03 Januari 2013

Cloud Atlas


5 wajah Halle Berry, 2 wajah Hugh Grant, dan 3 wajah Tom Hanks.
Cloud Atlas bukanlah film biasa. Melainkan sebuah perjalanan yang akan membawa anda ke ruang dan waktu yang berbeda-beda. Jangan berusaha keras untuk mengerti, dan mengerutkan kening saat anda menontonnya. Biarkan alur ceritanya mengalir dan berpindah-pindah ruang dan waktu, dan anda akan mengerti juga akhirnya. Di akhir film, benang merah yang menyulam 6 kisah berbeda, di rentang waktu yang berbeda, akan anda temukan. 

Pada saat mulai menonton film ini, saya sudah tahu bahwa saya akan menontonnya dua kali. Dan setelah menontonnya dua kali, saya memutuskan untuk menontonnya untuk kali ketiga. Bukan karena kesulitan mengikuti jalan ceritanya, tetapi untuk lebih menemukan detail yang terlewatkan, dan beberapa misteripun terpecahkan.

Ini adalah salah satu film ambisius yang pernah dibuat. Di angkat dari novel David Mitchell, dengan budget di atas 100 juta dolar, 3 sutradara, dan 3 tim produksi yang berbeda-beda, dengan aktor-aktornya yang memerankan tokoh berbeda-beda, di jaman yang berbeda (antara tahun 1849 hingga 2346), ras yang berbeda-beda, bahkan jenis kelamin yang berbeda-beda pula. Sebagai contoh, Tom Hanks memerankan dokter yang meracuni pasiennya dalam pelayaran di abad ke 19, juga memerankan ilmuwan di tahun 1970-an, manajer hotel,  lalu memerankan penulis buku yang frustrasi di masa kini, juga memerankan sosok pahlawan di masa post-apocolaptyc di masa depan. Tom Hanks memerankan 6 karakter dengan sangat meyakinkan, begitu juga dengan Halle Berry, Hugh Grant, Jim Broadbent, Hugo Weaving dan Jim Sturgess. Hugo Waeving memerankan 6 karakter, termasuk karakter wanita, dan aktris Doona Bae memerankan karakter orang kulit putih, meksiko, dan Korea. Akting dan tata rias nya begitu meyakinkan sehingga kita kadang lupa sedang melihat Hugh Grant, Tom Hanks ataupun Halle Berry. 


Apa lagi yang bisa saya ceritakan tentang film ini? Yang jelas, setiap segmen kisah merupakan pengembangan lebih lanjut dari segmen sebelumnya. Setiap karakter memiliki tanda lahir yang sama di setiap periode waktu yang berbeda. Motif kisahnya yang berulang mengindikasikan bahwa kehidupan karakter-karakternya dihubungkan oleh rasa haus akan kebebasan. Beberapa tokohnya memperjuangkan persamaan hak dan kebebasan, di ruang waktu yang berbeda. 

Jika anda terbiasa dengan film ringan dengan plot yang linear, film ini bukan untuk anda. Tapi jika anda berpikiran terbuka, dan memahami konsep masa lalu, masa kini dan masa depan, anda akan menyukainya. 

Saya ingat dulu, sewaktu saya mau nonton film Apolo 13 (yang bintangnya adalah Tom Hanks juga) di Studio 21 Batam (waktu itu masih di Jalan Raden Fatah), saya bertemu teman. Dia bertanya kepada saya, nonton film apa. Saya jawab saya akan menonton film Apollo 13. Dia lalu tertawa dan berkata: "Jangan menonton film khayalan bung." Teman saya itu tidak tahu bahwa film itu adalah kisah nyata  yang terjadi pada tahun 1970, 25 tahun sebelum filmnya tentangnya beredar. Pikiran memang harus terbuka. 

Menonton film ini, bebaskan diri anda dari berpikir keras untuk memahami hubungan setiap segmen kisahnya. Tonton saja dan ikuti setiap segmen nya dengan pikiran terbuka, ikuti sebagaimana air yang mengalir. Mungkin begitu juga cara kita sebaiknya menjalani hidup. Tanpa merasa terbebani. Tanpa merasa takut untuk lelah. Jalani saja.

Film Cloud Atlas sudah bisa didownload dengan torrent di alamat ini: http://thepiratebay.se/torrent/7952388 , lengkap dengan subtitlenya. 

(Bali, 03012013) [Ditulis pertama kali di www.ferdot.com]