20 Agustus 2007

FBI dan CIA Memanipulasi WIKIPEDIA

Sebuah program pemindai baru mengungkapkan Biro Federal Amerika Serikat (FBI) dan Pusat Agen Intelijen (CIA) telah mengedit sejumlah informasi di dalam situs ensiklopedia Wikipedia. Topik-topik yang menjadi sasaran adalah invasi terhadap Irak dan penjara kontroversial Guantanamo.

WikiScanner, yang dikembangkan oleh Virgil Griffith--siswa lulusan California Technology, telah melacak perubahan-perubahan isi informasi situs itu ke sejumlah komputer yang dikendalikan oleh FBI dan CIA.

Perubahan yang dilakukan, diantaranya, termasuk menghilangkan gambar-gambar foto satelit kamp-kamp penjara kontroversial di Guantanamo di Kuba. Di pulau itu, militer AS menahan tanpa dasar hukum sejumlah orang dengan tuduhan terlibat aktivitas terorisme.

Perubahan juga dilakukan terhadap artikel-artikel yang mengupas invasi negara itu sejak 2003 terhadap Irak. Grafis mengenai jumlah korban jiwa akibat invasi itu juga dimanipulasi untuk mengecilkan kejadian yang sebenarnya.

Program itu juga menemukan, CIA mengubah informasi soal mantan direktur lembaga intelejen itu, William Colby. Sejumlah informasi mengenai karir diubah.

Selain kedua lembaga intelejen AS itu, sejumlah perusahaan komersial juga didapati ikut mengubah informasi menyangkut diri mereka. Padahal, aturan editorial Wikipedia menggariskan, orang dan organisasi dilarang mengedit tulisan mengenai diri mereka sendiri.

Namun, seorang juru bicara perusahaan induk Wikipedia, Wikimedia, mengatakan ensiklopedia online itu mampu mengkoreksi dirinya sendiri. Dan setiap informasi yang keliru akan langsung dikoreksi secara cepat.

FBI tidak menanggapi hal ini. Sedangkan juru bicara CIA bersikukuh, setiap komputer yang dikendalikannya digunakan secara bertanggung-jawab.

Dikutip dari TempoInteraktif.COM

17 Agustus 2007

17 Agustus

Apa yang bisa disikapi dari ulang tahun kemerdekaan kali ini, selain fakta bahwa usia kemerdekaan sudah 62 tahun dan rata-rata 3 dari 10 peserta panjat pinang mengalami luka-luka, dan negara kita makin kacau balau. (lihat The Legend of Chaos Country).

Sementara kita semakin berkurang rasa nasionalismenya: di tempat saya kerja, sewaktu GM menyarankan apel bendera, tak satupun yang setuju. Libur ya libur. Begitulah.


Di MTV, pemirsanya disebut "anak nongkrong", seolah-olah generasi muda kita kerjanya nongkrong aja, tidak melakukan hal-hal yang bersifat produktif. Tidak berkarya.


Ritus seperti apel bendera masih kita butuhkan, dimanapun kita bekerja sekarang. Mengapa setiap bulan Desember orang-orang memotong pohon cemara untuk pohon natal, apa tidak merusak lingkungan? Mengapa tiap tahun orang-orang datang ke Borobudur untuk upacara, apa tidak ada kerjaan lain yang lebih penting. Untuk apa apel bendera, cukup satpam aja yang naikin benderanya, kan cukup, jadi tidak menganggu liburan. Untuk apa orang-orang patungan beli sapi, kemudian dipotong dan dibagi-bagikan, kenapa tidak beli sekilo dua kilo, kan sudah cukup buat keluarga di rumah.


Untuk apa ritus itu?


Ritus-ritus itu tetap kita perlukan, karena kita hidup di dunia yang tidak sempurna. Selagi keadaan masih belum sempurna (dan tidak akan pernah sempurna, karena negara Utopia hanya ada dalam buku Sir Thomas More). Memang setiap tanggal 17 Agustus kita diingatkan bahwa kita telah merdeka, tapi selagi negara masih memelihara pejabat korup yang memperkaya diri sendiri, selagi BBM dan minyak goreng harganya selangit, selagi masyarakat banyak masih dihimpit dengan kesulitan hidup sehari-hari ditambah harga sembako yang membumbung tinggi, selagi biaya pendidikan masih mahal, sesungguhnya kita belum merdeka.

12 Agustus 2007

11:11

Saya menganggapnya aneh. Pertama kali saya 'ngeh' adalah ketika melihat secara spontan ke digital receiver saya yang dalam keadaan off. Displaynya menunjukkan angka 11:11. Seperti biasa, kalau kita mematikan receiver parabola (yang digital), displaynya akan menampilkan waktu, meskipun pada digital receiver milik saya pengesetan waktunya salah (karena memang tidak pernah disetel). Nah, pada saat itu saya jadi ingat pernah melihat angka itu secara tak sengaja sebanyak 2 atau 3 kali, cuma waktu itu saya belum 'ngeh'.

Hari berikutnya ketika saya mau lihat jam berapa di handphone, angka yang tertera di situ adalah 11:11. Kemudian entah satu, atau dua hari kemudian, beberapa kali saya melihat angka tersebut, di display DVD player, di winamp, di mobil. Maksudnya begini, ketika saya melihat ke winamp atau ke DVD player itu, angka yang terlihat di situ ya angka 11:11 itu tadi. Kejadian ini berlanjut terus. Terakhir saya mellihat angka 11:11 adalah Sabtu kemarin (walaupun tanggal merah saya tetap masuk kok), di display telephone PABX. Sampai saat ini kalau tidak salah saya melihat angka 11:11 secara tidalk sengaja mungkin 12 atau 13 kali.

Saya pernah menanyakan hal ini pada seorang rekan, yang menanggapi dengan skeptis dan menganggap itu adalah kebetulan belaka, atau ada kemungkinan saya sendiri yang mencari-cari angka tersebut. Seandainya memang begitu, saya tentu tidak perlu menuliskannya di blog ini. Saya masih tetap beranggapan ini sebagai fenomena yang aneh, bukan kebetulan belaka. Entah apapun itu.

02 Agustus 2007

Ompong : A Story of Abang Becak

Setelah lama tidak bersua, tiba-tiba saya dapati bang Joni sudah ompong giginya. Tetangga saya yang selalu penuh semangat ini, yang sehari-hari bekerja sebagai penarik becak, baru ketahuan ompongnya setelah menyapa saya dengan senyum lebar. Ada dua celah gelap di situ, senyumnya yang biasanya sumringah ngah ngah tiba-tiba menjadi berubah jengah.

"Eh udah ompong ya Bang?.."

Langsung Bang Joni menutup mulutnya malu-malu. Ia menjelaskan bahwa giginya tanggal dua biji sejak seminggu yang lalu. Dia tidak menyalahkan siapapun, atau apapun, bang Joni menganggap tanggalnya gigi adalah proses alamiah yang akan dialami oleh siapapun seusia dirinya. Maklum, Bang Joni ini umurnya udah masuk 50-an. Walaupun begitu, Bang Joni masih giat mencari nafkah, menghidupi 4 orang anaknya yang masih sekolah dan istrinya yang semata wayang (soalnya Bang Joni bukan pejabat yang suka punya istri 2 mata wayang, atau 3 mata wayang, atau lebih lebih mata wayang).

Dua minggu kemudian, 2 gigi Bang Joni tanggal lagi, ompongnya pun semakin lebar. Tapi Bang Joni kelihatan lebih sehat, lebih gemukan. Sebulan kemudian wajahnya tidak saja semakin cerah, tapi juga kelihatan lebih muda. Nah lo, apa rahasianya?

Karena ompong, Bang Joni makan lebih hati-hati. Jika sebelumnya dia mengunyah lebih cepat, tentu saja sekarang dia mengunyah lebih lambat. Untuk satu sendok makanan, dia mengunyah pelan-pelan, menggunakan gigi-gigi yang masih tersisa, hingga makanan tersebut lumat. Mat! Makanan yang lumat sempurna tentu saja lebih gampang dicerna usus. Gizinya pun terserap lebih banyak. Bang Joni yang tadinya makan suka terburu-buru karena takut rejekinya kurang, sekarang udah belajar santai melakoni hidup. Wajahnya menjadi cerah dan senyumnya jadi sumringah plus megah walaupun ada celah. Dia juga ngaku kalau porsi makannya berkurang, yang tadinya makan kudu dua piring, sekarang 1 piring cukup. Kalau diakumulasi sebulan, penghematan 2 piring perhari ternyata cukup berasa. Jadi punya uang lebih untuk nambah-nambah tabungan.

Memang, segala sesuatu ada hikmahnya.