11 Juni 2023

MERAKIT PC GAMING BUDGET 10 JUTAAN

 Mau Bikin PC Game Yang Super Powerful Budget 10Jutaan? 

Banyak yang nanya resep merakit PC Gaming super powerful dengan budget terbatas. Bisa main game berat apapun, apalagi video editing ultraHD. Apalagi buat nonton film resolusi 4K. Komponen baru semua ya, bukan barang bekas. 

Ini resepnya:

1. Casing.

Casing Infinity Poseidon V2 mATX adalah casing dengan airflow yg bagus dan punya clearance untuk CPU cooler sampai 170mm, barangkali mau pasang CPU cooler tipe tower. Harga Rp376,000.

2. Power Supply. 

PSU pakai Superflower Leadex III Pro 650 Watt merek yang juga reputasinya sangat baik di dunia PSU. Harga Rp1,283,000.

3. Motherboard.

Pake ASRock B550M. Harga Rp1,238,000.

4. Processor.

AMD Ryzen 5600 6Core masih cukup mumpuni untuk main game2 terbaru. Performance setara Intel 12400 tapi harga lebih murah. Gak perlu Intel laah. Harga Rp2,198,000.

5. Graphic Processor

GPU pakai RX 6600 8GB DDR Speedster, harga ekonomis performance cukup bagus utk di resolusi 1080p, Horizon Zero Dawn bisa dapat sekitar 80-an fps, AC Oddyssey sekitar 70 fps. Kinclong! Harga Rp2,854,000.

6. RAM 

RAM Adata 16 GB DDR4 RGB XPG 3200. Masih cukup lega untuk penggunaan jaman sekarang baik utk gaming maupun productivity kaya video editing yang butuh RAM besar. Harga Rp780,000

7. Hard Disk

SSD 512 GB merek Adata. Merek yg cukup bagus reputasinya. Kalau mau 1 TB nambah sekitar 400ribuan lagi dari harga ini. Harga Rp488,000.

8. System dan Software.

Win10 atau Win11, Office, game-game download aja dengan crack dan serial key nya di PirateBay. Asal hati-hati dengan malware.🤫 Harga Rp0.

9. Untuk monitor 1080p, keyboard, mouse dan headphone, budget total kira-kira Rp2 jutaan. 

*Harga-harga diambil dari Tokopedia.  

Siapa tau bermanfaat. Thank you. 👌🏽

20 Maret 2023

BECAK IKLAN BIOSKOP


Ini adalah sebuah becak, yang sekitar pukul 4 sore berkeliling di jalan-jalan utama kota Tembilahan, sambil mengiklankan film bioskop yang akan tayang malam itu. Becak ini dilengkapi dengan toa, ada orang di dalam becak sambil cuap-cuap mengumumkan judul film, sinopsis, dan bintang-bintang utama dari film yang diiklankan. 

Di foto ini kebetulan becak tersebut sedang mengiklankan film klasik Arnold Schwarzenegger dan James Belushi, yang berjudul Red Heat sekitaran tahun 1989.

Iklan keliling seperti ini digunakan oleh Bioskop Indra, bioskop theater yang dulu ada di Jalan Jenderal Sudirman di Tembilahan. (Kira-kira letaknya di samping Plaza Gemilang, dulu hanya disebut "Pasar Bertingkat"). Ada satu lagi bioskop misbar di daerah Tembilahan Hulu yang dikelola oleh angkatan darat, namanya Bioskop Taman Hiburan Kartika. 

Bioskop Indra sendiri memiliki layar lebar yang mengesankan, dan sound systemnya juga lumayan. Ada 3 kelas tiket kalau tidak salah, yaitu kelas kambing (lantai bawah paling depan dengan kursi kayu), lalu kelas loge seat (dari bahasa Belanda, dibaca 'lose', dengan kursi  lumayan empuk) di arah belakang, lalu kelas paling mahal yaitu balkon, terletak di lantai dua.

Harga tiketnya pada zaman itu adalah berkisar antara Rp250,- hingga Rp700,- , tergantung kepopuleran film yang diputar. Jaman itu kebetulan memang jamannya film one man hero dengan aktor yang berotot, sehingga film-filmnya Arnold Schwarzenegger, Sylvester Stallone, Jean Claude Van Damme, Dolph Lundgrend, Barry Prima, George Rudy menjadi sangat populer dan tiketnya dijual semahal mungkin. Film-film genre silat semacam Jaka Sembung dan Si Buta Dari Goa Hantu juga sangat populer waktu itu. Juga film-filmnya Chen Lung, alias Jacky Chan yang berantemnya lucu kalo lagi mabok nenggak arak satu kendi. 

Di sekitaran bioksop ada tukang catut. Tukang catut ini kerjaannya memborong tiket banyak-banyak, lalu dijual dengan harga lebih mahal kepada orang-orang yang kebelet nonton, namun kehabisan tiket ataupun kehabisan seat yang diinginkan. Di sekitar bioskop juga marak pedagang asongan yang menjual kacang goreng, kacang asin, tisu cologne, dan permen pagoda pastilles. 

Meskipun pada masa itu rental kaset video dengan format Betamax sudah mulai marak, namun orang tetap datang ke bioskop. Karena gambar dan suaranya lebih bagus, dan film-film baru belum ada kaset videonya. Lagian mutu gambar dan suara di kaset-kaset Betamax tidak begitu bagus seperti DVD dan Bluray sekarang, gambarnya sekelas VGA dan dialognya sering tidak sinkron. Orangnya sudah mengatupkan mulut tapi dialognya masih terdengar.  Baru pada jaman munculnya laser disc dan kemudian diikuti oleh VCD, bioskop-bioskop tunggal mulai bangkrut dan tutup. Yang bertahan adalah franchisenya Studio 21.

Nah, jaman itu pada jam 4 sore di Kota Tembilahan, akan ada iklan bioskop keliling, dan juga akan ada seseorang membawa nampan di atas kepala, berkeliling kota sambil meneriakkan nama-nama kue seperti amparan tatak, paparik, kue lapis, dan lain-lain. Siapakah itu? Al Fatihah buat beliau.


13 Maret 2023

MAGIC MUSHROOM

Waktu masih bekerja di Bali dulu, ada suatu hari di mana saya dan dua rekan berniat mencoba magic mushroom. Waktu itu tahun 2011, magic mushroom dijual bebas di gang-gang dan tepi jalan di Bali. Dulu saya sering melihat papan iklan kecil di tepi jalan, yang isinya dalam bahasa Inggris menyatakan hal-hal seperti: "We Sell Magic Mushroom", atau "Have A Lovely Dream with Magic Mushroom".

Intinya waktu itu saya berkesimpulan bahwa magic mushroom masih merupakan hal yang legal, terbukti dengan banyaknya iklan-iklan di sepanjang jalan di Legian dan Kuta, dan lebih banyak lagi di gang-gang seperti Poppies Lane. Artinya magic mushroom adalah komoditi yang tidak saja dijual bebas, mengkonsumsinya pun tidak melanggar hukum. 

Jadi pergilah kami ke Jalan Legian yang terkenal itu. Tak jauh dari Monumen Peringatan Bom Bali (Ground Zero) ada perempatan menuju Poppies Lane II, kami bertiga masuk ke gang tersebut. Seperti biasa di kiri kanan terdapat toko-toko yang menjual souvenir, resto-resto kecil, dan lain-lain. Di depan salah satu warung makan kami menemukan papan iklan itu. Segera kami menghubungi penjaga warung dan menanyakan magic mushroom. Harganya Rp 25 ribu per satu porsi. Kami membeli tiga untuk dikonsumsi langsung, tapi mesti dicampur dengan makanan dan minuman tertentu. Toto (bukan nama sebenarnya, teman dari Jakarta) minta dicampur dengan mie goreng, Ni Wayan (cewek, orang Bali asli) minta dicampur dengan Fanta. Sayapun mengikuti ide Wayan, magic mushroomnya dicampur dengan Fanta biar lebih praktis dan langsung diminum. 

Setelah mengkonsumsi barang laknat tersebut, kami memutuskan berjalan kaki ke arah pantai Kuta melewati Poppies Lane II. Sepanjang jalan saya belum merasakan efek apapun. Setelah lewat setengah jam saya mulai merasakan efeknya. Mula-mula langit terlihat berubah warna, yang tadinya biru perlahan-lahan menjadi hijau, lalu kecoklatan, lalu tiba-tiba ada corak mirip batik di langit. Ya benar, langitnya bermotif batik seperti batik parang rusak dan gambar-gambar terong, lalu berubah jadi ungu. Melihat itu saya tertawa ngakak, dan memanggil Toto dan Wayan, menunjuk-nunjuk ke langit. Kedua rekan saya bingung melihat saya dan langit, sepertinya mereka belum mendapatkan efeknya. 

Lalu anehnya, saya lihat orang-orang bergerak lambat. Seperti slow motion di film-film gitu. Atau seperti sloth atau kukang di film kartun Zootopia. Saya ngakak sejadi-jadinya melihat semua orang terlihat lambat begitu. Saya lihat Toto, dan saya ngakak lagi. Rahang Toto jatuh ke lehernya, mulutnya melar ke bawah. Kemudian saya lihat tangan saya tiba-tiba memanjang, menjuntai ke bawah seperti permen karet. Sayapun ngakak.

"Hey bro, kenapa tangan saya seperti Mr. Fantastic di komik Fantastic Four? Hahahahaha..."

Pada saat Toto dan Wayan memandang saya, merekapun tertawa gelak-gelak. Menurut Toto saya berjalan meloncat-loncat seperti astronot di bulan, padahal saya tidak merasa demikian. Saya merasa leher saya memanjang, dan tiap kali saya berjalan, kepala saya tertinggal sekitar dua meter di belakang karena leher panjang tersebut. Alhasil saya harus berhenti tiap sebentar agar kepala saya bisa menyusul. Begitu kepala saya berada di atas badan, saya berjalan lagi, dan kepala saya tertinggal lagi, jadi saya harus berjalan pelan-pelan. 

Waktu itu kemungkinan kami sampai di Jalan Pantai Kuta. Di seberang jalan ada tembok panjang yang menutupi pemandangan ke pantai. Saya waktu itu sempat mikir bagaimana cara kami pulang. Kami bertiga sudah terkena efek magic mushroom. 

Tiba-tiba saya lihat Wayan menarik tangan kami berdua. "Ayo kabur!!" katanya. Saat ditarik Wayan, tangan saya tentu melar lebih panjang, dan saya tertinggal di belakang, sementara Wayan dan Toto tiga atau empat meter di depan. Tetap saja mereka bergerak seperti slow motion. Saya bertanya ada apa? Rupanya Wayan baru saja melihat T-Rex yang berjalan ke arah kami. Bayangkan, ada dinosaurus predator di Jalan Pantai Kuta. 

Setelah merasa aman, kami duduk-duduk di depan Circle K, itupun dengan susah payah. Tiba-tiba Toto berdiri, lalu berjalan slow motion ke sudut halaman, tak jauh dari trotoar. Dia berdiri mematung di situ. Lamaaaaaa banget. Setengah sadar saya berteriak," Toto, kamu ngapain di situ?"

"Aku kan tiang bendera. Tapi udah nunggu lama, belum ada yang pasang bendera niiih." Hahahahaaha. Wayan pun beranjak dengan cara slow motion juga. Akhirnya ia sampai di depan Toto, dan berlagak memasang dan menaikkan bendera. Toto ngakak kesenangan karena sudah berhasil menjadi tiang bendera. Lama setelah itu mereka kembali duduk. 

Sementara itu langit berubah warna lagi, kali ini berwarna-warni seperti lukisan abstrak. Orang-orang masih bergerak slow motion. Tiba-tiba Wayan memegang tanganku. Dia seperti ketakutan. "T-Rex lewat! T-Rex lewat,"katanya kuatir. Kami tidak bergeming, kemudian Wayan tenang kembali. Ternyata T-Rex hanya lewat.

Entah kenapa Wayan kemudian berhasil memanggil taksi. Saya tak ingat bagaimana, tiba-tiba kami sudah di dalam taksi menuju rumah Wayan. Sepanjang perjalanan di taksi, Toto membuka jendela kaca mobil dan menjulurkan lidahnya ke orang-orang di pinggir jalan. Saya dan Wayan udah mulai merasa normal.

Tapi ternyata efek magic mushroom masih ada. Entah kenapa, pendengaran kami lebih tajam. Bunyi air keran menetes di kamar mandi terasa keras. Kami tertawa ngakak hanya karena mendengar bunyi keran, bunyi pintu, dan bunyi angin menggerakkan gorden. Pokoknya begitu ada suara atau bunyi sekecil apapun, kami lantas tertawa ngakak. Terus ada beberapa lama kami kehilangan Toto. Dicari ke sana kemari di dalam rumah tidak ketemu. Akhirnya Wayan menemukannya sedang merapat di balik pintu. Rupanya Toto merasa dia adalah gantungan baju, dan sedang menunggu seseorang menggantungkan baju ke tubuhnya. 

Setelah enam jam, efek magic mushroom sudah mulai berkurang. Kami bertiga bengong beberapa lama, sampai Wayan nyelutuk bilang bahwa dia lapar. Saya sendiri mengantuk parah, lalu ketiduran. 

Saat ini, magic mushroom masuk dalam kategori Narkotika Golongan I dalam UU Narkotika No.35. Tapi semua orang sebenarnya bisa mendapatkannya. Magic mushroom atau Psilocybin Mushrooms adalah sejenis jamur yang mengandung zat aktif bernama psilosibina yang bisa menimbulkan efek halusinasi tingkat tinggi sesuai dengan situasi psikologis saat mengonsumsinya. Orang yang mengonsumsi magic mushrom ini bisa mengalami efek berupa bingung, halusinasi, panik, psikosis dan ketidakmampuan membedakan fantasi dari kenyataan.

Saya bersumpah tidak akan mengkonsumsinya lagi.

Apple Developer Academy Di Batam

 


(Di bagian bawah tulisan ini ada link untuk mendaftar di Apple Developer Academy batch ke 3 untuk tahun 2024)

Beberapa malam yang lalu Mas Hadi pulang dengan ransel yang terlihat berat. Dia mendatangi saya di kamar, lalu dari dalam tas ranselnya dia mengeluarkan satu buah laptop Macbook Pro M2, kemudian satu unit Apple Watch 8, lalu satu unit iPhone 14. Sambil senyum-senyum, dia mengatakan bahwa per tanggal 6 Maret, dia akan menjadi pelajar sekaligus magang di Apple Developer Academy di Nongsa Digital Park. Hadi lalu menunjukkan badge-nya yang dikeluarkan oleh Apple Developer Academy yang bekerjasama dengan Infinite Learning. 

Lalu bagaimana pekerjaannya sebagai Business Analyst di OnebyOne Logistical yang ditekuninya selama setahun terakhir? Ternyata dia mendapatkan dispensasi dari atasannya untuk dapat bekerja setengah hari dalam 5 hari kerja. Jadi pengaturannya begini: Dari jam 07.00 wib sampai dengan jam 12.00 tengah hari dia bekerja untuk OnebyOne Logistical, bisa dari rumah maupun dari kantornya di Gedung Graha Pena Batam Center. Tentu saja ada konsekuensinya, gajinya bakalan dipotong separuh. Kemudian pukul 13.00 hingga 18.00 dia harus sudah berada di Gedung Apple Developer Academy yang berada di kawasan Nongsa Digital Park, di daerah berhutan ujung di Nongsa sana. 

OnebyOne Data Products sendiri sebuah perusahaan startup yang menyediakan layanan logistik dengan memanfaatkan pengembangan aplikasi dan integrasi sistem dari multiplatform. ( www.onebyone.io) . Dia dulu mendapatkan pekerjaan itu sekembalinya dari Jepang, karena klien utamanya adalah perusahaan-perusahaan Jepang seperti Matsushita, Yanmar, Rakuten dan lain-lain

Nah, Apple Developer Academy adalah sebuah akademi yang didirikan dengan tujuan untuk mempelajari pembuatan dan pengembangan software yang telah dibuat oleh Apple sehingga para lulusan dari akademi ini dapat menjadi profesional developer. Saat ini hanya ada 4 negara yang terdapat Apple Developer Academy, yaitu Brazil, Italia, India dan Indonesia. Di Indonesia sendiri, hanya ada 3 Apple Academy, yaitu yang di Universitas Ciputra Surabaya, dan di BINUS yang ada di Tangerang, dan terakhir di Infinite Learning di Batam.

Mas Hadi selain diberikan idevice seperti iWatch, Macbook dan iPhone seri terbaru, juga akan mendapat gaji dari Apple Developer Academy. Makanya dia rela dan ikhlas mengorbankan pekerjaan dan gajinya setengah, karena setengah lagi akan dibayarkan oleh Apple. Selama di Apple Developer Academy, para peserta akan dibimbing oleh para mentor untuk membuat sebuah aplikasi yang mampu memberikan solusi bagi seluruh permasalahan yang ada di tengah masyarakat, tentu saja dengan platform yang bekerja di iOS, Macbook dan idevice lainnya.  Agar para peserta benar-benar membuat sebuah aplikasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, Apple Developer Academy membuat sebuah program yang diberi nama Challenge-Based Learning (CBL), bukan BCL atau Bunga Citra Lestari ya?

Program ini memberikan tantangan kepada para peserta academy untuk selanjutnya dijadikan dasar pembuatan aplikasi. Meski begitu, para peserta academy tidak akan bekerja sendiri-sendiri melainkan secara berkelompok (teamwork). Jadi tidak berkutat membuat coding saja sendirian, melainkan juga ada diskusi, permainan, field trip dan lain-lain. 

Academy ini hanya berjalan selama 9 bulan, lalu pesertanya akan diwisuda. Peserta akan memiliki sertifikasi/ijazah langka yang banyak diburu dan diminati, karena skill yang dimiliki akan mampu mengelola web system development, Progressive Web App (PWA), Mobile App Development, dan Digital Marketing, pekerjaan masa depan yang tentu saja berkait erat dengan teknologi, internet, dan artificial intelligent (kecerdasan buatan), yang nantinya bakalan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari (bahkan sekarangpun, internet dan AI sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari). 

Berikut keuntungannya mengikuti program di Apple Developer Academy:

1. Berkonsep scholarship-internship, membuat Anda tidak perlu lagi untuk mengeluarkan uang saat melakukan pendaftaran untuk mengikuti program ini. Justru, Anda akan mendapatkan allowance (semacam gaji/income) dari Apple selama mengikuti program ini.

2. Para peserta juga akan mendapatkan fasilitas penunjang untuk mengembangkan aplikasi berbasis iOS, seperti iPhone dan MacBook. Selain itu, dengan mengikuti academy ini, Anda juga bisa mendapatkan fasilitas lain, seperti Apple Watch serta perangkat Apple lainnya jika memang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi yang ingin dibuat.

3. Setelah berhasil membuat aplikasi, maka secara otomatis Anda akan langsung mendapatkan hak cipta aplikasi (Intellectual Property/ IP) secara utuh tanpa memberikan royalti kepada Apple. Hal ini tentu akan membuat Anda dapat mencantumkan nama Anda pada aplikasi tersebut di portfolio Anda.

4. Pada akhir program academy, terdapat sebuah ajang bernama Talent Spark, yaitu suatu ajang dimana Apple Developer Academy akan mempertemukan para peserta academy dengan beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan Apple sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi sebuah proses rekrutmen.

5. Anda juga akan memperoleh kesempatan untuk mengikuti acara tahunan dari Apple yang bernama WWDC (Worldwide Developer Conference). Di sini, Anda akan mendapatkan banyak training lanjutan, termasuk mendapatkan training langsung di kantor pusat Apple.

6. Dengan menjadi peserta Apple Developer Academy, Anda akan dibentuk menjadi seorang profesional developer yang mempunyai banyak kemampuan, seperti teknologi, bisnis, desain, dan berkomunikasi di antara sesama tim.

7. Menjadi peserta Apple Developer Academy, tentu akan membuat Anda mempunyai koneksi atau jaringan yang cukup banyak bahkan hingga ke dunia internasional. Hal ini tentu akan membuat Anda mempunyai banyak relasi saat melamar sebuah pekerjaan atau berbisnis.

Saat ini Apple Developer Academy yang di Nongsa Batam per tanggal 6 Maret 2023 akan menjalankan program magang batch yang ke dua. Batch berikutnya untuk tahun 2024 sudah dibuka lowongannya. Bagi yang tertarik bisa mengklik link ini:

https://apply.developeracademy.infinitelearning.id/register

15 September 2022

Orang Pendek

Jangan salah paham, yang dimaksud dengan Orang Pendek di sini bukanlah orang dengan tinggi di bawah rata-rata, tapi mengacu pada makhluk kriptid yang mendiami kawasan hutan-hutan di Kerinci, Jambi. Penampakan Orang Pendek ini banyak dilaporkan sejak lebih dari 1 abad terakhir oleh suku terasing yang tinggal di hutan, penduduk kampung di sekitar hutan, kolonis Belanda, juga oleh penjelajah dan ilmuwan Barat. Menurut para saksi, binatang ini merupakan primata bergerak yang hidup di tanah dan ditutupi oleh bulu pendek dan memiliki tinggi sekitar 80 cm, tidak lebih 1 meter.

Di sejumlah daerah di Indonesia banyak beredar informasi penampakan tentang orang pendek dengan nama lokal masing-masing. Pada daerah Kerinci, Provinsi Jambi, orang mengenalnya dengan sebutan uhang pandak, digambarkan setinggi 4-5 kaki namun bertubuh kokoh dengan bahu lebar serta lengan berotot panjang. Banyak laporan penampakan bahwa makhluk ini berjalan tegak seperti manusia. Tubuhnya ditutupi dengan rambut gelap ataupun bercorak madu, serta bisa jadi mempunyai rambut panjang. Di daerah Indragiri Hulu makhluk ini disebut Bandan, digambarkan jalannya terbalik dengan tumit di depan. Di Bengkulu makhluk ini disebut Sebaba, ada juga yang menyebutnya Sengguguh. 

Belum pernah ada dokumentasi yang jelas tentang Orang Pendek ini, sehingga sejak dulu makhluk ini belum berhasil difoto ataupun divideokan, disebutkan bahwa makhluk ini bersifat pemalu, dan bisa memanjat dan berjalan dengan sangat cepat, sehingga banyak saksi yang melihatnya hanya sekilas, tak lebih dari beberapa detik. Namun menurut penduduk asli Suku Anak Dalam, yang juga dikenal sebagai Orang Kubu, Orang Batin Sembilan, ataupun Orang Rimba, yang hidupnya nomaden di perbatasan dan sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat di Jambi, keberadaan Orang Pendek sudah diakui sejak berabad-abad dan menjadi bagian dari kehidupan mereka di hutan. 

Orang-orang Belanda yang mendiami wilayah tersebut di awal abad ke 20, memberikan informasi yang cukup detil mengenai keberadaan Orang Pendek tersebut. Salah satu laporan dari Mr. Van Heerwarden, mengatakan bahwa:

"Saya berjumpa dengan makhluk gelap dan berbulu di dahan sebuah pohon. Makhluk ini juga berbulu di bagian depan, dengan warna yang lebih muda dari bagian punggungnya. Rambut hitam di bagian kepalanya jatuh hingga ke bahu, bahkan hingga ke pinggang. Pada saat berdiri, panjang kedua lengannya berada sedikit di atas lutut, namun kakinya terlihat lebih pendek. Saya tidak sempat melihat kakinya secara jelas. Wajahnya tidak terlihat jelek, dan sama sekali tidak seperti kera."

Dr. W.G. Wheatcroft, ahli antropogi budaya secara khusus merangkum cerita orang pendek dalam artikel berjudul “Orang Pendek, The Little Bipedal Hominid of Sumatra [2018]” yang dimuat di portal bigfootencounters.com. Pada jurnal itu, Wheatcroft merinci catatan pencarian orang pendek sejak abad ke-20.

Salah satu kesaksian yang menguatkan Wheatcroft adalah Aripin, seorang penjaga hutan TNKS yang mengaku melihat orang pendek ketika berpatroli di wilayah Sungai Penuh, Gunung Kerinci pada 2001. Pengakuan Aripin, ia melihat orang pendek dari sisi belakang, warnanya cokelat tua, namun ketika makhluk itu sadar diperhatikan dia segera masuk semak belukar.

Wheatcroft juga mencatat kesaksian Debbie Martyr, konservasionis satwa liar yang banyak melakukan penelitian di TNKS. Debbie mengaku, pernah tiga kali bertemu orang pendek selama 18 tahun terakhir, bermula pada Juli 1989, di tahun itu melihat orang pendek dua kali. Selanjutnya pada 30 September 1994.

“Ia berjalan lurus melintasi lembah yang jaraknya tiga puluh meter; sangat dekat dan sangat jelas!” kata Debbie dikutip oleh Wheatcroft. “Ia tampak primata yang sangat kekar, berjalan dari semak. ”Ketika melihat orang pendek itu, kata Debbie, ia sadar betul sedang melihat makhluk yang tidak pernah ia lihat di buku, begitu juga di film, atau di kebun binatang yang pernah ia kunjungi. “Saya lihat ia bergerak cepat secara bipedal dan berusaha untuk tidak terlihat, saya bersembunyi, melihat lembah yang dangkal. Sedang primata bipedal non-manusia itu berjalan di depan. Saya memegang kamera saat itu, namun jatuh karena sangat terkejut.”

Dua penjelajah dari Inggris, yaitu Adam Davies dan Andrew Sanderson pada 2001 melakukan perjalan ke Danau Gunung Tujuh dan Hutan Kerinci. Pada perjalanan itu, mereka mengabadikan sebuah telapak dengan cetakan gips. Telapak kaki itu diduga milik orang pendek karena tidak biasa. Telapak itu seolah-olah jempol kaki secara struktural muncul dari sisi kaki, sekitar tiga perempat dari jarak tumit ke jari depan. “Orang pendek ini sangat tertutup, mereka selalu saja bersembunyi. Kemungkinan juga secara biologis mereka pada waktunya akan diklasifisikan dalam genus homo, bersama dengan manusia yang hidup, homo sapiens,” tulis Wheatcroft. “Berdasarkan penelitian hominid [primate], saya berpendapat orang pendek adalah hominid yang cerdas, sensitif, cenderung sadar diri, berjalan tegak dan mereka bukan kera [pongidae].”

Dmitri Bayanov, ahli hominologi asal Rusia dalam artikelnya “Some Thoughts Regarding Dr. Wilson Wheatcroft’s Overview of Orang Pendek Evidence” mendukung pernyataan Wheatcroft bahwa orang pendek adalah hominid, bukan kera, karena ia bipedal. “Mungkin tampak kontroversial bagi pembaca mana pun,” tulis Bayanov. Sebagai ahli biologi evolusioner dan genetika, Dmitri Bayanov mengatakan referensi yang paling relevan ketika berdiskusi tentang orang pendek adalah karya “Historiae Naturalis et Medicae Indiae Orintalis” oleh Jacob De Bondt atau Jacobus Bontius [1592-1631], seorang dokter Belanda yang datang ke Batavia [Jakarta] pada 1826 hingga kematiannya.

Cetakan kaki yang diduga milik orang pendek yang ditemukan Dally Sandradiputra di hutan Kerinci, Sumatera. Foto: Dok. Dally Sandradiputra

Kesaksian lainnya dari Huzein Alrais: "Di tempat saya Tanggamus Lampung sering disebut gugu mempunyai tapak kaki terbalik.. beberapa kali nampak diantara hutan dan kebon kopi saat mendekati magrib .. adakalanya mau membongkar umbulan/gubuk yang dekat dengan hutan .. suaranya hanya bunyi U terdengar singkat dan jelas badan pendek sangat kekar mampu menggeser satu galung kayu hutan yang mau di potong."

Banyak lagi kesaksian lainnya dari para pekerja hutan, penebang pohon, driver bulldoser. Kawasan terlihatnya Orang Pendek ini di hutan mulai dari bagian selatan Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu hingga Lampung. Rata-rata menggambarkan posisi kaki terbalik, berjalan tegak, tinggi tak lebih dari 1 meter, menyukai ikan dan dapat kabur dengan cepat. Ada juga kesaksian yang mengatakan jika Orang Pendek kepergok, makhluk itu akan mengumpat dan marah-marah sebelum menghilang. 

Pada tahun 2017, beberapa pengendara motor trail sempat merekam makhluk aneh yang mereka temui di jalur setapak di hutan yang di duga di Aceh. Banyak yang menganggap mereka bertemu dengan Orang Pendek, namun banyak juga yang menganggap ini suku terasing yang berbeda. Berikut videonya:


Semoga suatu waktu Orang Pendek ini berhasil didokumentasikan dengan baik, menambah daftar species yang masuk entah dalam keluarga primata, ataupun keluarga homo. Yang jelas bukan Homo Sapiens. 

13 September 2022

Pembunuhan Seorang Waiter Hotel Hilton


Kejadiannya di malam tahun baru, pergantian tahun 2004 ke 2005. Sekitar pukul 4 pagi seorang waiter yang bernama Rudy Natong yang bekerja di Fluid Lounge di Hotel Hilton (sekarang Hotel Sultan) menagih bill pada seorang wanita bernama Novia Herdiana. Bersama Novia Herdiana yang juga dipanggil Tinul, ada seorang laki-laki. Ada masalah dengan kartu kredit milik Novia, sehingga waiter Rudy Natong mengusulkan agar pembayaran bill dilakukan cash. Selang beberapa saat, laki-laki yang bersama Novia mengeluarkan pistol revolver kaliber 22 mm, dan menembak Rudy Natong di bagian kepala. 

Laki-laki yang sama juga pernah menambak keponakan musisi rock Ahmad Albar dan Camelia Malik pada bulan Oktober 2004.

Siapa laki-laki tersebut, dan apa hubungannya dengan aktris Dian Sastro Wardoyo? Dan di mana laki-laki tersebut sekarang?

Dia adalah Adiguna Sutowo, anak dari Ibnu Sutowo, seorang jenderal korup yang dipercaya Soeharto untuk memimpin Pertamina. Memimpin Pertamina dari tahun 1957 hingga 1976, saat kesalahan manajemen yang korup telah memungkinkan Ibnu Sutowo mengumpulkan kekayaan keluarga yang sangat besar dan hampir membuat perusahaan bangkrut, meskipun terjadi ledakan minyak global pada tahun 1970-an.

Adiguna Sutowo sendiri merupakan anak paling bungsu. Pada Oktober 2004, Adiguna mengancam akan membunuh David Reynaldo Titawono (saat itu 22), keponakan musisi rock Achmad Albar dan penyanyi Camelia Malik. Insiden tersebut terjadi di Kemang, Jakarta Selatan, dilaporkan di properti pemilik waralaba KFC Indonesia Ricardo Gelael, yang merupakan suami dari mantan istri Achmad Albar, Rini S. Bono. Adiguna, yang ditemani oleh pengawalnya, menembak David melalui atau dekat telinganya. Setelah kejadian tersebut, polisi mencabut izin senjata api Adiguna dan menyita senjata api yang menembakkan peluru karet. Ricardo Gelael tidak melaporkan kejadian tersebut ke polisi, namun keluarga Achmad Albar yang melaporkannya. Adiguna dan Ricardo kemudian diperiksa di Polda Metro Jaya, namun kasus tersebut kemudian diselesaikan oleh kedua keluarga dan pihak keluarga Achmad Albar mencabut laporan polisi tersebut.

Beberapa bulan kemudian, tepatnya dinihari tanggal 1 Januari 2005, setelah merayakan tahun baru, Adiguna bersama Novia Herdiana alias Tinul minum-minum di bar Fluid Lounge Hotel Hilton. Tinul memesan vodka tonik untuk Adiguna dan leci martini untuk dirinya sendiri. Dia bertanya kepada waiter yang bernama Rudy Natong apakah minuman itu bisa dibebankan ke kamarnya. Rudy mengatakan itu tidak mungkin, maka Tinul melunasi tab Rp150.000 dengan kartu Visa HSBC miliknya.

Adiguna kemudian memesan lagi dua minuman yang sama dan berusaha untuk membayar dengan kartu debit BCA . Rudy mengambil kartu tersebut dan bertanya kepada kasir Hari Suprasto apakah bisa digunakan. Hari menjawab mesin tidak tersedia. Rudy kemudian mengembalikan kartu tersebut kepada Tinul, yang kemudian diberikan kepada Adiguna. 

Rudy menjelaskan, kartu tersebut tidak dapat diterima karena bar tersebut tidak memiliki mesin yang dapat memprosesnya. Penolakan itu membuat Tinul kesal. “Apa kau tidak tahu siapa dia? Dia pemegang saham terbesar hotel ini! ” katanya, menunjuk ke arah Adiguna, yang duduk di sebelahnya.

Ponco Sutowo, saudara kandung Adiguna saat itu memang menguasai saham terbesar Hotel Hilton, di mana kawasan di situ memang dikelola oleh perusahaan milik keluarga Sutowo. 


Kemudian Adiguna ikut marah. "Dia bertanya kenapa..., kenapa. Gue tembak juga lu," katanya. Adiguna lalu mengeluarkan  pistol kaliber Smith & Wesson .22 dari pinggangnya, dan menempelkannya di jidat Rudy. Rudy, yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Karno, tersenyum kecut. Dia mengira si tamu bercanda. Lalu terdengar suara klik dua kali, dan dor,  Rudy terkapar. Kepalanya berlubang. Dua bartender, Daniel dan Cut Nina, yang berada di sampingnya berusaha menolong. Pemuda Flores ini akhirnya tewas di rumah sakit.

Adiguna kemudian menyeka gagang senjata, menyerahkan pistol kepada disc jockey Werner Saferna alias Wewen, yang berdiri sekitar satu meter jauhnya. Adiguna kemudian meninggalkan klub.

Polda Metro Jaya menetapkan Adiguna sebagai tersangka. Kamar hotelnya, Kamar 1564, berisi 19 peluru jenis yang sama yang telah membunuh Rudy. Peluru itu disembunyikan di toilet. Laporan media, mengutip temuan awal polisi, berdasarkan tes urine, mengatakan Adiguna telah mengkonsumsi metamfetamin dan alkohol pada saat pembunuhan itu.

Meskipun penembakan tersebut disaksikan banyak orang, di tengah suara musik yang keras dan hiruk pikuk, Adiguna membantah menembak Rudy. Dia mengatakan kepada polisi bahwa dia hanya melewati Fluid Club untuk mencari kerabatnya. Dia membantah duduk di bar. Dia membantah berbicara dengan Tinul. Dia membantah membawa pistol. Dia mengaku telah membantu menggendong Rudy, yang menyebabkan darah mengucur di bajunya. Namun, pengacaranya mengatakan darah di baju itu berasal dari Adiguna dan bukan dari Rudy.

DJ Wewen yang telah menerima senjata pembunuh dari Adiguna, menyimpan pistolnya di rumahnya selama lima hari sebelum menyerahkannya kepada polisi dan memberikan pernyataan. 

Pemeriksaan balistik polisi menemukan kecocokan antara pistol dengan peluru yang ditembakkan ke kepala Rudy. Kepala Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Suyitno Landung Sudjono pada Januari 2005 mengatakan sampel darah dan urin Adiguna positif mengandung obat-obatan terlarang: sabu dan fenmetrazin. Pengacaranya membantah Adiguna menggunakan narkotika. 

Pada awal Februari 2005, polisi mengatakan mereka masih mengumpulkan bukti dan menunggu hasil untuk menuntut Adiguna dengan pelanggaran narkotika, terpisah dari tuduhan pembunuhan dan senjata api. Polisi kemudian mengklaim bahwa tes berikutnya pada kuku dan sampel rambut Adiguna negatif, sehingga tuduhan narkoba ditarik. Kepala Detektif Polisi Suyitno Landung, yang kemudian dipenjara karena menerima suap dari keluarga Sutowo, menolak menjelaskan mengapa hasil tes darah dan urine berbeda.

Korban berusia 25 tahun, Rudy Natong, berasal dari keluarga berpenghasilan rendah di pulau Flores di provinsi Nusa Tenggara Timur dan telah bekerja paruh waktu di Hilton untuk mendukung studi hukumnya di Universitas Bung Karno Jakarta. Dia juga menghidupi kedua adiknya. Ia dijadwalkan lulus tahun 2005. Orangtuanya semula diberi tahu bahwa ia ditembak mati dalam protes terhadap kenaikan harga BBM di Jakarta.

Sebelum persidangan Adiguna dimulai, saudara laki-lakinya Pontjo Sutowo melakukan perjalanan ke Flores, di mana ia menghadiahi keluarga Rudy dengan isyarat belasungkawa tradisional berupa kepala sapi. Dia juga menyerahkan sejumlah uang yang dirahasiakan. Ayah Rudy menulis surat, kemudian dibawa ke pengadilan, meminta hakim memberikan hukuman yang ringan kepada Adiguna Sutowo.

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, menjatuhkan vonis tujuh tahun penjara bagi Adiguna Sutowo. Maaf dari keluarga korban dianggap meringankan hukuman.Majelis hakim menyatakan, Adiguna terbukti membunuh Johannes Chaerudy Natong alias Rudy di Fluid Bar, Hotel Hilton, Jakarta pada 1 Januari 2005. Karena itu, Adiguna dinyatakan terbukti melanggar pasal 338 KUHP dan pasal 1 ayat 1 UU nomor 12 tahun 1951. Putusan majelis hakim yang dipimpin Lilik Mulyadi ini lebih ringan daripada tuntutan jaksa, yang meminta hakim menghukum terdakwa seumur hidup. Majelis menganggap, sikap keluarga korban yang sudah memaafkan terdakwa sebagai hal yang meringankan. Terdakwa juga diringankan karena "merupakan tokoh publik, sopan dalam persidangan, masih muda, dan merupakan kepala keluarga yang di kemudian hari bisa menjadi panutan keluarga, serta belum pernah dihukum.

Setelah ditangkap, Adiguna awalnya ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Dia kemudian dipindahkan ke penjara Salemba Jakarta, di mana dia tinggal di Blok K, yang disebut sebagai "sayap eksekutif". Narapidana terkenal lainnya di Blok K pada saat itu termasuk Gubernur Aceh Abdullah Puteh dan taipan Partai Golkar Nurdin Halid.

Pengacara Amir Karyatim mengatakan Adiguna bisa tertawa di dalam penjara Salemba dan bisa memesan kopi dari Starbucks dan nasi padang.

Adiguna kemudian dibebaskan dua tahun kemudian. Mirip bukan dengan Jaksa Pinangki, yang hanya dibui dua tahun padahal divonis 7 tahun penjara? Pesta diskon masa tahanan ini selalu ada di Indonesia, siapapun pemimpin negaranya. 

Adiguna memiliki seorang anak laki-laki bernama Maulana Indraguna Sutowo. Pada tahun 2010, Maulana menikah dengan aktris Dian Sastro Wardoyo. Adiguna Sutowo sendiri meninggal bulan April tahun lalu, di Jakarta. 

Tinul, alias Novia Herdiana, terakhir masih bekerja sebagai Senior Director of Sales di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta.


Baca juga: Orang PendekKasus Pembunuhan Munir | Perjalanan Ke Baduy Dalam | Ngopi Yuk