13 Desember 2008

Tarzan Ke Kota? What A Waste Of Time

Ini untuk kedua kalinya Indonesia bikin film Tarzan. Dulu Om Benyamin S yang jadi Tarzan-nya, judulnya: Benyamin S Tarzan Kota. Sekarang ada lagi namanya Ajul Jiung, dengan tampang (di)mirip(kan) dengan Om Bens, duet dengan Sandra Dewi yang cantik (tapi tak pandai milih peran) itu dalam film yang dikasihnama Tarzan Ke Kota.

Pertama, Indonesia sama sekali tidak punya Tarzan. Kecuali Mas Tarsan Srimulat yang punya nama asli Toto Muryadi. Jelas-jelas Mas Tarsan Srimulat ini asalnya bukan dari hutan belantara, tapi dari Malang. Kedua, Tarzan itu aslinya karakter yang ada di novel karya Edgar Rice Burrough yang berjudul Tarzan of the Apes, mengisahkan tentang anak yang dipelihara oleh kera sejak kecil di belantara Afrika.

Dari novel inilah kemudian Hollywood mengembangkannya menjadi film, dan film seri. Dimulai dari Johnny Weissmuller yang terkenal dengan "Auuuoooooo.." nya dalam Tarzan, The Ape Man (1932), lalu Ron Elly di serial TV Tarzan (1966), juga Chrsitopher Lambert yang dijuluki si Tarzan juling dalam film Greystoke: The Legend of Tarzan, Lord of the Apes (1984), dan terakhir adalah film animasi Walt Disney, yang diberijudul cukup Tarzan (1999) saja. Tahun 2010 yang akan datang, akan muncul film Tarzan versi terbaru yang disutradarai oleh Stephen Sommers (Mummy, Mummy Returns, Deep Rising). Nah semua film ini didasarkan atas karakter novel karya Edgar Rice Burrough tadi.

Jadi, film Tarzan Ke Kota berdasarkan karakter mana? Ya karakter Benyamin S yang di film jadul itu. Nah, film yang jadul itu berdasarkan karakter mana lagi? Walahualam, seperti yang saya bilang tadi, Indonesia tidak punya Tarzan, dalam bentuk apapun, apalagi dalam bentuk laki-laki gendut berkumis yang bulu keteknya nyasar ke mana-mana. Di jajaran produsernya ada nama India bangsanya Ram Punjabi dan Sanker-sankeran, yaitu Lavesh Samtani. Sudah kebaca trend nya mau ke mana penjahat-penjahat seni asal India ini.

Apa yang ada di film ini, selain komedi slapstick yang konyol (konyol karena kita tertawa ngeliat orang ditimpa kemalangan, misalnya terpeleset), atau kekonyolan curtural shock yang biasa timbul untuk tema-tema seperti ini.

Juga ada hewan-hewan teman Tarzan yang bisa bicara, yang tentu saja lewat voiceover (dubbing). Gerakan mulut hewan-hewan tersebut "sangat pas" sehingga kita "puas". Sebenarnya, they can do better than this crap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar