicole Kidman).

Jika ingin menonton film drama kelas satu, The Bucket List lah salah satu pilihannya.

Artikel Terkait: Phitecollobium Jiringa | The Hunt For Mus Musculus | Six Degrees Of Separation

Main site: www.ferdiansyah.com

03 Juni 2008

Gara- Gara Film

"Too Much Movie Will Kill You"
Seperti yang tercantum dalam flash banner di atas, "movie is reflection of life", film juga berpengaruh dalam kehidupan yang manusia jalani (life's influenced by movie, atau sebaliknya movie's influenced by life). Film-film tertentu memberikan inspirasi tertentu pada individu tertentu. Terkadang pengaruhnya baik, terkadang tidak. Film-film yang bertema kekerasan dan seksual akan berpengaruh buruk jika ditonton oleh anak-anak. Sinetron tentang anak sekolahan di TV harus disikapi dengan bijak karena mempertontonkan sifat iri dan dengki pada rekannya sendiri, rebutan pacar dan pamer harta. Timbul kesan seolah-olah pacaran lebih penting daripada belajar, karena sangat sedikit adegan tentang belajar walaupun lokasi shootingnya di sekolah, yang banyak adalah adegan naksir-naksiran, rebutan pacar, pengelompokan (geng-gengan), dan ngambek-ngambekan, kalau tidak marah-marahan.

Anak saya yang cowok (satu-satunya cowok so far), yang bernama Hadi, saya ajak menonton film Finding Nemo pada saat hampir berumur 4 tahun. Itu film pertamanya yang ditonton di bioskop. Film itu menimbulkan kesan yang dalam baginya, tahu sendirilah, film-film Disney (dan Pixar Animation Studio) dikemas dengan apik dan selalu berkesan, bahkan bagi orangtua. Saking berkesannya Finding Nemo bagi anak saya tersebut, hingga sampai hari ini dia tidak mau makan ikan. Padahal sekarang dia sudah kelas 3 SD. Tentu saja berbagai upaya sudah dilakukan untuk membujuknya agar mau makan ikan. Ikannya digoreng tepung, atau dibuat fillet ikan, dan seisi di rumah diwanti-wanti agar tidak membocorkan rahasia, tapi tetap saja dia tau dari baunya. Istri saya selalu mengulang-ulang bahwa robot Aibo dan Asimo dibuat oleh orang Jepang , orang Jepang pintar-pintar karena setiap hari makan ikan, bahkan ikan mentah, dan ikan mengandung protein yang tinggi, bagus buat otak karena mengandung DHA dan Omega3, tapi sama sekali tidak bisa mempengaruhi si kecil. Bukan ikan saja, dia tidak mau makan udang, kepiting, kerang, sotong, pokoknya semua yang hidup di air, baik sungai maupun laut, apalagi akuarium. Padahal dia sama sekali tidak alergi dengan jenis makanan tersebut. Ada yang bisa memberi saran soal ini? Jadi, gara-gara film Finding Nemo, anak saya tidak mau makan ikan.

Hal di atas sebenarnya tidak begitu merepotkan, jika dibandingkan gara-gara film, sebuah nyawa melayang. Masih ingat dengan kasus pembunuhan Naek L. Gomgom Hutagalung yang melibatkan artis sinetron Lidya Pratiwi? Lidya Pratiwi dan pamannya berencana memeras Gomgom dengan meniru plot dalam film Derailed yang dibintangi oleh Jennifer Aniston dan Clive Owen. Plot yang ditiru adalah penjebakan calon korban dalam sebuah kamar hotel. Tidak seperti dalam film di mana si penjahat berhasil memperoleh uangnya dan korbannya hidup hingga akhir film, rencana pemerasan terhadap Gomgom berakhir dengan tewasnya korban dan pelakunya tidak memperoleh apa-apa selain hukuman penjara.

Sebuah film juga mampu membahayakan nyawa seorang presiden. Pada 30 Maret 1981, Presiden Ronald Reagan ditembak di depan Washington Hilton Hotel di Washington, DC. Reagan tertembak di bagian paru-paru, peluru yang lain mengenai satu orang staf Gedung Putih, seorang polisi lokal dan seorang agen Secret Service. Pelaku penembakan adalah John Hinckley, Jr. Setelah penyelidikan lebih lanjut terungkap bahwa motivasi di belakang penembakan tersebut adalah film Taxi Driver, yang dibintangi oleh Robert De Niro dan Jodie Foster. Hinckley terobsesi berat dengan Jodie Foster, dan mengidentifikasikan dirinya dengan karakter Travis Bickle yang diperankan Robert De Niro. Hickley menonton ulang film Taxi Driver sedikitnya 15 kali, dan mulai membayangi Jodie Foster kemanapun aktris itu pergi, bahkan hingga ke kampus Universitas Yale, tempat Foster kuliah. Dia bahkan menulis surat berkali-kali yang ditujukan kepada Jodie Foster, yang isinya menyatakan bahwa ia akan menyelamatkan Foster dan untuk menjadikannya public figure yang setara dengan Foster, ia akan membunuh Presiden, seperti yang diisaratkan dalam film Taxi Driver. Iapun mulai mengikuti dan mengamati kegiatan Presiden saat itu, Jimmy Carter. Rencana tersebut baru ia realisasikan setelah Reagan menjadi Presiden. Penembakan tersebut untungnya tidak memakan korban jiwa, Reagan berhasil diselamatkan. Stafnya menderita kelumpuhan, polisi dan agen Secret Service bisa diselamatkan setelah menjalani operasi darurat untuk mengeluarkan peluru. John Hinckley, Jr. sendiri kemudian dibebaskan dari ancaman hukuman mati dengan dalih bahwa ia gila.

Film lain yang dianggap berbahaya adalah Natural Born Killer yang disutradarai oleh Oliver Stone dan dibintangi oleh Woody Harrelson dan Juliette Lewis. Kisahnya menceritakan tentang pasangan Mickey dan Mallory yang menjadi buronan di penjuru Amerika setelah membunuh tidak saja kerabatnya sendiri, juga membunuh orang-orang lain yang ditemui di jalan, menculik, merampok. Pelarian dan perjalanan mereka disorot oleh media dan anehnya, karena sering muncul di berita, mereka jadi seperti selebriti dan dielu-elukan oleh publik. Film ini menginspirasi Nathan Martinez, 17 tahun, yang mencukur gundul kepalanya dan memakai kacamata warna, mirip tokoh Mickey dalam film tersebut. Martinez kemudian mengendarai mobil ke Salt Lake City, membunuh ibu tiri dan saudara tirinya. Pasangan Ronny Beasley dan Angela Crosby dari negara bagian Georgia menonton film Natural Born Killer sebanyak 9 kali, lalu meniru plot dalam film itu dan bergaya seperti Mickey dan Mallory, untuk kemudian melakukan perampokan, pencurian mobil, penculikan dan bahkan pembunuhan.

Jadi, alangkah berbahayanya sebuah film, jika tidak disikapi dengan bijak.

Artikel Terkait: Serial TV Jadul | The Year Of Living Dangerously

Main site: www.ferdiansyah.com

28 Mei 2008

Laskar Pelangi: The Movie

Novel yang mengharu biru karya pertama dari novelis Andrea Hirata, akan difilmkan oleh Mira Lesmana. Proses pembuatan filmnya bahkan sudah memasuki tahap produksi. Hampir 100% pengambilan gambar akan dilakukan langsung di Pulau Belitung (Belitong), dan merupakan kerja bareng antara rumah produksinya Mira Lesmana, Miles Films, dengan Mizan Cinema Production, B Edutainment dan Iluni UI.

Skenarionya digarap oleh Riri Riza, Salman Aristo dan Mira Lesmana sendiri, setelah berdikusi intensif dengan pengarangnya, si ikal Andrea Hirata. Agar chemistry antara cerita dan pemain muncul natural, para pemainnya sebagian besar adalah anak Belitong asli, yaitu 12 pemain, 10 laskar pelangi dan dua karakter tambahan lainnya. Selain mereka, aktor dan aktris seperti Cut Mini, Tora Sudiro, Slamet Rahardjo dan Alex Komang juga akan dikasting.

Berdasarkan pengalaman, menterjemahkan novel ke layar lebar bukan sesuatu yang mudah. Banyak detil dan fakta yang tidak bisa begitu saja muncul di film, karena bahasa novel adalah bahasa narasi, dan bahasa film adalah bahasa gambar dan dialog. Penggemar novel Harry Potter banyak yang kecewa dengan versi filmnya karena beberapa adegan penting malah tidak ada di film, atau plot nya yang suka berubah. Antony Minghela dengan susah payah mengangkat buku The English Patient ke layar lebar, dan Martin Scorsese pontang panting sewaktu menterjemahkan buku Nicolas Pileggi, The Wise Guy, menjadi film The Goodfellas. Novel John Grisham tentang gugatan clash action terhadap pabrik rokok, diganti dengan gugatan terhadap perusahaan senjata dalam film The Runaway Jury.

Mira Lesmana sendiri sudah mengisyaratkan hal itu, bahwa akan ada perbedaan antara novel dan filmnya. Ada hal-hal yang tidak terdapat di novel namun ada di film, dan ada hal-hal yang tidak terdapat di film, namun ada di novelnya. Salah satu contoh perbedaannya adalah ada tokoh-tokoh tambahan yang tidak terdapat di novel. Menurut Mira, hal ini diperlukan untuk membantu membangun drama yang berkembang di film, karena dalam penulisan skenario ada 'hukum dramanya'. Penambahan tokoh dalam film ini juga berdasarkan riset dan wawancara lanjutan dengan tokoh nyata yang disebutkan di novel, yaitu Bu Mus.

Bagus juga Laskar Pelangi digarap oleh Mira Lesmana, karena dia bukanlah produser kelas opera sabun seperti Ram Pun Jadi (Punjabi, maksud saya), atau produser penjahat seni lain yang keturunan India. Sedikit banyaknya duet Mira Lesmana dan Riri Reza (ingat Petualangan Sherina) punya sentuhan yang bagus dan mereka memiliki idealisme tersendiri. Lagipula, film ini bisa jadi semacam penyegar setelah selama ini bioskop dipenuhi dengan film hantu dan sekuel film hantu, film cinta yang sok 'dalam' padahal pendekatannya dangkal, dan lain-lain. Akhirnya ada juga (lagi) film yang layak ditonton oleh seluruh anggota keluarga, yang bisa menghibur sekaligus mendidik, dan memiliki pesan yang sangat masuk akal (bacalah novelnya). Paling tidak anak-anak memiliki alternatif tontonan daripada setiap hari menonton reality show musik di TV yang--sebenarnya acaranya bagus sih--di panel jurinya selalu ada makhluk jadi-jadian semacam bencong, sehingga cukup membingungkan anak-anak.

Artikel Terkait: Hypnerotomachia Poliphili | Serendipity

Main site: www.ferdiansyah.com