05 Desember 2007

Suuzon

Perkara suuzon memang pelik. Misalnya begini: tiba-tiba pada suatu hari rekan kita tidak mau menegur kita lagi, padahal kita merasa sama sekali tidak berbuat salah. Apa yang terjadi sebenarnya? Mungkin kita dianggap telah melakukan suatu kesalahan. Rekan kita mungkin tidak mau bicara lagi karena dia berpikir kita adalah sejenis orang yang khianat, suka mencari nama dan keuntungan sendiri. Kita berpikir bahwa rekan kita tidak mau bicara dengan kita karena dia itu suuzon sama kita.

Pada saat kita berpikir begitu, kita lah yang sebenarnya suuzon, karena menganggap rekan kita itu suuzon sama kita.

Analoginya begini, ah mungkin si Bambang berprasangka buruk padaku. Nah, bukankah kita juga berprasangka buruk pada si Bambang, karena menyangka dia berprasangka buruk sama kita?

Intinya, semua orang suuzon. Ini sifat alamiah manusia, yang berasal dari naluri mempertahankan diri. Jangan-jangan si A ini begini, jangan-jangan si B begitu. Semua orang pernah berpikiran suuzon. Pada saat saya menulis ini, saya juga suuzon karena menyatakan bahwa semua orang pernah berpikiran suuzon. Karena semua orang cenderung berprasangka, ada hukum-hukum yang menangani ini. Seorang tersangka disebut tersangka karena dia masih disangka, jadi belum ditetapkan vonis bahwa dia itu bersalah. Jadi dalam hukum yang sempurna, seorang tersangka sama tidak bersalahnya dengan orang lain, kecuali terbukti sebaliknya (presume of innocent/praduga tak bersalah). Dan pembuktian itu mesti melalui proses hukum yang benar.

Prasangka ada di mana-mana. Yang buruk adalah jika prasangka ini kemudian, dengan proses gunjing menggunjing, di terima orang-orang sebagai fakta. Bahwa orang Padang pelit, orang Batak kasar, orang Islam teroris, orang Yahudi mendewakan materi, menjadi semacam prasangka apriori di dalam masalah SARA. Prasangka bahwa orang miskin cenderung mencuri, seharusnya sudah lama punah, karena pencurian besar-besaran dengan maksud memperkaya diri, selalu dilakukan oleh orang yang sudah kaya. Orang miskin mungkin akan terpaksa mencuri, karena anak dan istrinya di rumah harus makan supaya bisa terus bernyawa.

Film terbaik tahun 2005, berjudul CRASH, ditulis dan disutradarai Paul Haggis, sangat mengena dan dengan tepat melukiskan perkara suuzon ini. Tagline You think you know who you are, you have no idea, dengan tepat menyatakan bahwa kita tidak bisa sembarangan menilai orang lain, padahal kitapun belum tentu mengenal dengan baik diri kita sendiri. Kalau ditelusuri lebih lanjut, sangat selaras dengan pepatah Kuman di seberang lautan kelihatan, gajah di pelupuk mata tidak nampak.
Dulunya si Fulan mungkin memang orang yang bermasalah, tapi setiap masalah ada sebabnya, dan tidak ada satu individupun di dunia ini yang dilahirkan untuk mencari-cari masalah. Ada orang-orang tertentu yang hidupnya terkecai-kecai dan tidak punya tempat mengadu, hingga depresi, dan timbullah masalah, seolah-olah dia itu mencari-cari masalah. Tapi manusia bisa berubah, dan kita harus memberikan kesempatan seorang individu memperbaiki dirinya, antara lain dengan menjauhkan prasangka. Paling tidak, menguranginya. Jika prasangka atau suuzon terlanjur keluar, dan marah karena suuzon itu, berikanlah hak jawab, agar orang yang dikenai suuzon tadi bisa menjelaskan dan membela dirinya.

Suuzon atau prasangka bisa menyebabkan runtuhnya persahabatan, runtuhnya sebuah proyek yang dibangun bersama, runtuhnya organisasi, terpecahnya suatu kaum, dan bisa membunuh seorang individu baik dalam arti sebenarnya, maupun kiasan.

03 Desember 2007

Membunuh Itu Gampang

Murder Is Easy

Wanita yang paling banyak memperoleh uang dari pembunuhan, sang novelis Agatha Christie, pernah menulis dalam Murder Is Easy bahwa melakukan pembunuhan tidak sesulit yang dikira orang. Yang dibutuhkan adalah kesempatan yang baik. Bisa saja kita melihat musuh kita sedang berdiri di tepi atap gedung yang tinggi, dan yang harus kita lakukan adalah mendorongnya dengan tiba-tiba, dan iapun jatuh. Cuma butuh beberapa detik. Kelihatannya memang mudah, kan?

Tentu saja kesempatan yang baik bukan hanya satu-satunya faktor yang menentukan. Untuk melakukan pembunuhan, salah satu dosa besar, orang harus punya nyali. Dan tentu saja niat. Tentu saja pembunuhan yang kita bicarakan di sini bukanlah pembunuhan yang dilakukan dengan kalap, atau karena amuk, atau karena eting (emosi tinggi). Pada saat kalap, amuk dan eting, orang tidak bisa berpikir jernih, gelap mata dan lupa tempat berpijak. Bukan, pembunuhan yang dimaksudkan di sini adalah pembunuhan yang sesungguhnya. Yang didasari oleh tekad. (The big M, M for Murder). Dan perencanaan yang matang. Acuannya hanya hal-hal begini: jangan sampai ada saksi, jangan tinggalkan alat yang dipakai membunuh, dan jangan sampai Anda meninggalkan sehelai rambutpun (boro-boro sidik jadi), air ludah, keringat, ingus bahkan kuku Anda. Kecuali Anda belum pernah nonton serial CSI, karena Anda hanya bisa mencerna sinetron sampah yang ada di RCTI, SCTV dan Indosiar, silakan lakukan segala kebodohan itu.

Semua orang punya sisi baik dan jahat. Yang perlu Anda lakukan adalah membiarkan sisi jahat dari kepribadian Anda muncul bebas. Semua orang berpotensi melakukan pembunuhan, bahkan pastor di gereja Katolik sekalipun (bacalah The Name of the Rose dari Umberto Eco, filmnya juga ada). Yang perlu Anda lakukan adalah meningkat potensi membunuh yang ada dalam diri Anda. Tingkatkan setinggi-tingginya hingga Anda menjadi psikopat.

Mengapa Anda ingin membunuh? Karena dendam, karena iri, karena uang, karena wanita, karena disodomi, karena diperkosa. Artinya Anda punya motif, dan motif ini selalu bisa ditelusuri oleh detektif sehandal Monsieur Hercule Poirot atau Miss Jane Marple, atau polisi Indonesia yang punya wawasan luas dan tidak merokok dan tidak hanya jago gertak. Pembunuhan yang bagus adalah yang tanpa motif. Anda toh seorang psikopat? Anda tidak perlu motif, yang Anda lakukan adalah sebuah seni, seni membunuh. Itu yang dilakukan Mr. Brooks (Kevin Costner), Dr. Hannibal Lecter (Sir Anthony Hopkins) dan Jame Gumb (Ted Levine) dalam Silence of the Lambs, Justin Pendleton (Michael Pitt) dalam Murder by Numbers, Patrick Bateman (Christian Bale) dalam American Psycho, Norman Bates (Anthony Perkins) dalam Alfred Hitchcock's Psycho.

Sungguh, membunuh itu gampang. Yang berat adalah menangggung akibatnya.

16 November 2007

Rusli Zainal & Rainbow Warrior & Panthera Tigris


Rusli Zainal mungkin tidak menyangka, kemungkinan besar dia ikut mengantarkan propinsi Riau sebagai penyumbang polusi karbon terbesar di dunia. Selain setiap tahun menyumbang bencana jerebu (haze) ke Malaysia dan Singapura, setengah dari luas tanah di Riau akan dibabat habis untuk rencana pengembangan kelapa sawit 3 juta hektar, yang tentu saja akan membuat Riau akan kehilangan paru-parunya. Tapi tentu saja, ini bukan hal penting bagi Rusli Zainal yang baru saja mendapatkan penghargaan untuk Ketahanan Pangan, dengan membuka ladang padi seluasnya. Agaknya istilah Save The Planet tidak ada dalam kamus gubernur asal Tembilahan itu.


Kapal legendaris dari organisasi penyelamat lingkungan Greenpeace, Rainbow Warrior berlayar ke Dumai, dan menghalangi jalan keluar bagi tanker raksasa MT Westama Monrovia, yang mengangkut 6 ribuan ton CPO (crude palm oil) untuk dikirim ke India. Mereka memasang spanduk besar bertuliskan "Palm Oil Kill Forrest and Climate". Membabat, mengeringkan dan membakar lahan gambut di Riau menyebabkan terlepasnya sejumlah besar karbon ke udara, dan menyebabkan perubahan iklim dan ekosistem besar-besaran. Demi keuntungan perusahaan-perusahaan besar seperti PT. Nagamas, Sinar Mas, Wilmar Group, hutan dirusak secara membabi buta dan tanpa perhitungan, bentuk keserakahan inilah yang antara lain membuat Riau selalu dilanda banjir besar, minimal dua kali dalam setahun. Tentu saja sang Gubernur, pengusaha dan siapapun yang menarik keuntungan tak peduli, wong mereka tak pernah merasakan betapa sengsaranya kalau banjir. Ada yang meninggal, penyakit merajalela, anak-anak tak bisa sekolah, petani gagal panen, dan masyarakat kecil yang tadinya hidupnya susah jadi bertambah-tambah susahnya. Habitat harimau menyempit, tak heran sang raja hutan merambah ke perkampungan. Kalau harimau menyerang manusia, jangan dipandang bahwa hewan itu mengganggu manusia. Manusia lah yang sebenarnya mengganggu hidup dan kehidupan harimau, dengan jalan mempersempit habitatnya.


Saya membayangkan, alangkah eloknya kalau yang dimangsa harimau itu bukan rakyat kecil, tapi pembesar-pembesar di Pekanbaru, termasuk juga para cukong ilegal logging, pejabat-pejabat korup di dinas kehutanan dan pemerintahan. Jangan pula hewan ini nanti dibunuh, problem solving yang biasa dilakukan oleh pejabat kaya yang otaknya cuma seupil, harimau tidak bersalah, dan kalaupun ada pihak yang sempat bilang harimau bersalah (saking pinternya pihak berwenang sekarang), silakan bentuk pengadilan harimau. Tapi sepertinya tikus-tikus bukanlah lawan sepadan bagi harimau.


Jadi, jika Greenpeace sampai merasa perlu mengirimkan Rainbow Warrior berlayar ke Riau, kampung halaman saya, ini artinya keadaan sesungguhnya sungguh gawat. Greenpeace memiliki ahli-ahli lingkungan yang tersebar di seluruh dunia. Kedatangan mereka ke perairan Dumai berarti satu hal: sudah lama Greenpeace memantau daerah ini, dan hanya berdasarkan referensi dari ahli lingkungan lah tindakan-tindakan diambil.

Saya ingat film dokumenter Al Gore, yang meraih Oscar sebagai film dokumenter terbaik tahun 2007 ini, yang berjudul Inconvenient Truth, sebuah kenyataan menyakitkan bahwa manusia sedang merusak planet tempat hidup mereka sendiri, tanpa memikirkan anak-anak dan cucu di kemudian hari, yang akan hidup di planet yang gersang seperti Mars. Semoga sang gubernur sempat membeli DVD nya dan menonton film dokumenter ini di tengah waktu luangnya yang sempit itu.

13 November 2007

The Hunt For Mus Musculus (The Murder of A Mouse)

Cukup sudah, demikian pikir istri saya. Tikus di rumah tidak dapat ditolerir lagi. Hewan dengan nama latin mus musculus ini (tidak ada hubungannya dengan Mus Mujiono maupun Mus Mulyadi) sudah lama mengganggu aktifitas di dalam rumah. Sewaktu sedang asik menonton tv, si tikus dengan cueknya melintas, seolah-olah rumah ini milik dia. Sudah di-hush berkali-kali, tikus itu melesat ke arah dapur, lalu dari dapur melesat lagi ke depan.

Perburuanpun dimulai.


Istri saya memegang raket badminton yang sudah penyok, sementara saya disuruh memegang sapu. Tikus itu melintas lewat kaki saya, saya pun terlonjak kaget (Sumpah, saya geli n jijik dengan tikus). Istri sayapun mengejar dengan bernafsu, dan ciyaaaaaatttt, dia mengayunkan raketnya. Meleset! Tikus itu ngelak dan melesat dan lari ke kamar.

Mungkin karena sudah kepalang muak, istri saya menyusul ke kamar, dan minta saya mengeluarkan barang-barang dari kamar ke koridor. Pintu kamarpun dikunci dari dalam oleh istri saya.
Ide saya adalah mengusir tikus itu keluar rumah. Tapi itu bukan ide bagus menurut istri saya. Dengan dia mengunci pintu kamar dari dalam, tahulah saya. Dia sedang merencanakan pembunuhan. Tikus itu sudah divonis mati, tidak ada jalan keluar buat hewan pengerat yang malang itu. Maka, setelah istri saya menjebak tikus tersebut di sudut tempat tidur, tikus itu lari ke arah saya. Sayapun mengayunkan sapu, tapi terlambat sepersekian detik, tikus itu lalu melesat kembali ke arah istri saya, yang dengan sigap mengayunkan raket dan buk! Sang tikus terkapar dengan kaki menghadap ke atas.

Tibalah bagian yang paling saya benci. Sayalah yang harus mengeluarkan bangkai tikus tersebut dari kamar, dan membersihkan lantai.
Whew!

08 November 2007

There's Something About Mr. Brooks

Mr. Earl Brooks (Kevin Costner) pria yang sangat sukses, di usianya yang melebihi parobaya ini, dia diangkat Asosiasi Pengusaha setempat sebagai Man of the Year. Perusahaan packaging nya maju pesat, dikaruniai istri yang cantik dan seorang putri, Mr. Brooks tidak punya satu alasanpun untuk menyesali hidupnya.

Kecuali satu hal.

Pria ini ternyata punya kepribadian terbelah (splitted personality), mirip dengan Dr. Jekyll dan Mr. Hyde. Ada karakter bernama Marshall (William Hurt) yang selalu diajaknya bertukar pikiran, tetapi Marshall ini sebenarnya bentuk kepribadian Mr. Brooks yang lain. Jadi jika suatu malam Mr. Earl Brooks meninggalkan rumahnya, berjaket dan celana hitam, membawa pistol berperedam yang dibungkus plastik, itu karena selain dia adalah pengusaha sukses, Mr. Brooks sangat menikmati membunuh orang, dengan tangannya sendiri, ditemani oleh karakter belahannya, Marshall. Pembunuhannya selalu dilakukan dengan rapi, karena Mr. Brooks dengan cermat menghapuskan semua jejak yang ditinggalkan, hingga polisi selalu dibuat bingung dan menjuluki kasus ini sebagai Kasus Pembunuhan Tanpa Sidik Jari.

Adalah Detektif Tracy Atwood, yang diperankan dengan bagus sekali oleh Demi Moore (wow!), yang mati-matian memecahkan kasus ini, dibarengi masalah tuntutan jutaan dolar dari mantan suaminya, dan hidupnya yang terancam oleh pembunuh maniak yang pernah ditangkapnya, Meeks.

Mr. Brooks sendiri, pada saat melakukan pembunuhan (yang dimaksudkan sebagai pembunuhan terakhir yang dilakukannya), secara tak sengaja dipotret oleh juru potret amatir (Dane Cook) yang mengaku bernama Mr. Smith. Mr. Smith mencetak foto-foto tersebut dan memberikannya kepada Mr. Brooks. Yang membuat kisah ini tambah menarik adalah, bukan uang yang diinginkan Mr. Smith, tapi ia ingin ikut serta dalam pembunuhan berikutnya. Mr. Smith ingin diajak dan merasakan sensasi membunuh, kalau tidak, foto-foto tersebut akan dikirim ke polisi.

Inilah film cerdas lain dengan genre thriller yang sudah lama absen di Hollywood. Kevin Costner makin banyak minyaknya, makin menawan aktingnya. Demi Moore (wow, lagi) aduuuuuh, sangat menyatu dengan perannya. Jika film-film seperti Murder by Numbers, Silence of the Lambs, The Last Supper merupakan genre yang disukai, maka film ini akan menambah daftar itu.

05 November 2007

The Gunpowder Plot

"...Remember, remember, the fifth of November..."



Hari ini, tanggal 5 November, 402 tahun yang lalu, seseorang yang mengaku bernama John Johnson ditan
gkap di bawah tanah gedung Parlemen Inggris. Bersamanya ditemukan sejumlah besar tong yang berisi mesiu. Setelah melalui interogasi dan siksaan yang panjang, orang tersebut akhirnya mengaku bahwa dia adalah Guy Fawkes. Guy Fawkes adalah satu dari 13 orang yang berencana untuk meledakkan gedung Parlemen, Raja Inggris dan para staff parlemen, untuk selanjutnya menciptakan revolusi di Inggris. Tentu saja usahanya tersebut gagal.Gedung Parlemen Inggris baru meledak setahun yang lalu dalam film V for Vendetta, yang dibintangi oleh Natalie Portman dan Hugo Weaving. Dalam film yang diangkat dari graphic novel Alan Moore dan didasarkan atas aktivitas Guy Fawkes ini, Gedung Parlemen Inggris akhirnya meledak dan revolusi rakyat besar-besaran terjadi di Inggris.

"...And remember, remember..do you remember twenty seventh of July.."

30 Oktober 2007

Cinemags Celebration of 100th Edition

Bulan ini majalah entertainment CINEMAGS menerbitkan edisi ke 100, setelah lebih kurang 7 tahun berkiprah sebagai media entertainment khususnya film. Yang mengesankan adalah berlimpahnya bonus yang disediakan untuk merayakan angka keramat 100 ini. Dengan harga Rp76,000 (untuk luar Pulau Jawa), selain mendapatkan majalah edisi ke 100 yang tebalnya 200 halaman full color yang membahas film SAW IV, Hitman dan American Gangster, kita juga mendapatkan buku saku quiz trivia mengenai film, 1 buah jam weker manis, 1 buah notepad cantik, beberapa buah poster, dan yang paling menarik adalah suplemen 100 Influential Movies Beyond Times.

Dalam suplemen khusus ini, redaksi Cinemags menyusun ranking 100 film yang paling berpengaruh sepanjang masa (setidaknya hingga saat suplemen ini terbit). Tentu saja kalau kita bicara mengenai film dan sejarahnya, film-film yang berpengaruh dan menggebrak seperti film-film Star Wars, Apocalypse Now, Ben Hur, Gone With The Wind selalu disebutkan, tak terkecuali dalam suplemen kali ini. Yang bikin saya senang dan merasa seide dengan Cinemags adalah film favorit saya trilogi The Godfather menduduki ranking nomor 1. Meskipun menurut saya pribadi film The Godfather Part II adalah yang terbaik di antara ketiganya.

Well, congratulation Cinemags on your 100th edition.

23 Oktober 2007

Barelang Bridge

Terjebak macet di ketinggian puluhan meter di atas laut, dengan ribuan kendaraan dan orang pada kedua jalur jembatan I (Tengku Fisabilillah) Barelang (Batam Rempang Galang), saya teringat tragedi runtuhnya jembatan di Amerika beberapa waktu yang lalu. Seberapa kuatkah struktur unik jembatan ini, yang merupakan sistem yang menghubungkan 7 pulau, mulai dari Pulau Batam hingga Pulau Galang, bekas tempat tinggalnya manusia-manusia perahu dari Vietnam. Yang bikin cemas berkurang adalah breath-taking view di sekitar jembatan, dengan laut biru tua dan pulau-pulau kecil yang nampak di kejauhan. Rencananya mau mampir ke Pulau Galang, tapi berhubung waktu mepet dan hujan deras, kita cuma sampai ke pulau yang ke lima dan menikmati kepiting, gonggong dan kerapu steam di salah satu restoran kelong yang menjorok ke laut.

Yang sangat disayangkan adalah banyaknya kendaraan parkir di atas jembatan, dan orang-orang yang berjualan. Bayangkan berapa ribu ton jadinya berat yang harus ditanggung jembatan kabel raksasa ini. Selain orang-orang berjualan dan parkir sembarangan merusak pemandangan, mereka juga bikin macet. Ribuan kendaraan praktis tidak bergerak.

Untunglah keadaan ini hanya terjadi pada waktu hari libur besar saja, jadi tidak setiap hari struktur ini menderita. Untunglah Pantai Melur masih bersih dan sangat nyaman, sehingga banyak juga orang yang tidak cukup norak untuk duduk-duduk di jembatan (mau bunuh diri?) dan cukup smart untuk mampir ke pantai ini, dengan pantai pasirnya yang luas dan airnya yang biru.

08 Oktober 2007

Happy Eid Mubarak 1428 H

Ferdy sekeluarga mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri.
Mohon maaf Lahir dan Bathin, Minal Aidin Wal Faizin.

27 September 2007

23 Enigma

Malam tadi saya nonton film The Number 23, yang dibintangi Jim Carrey, bersama rekan yang bernama Irwan Koto. Ini bukan film komedi, genre yang dijagoi Jim Carrey, ini film dengan genre serius kedua yang dibintangi Carrey setelah Eternal Sunshine of Spotless Mind. Film ini berkisah tentang orang yang terobsesi dengan angka 23. Angka 23 ini memang misterius, kebetulan pula, bagi Joel Schumacher, film The Number 23 adalah proyek ke 23 yang disutradarainya. Dalam film Batman Forever yang juga disutradari Joel Schumacher, karakter yang diperankan oleh Jim Carrey adalah Edward Nygma atau The Riddler, yang memberikan teka-teki kepada Batman berupa deretan angka 1, 8 dan 5. Dalam memecahkan teka-teki tersebut, Batman menjadikan angka 1 dan 8 menjadi 18, kemudian 18 + 5 menjadi 23. Dalam film The Number 23 tersebut, angka 23 ditemukan di mana-mana. Toko buku tempat ditemukan novel misterius bernomor 599 (5+9+9=23), novel tersebut berdiri tegak dengan 23 buku di belakangnya, tokoh anjing dalam film ini bernama NED, N adalah huruf ke 14 dalam abjad, E adalah huruf ke 5, dan D adalah huruf ke 4 (14+5+4=23), nomor plat mobil karakter Walter Sparrow (Carrey) adalah 906 8TC (9+0+6+8=23), T (20) + C(3)=23."Psychiatric Care Facility" pada plakat Nathaniel Institute berjumlah 23 huruf, juga pada mobil van Jim Carrey, "Animal Control Department" berjumlah 23 huruf. Nomor telepon King Edward Hotel adalah 555 1232, yang kalau dijumlahkan, 5+5+5+1+2+3+2 adalah 23. Raja Edward VIII lahir tanggal 23 Juni 1894. Karakter Walter Sparrow suka main saksofon, saksofon memiliki 23 tombol.

Film ini sendiri dirilis di Amerika tanggal 23 Februari 2007, dan di beberapa negara lain 23 Maret 2007.

Dalam kehidupan sehari-hari, angka 23 juga banyak ditemukan. Bumi berputar pada porosnya dengan sudut 23 derajat, abjad latin memiliki 23 huruf, Uni Eropa memiliki 23 bahasa resmi, huruf Latin ke 23 adalah W, yang memiliki 2 ujung menghadap ke bawah dan 3 ujung ke atas, manusia memiliki 23 pasang kromosom, nomor TCP/IP untuk telnet adalah 23, temperatur ruang planet bumi adalah 23 derajat Celcius, Al Quran diwahyukan dalam masa 23 tahun dari kehidupan Nabi Muhammad, Michael Jordan memiliki nomor punggung 23, Kurt Cobain lahir tahun 1967 (1+9+6+7=23) dan meninggal tahun 1994 (1+9+9+4=23), lagu pertama dari album pertama The Beatles butuh 23 kali rekaman sebelum berhasil, AOL Chatroom hanya membolehkan 23 chatters dalam 1 room, dalam misi awal ke bulan, hanya Apollo 11 dan Apollo 12 yang berhasil mendarat di bulan (11+12=23), masing-masing mendarat di 23 derajat Timur dan 23 derajat Barat di bulan. Pemboman dahsyat di Oklahoma terjadi tanggal 19 April (19+4=23), William Shakespeare lahir tanggal 23 April 1564 dan meninggal tanggal 23 April 1616. River Phoenix lahir tanggal 23 Agustus 1970, darah mengalir ke seluruh tubuh dalam 23 detik, Julius Caesar ditikam 23 kali pada saat kematiannya, Hiroshima dibom tanggal 6 Agustus tahun 45 (6+8+4+5=23), Origin of Species, yang ditulis oleh Charles Darwin diterbitkan tahun 1859 (1+8+5+9=23), John Forbes Nash, pemenang Nobel yang diperankan oleh Russel Crowe dalam film A Beautiful Mind juga terobsesi dengan angka 23 dan dia menerbitkan 23 naskah ilmiah, dan serangan teroris yang meruntuhkan menara kembar WTC terjadi tanggal 11 September 2001 (11+9+2+0+0+1=23).

26 September 2007

Wadai...

"...Umai nyamannya wadai, hanyar taganang manitik liur..."*

Kalau sudah bulan puasa begini, yang teringat tentu saja kampung halaman, apalagi menjelang lebaran, sudah terbayang serunya suasana. Yang tak terlupakan adalah aneka jajanan, alias wadai. (Dasar saya tukang makan). Kalau sudah di atas jam 4 sore, mandi sudah (kalau bulan puasa waktu kecil saya mandi berkali-kali, biar ngga haussssss..), mandi juga sudah, apalagi mandi, semuanya sudah, lalu jjs. Nah, pada dasarnya yang namanya pasar Ramadhan di mana-mana sama, selalu ada kue-kue tradisional sesuai dengan daerah masing-masing. Di Tembilahan yang saya ingat selalu ada wadai khas banjar, karena penduduknya mayoritas orang Banjar (yang dari Kalsel).

Ada yang namanya papudak, kalo tidak salah bentuknya mirip-mirip jelly, panjang dan berwarna hijau, ada papari', warnanya hijau juga, ada hamparan tatak, hehehehe, ada juga wadai lapis, pundut, bolu babanam, bingka kacung, wadai kipeng, balungan hayam, papuyu, gagatas. Favorit saya yaitu kalalapun, versi lain dari kue klepon, buat main perang-perangan, kalo digigit cairan gula merah di dalamnya akan tersembur keluar, kena lah baju 'kekawanan'. Lumayan lah buat bikin dosa, hehehehe.Ada juga yang namanya wadai dua kali sakit. Kenapa dua kali sakit? Ini versi lain dari dadar gulung, jadi kue jenis ini menderita dua kali, sudah didadar (digilas), digulung pula (dilipat), dua kali lah sakitnya.

Nah ngomong-ngomong soal makanan, kenapa tidak saya sebutkan juga masakan favorit saya. Namanya ayam masak habang. Ini ayam yang dimasak dengan saos tomat, yang lezatnya bukan main. Jadi kalau Anda ke Kalimantan Selatan, atau kesasar ke Tembilahan, cobalah rasakan nikmatnya. Paling pas kalau dimakan dengan nasi lemak. Ada lagi yang namanya gangan bakaruh, sup sayuran yang bahannya terdiri atas keladi, jantung pisang, warnanya keruh, makanya disebut gangan bakaruh. Slurrpppppp.... Jadi kangen sama kampung halaman. Kalau dihitung-hitung, mungkin sudah 10 tahun lebih saya tidak merasakan suasana puasa Ramadhan di Tembilahan.

----------------- *)..Aduh enaknya kue, baru teringat sudah menetes air liur...(bahasa Banjar).

23 September 2007

Kleptokrat

Transparency International, sebuah lembaga antikorupsi yang berpusat di Berlin setiap tahunnya menerbitkan Corruption Perception Index (Indeks Perpsepsi Korupsi), yang mengurutkan ranking negara-negara di dunia dari yang terbersih sampai yang terkorup. CPI yang terakhir yang dirilis tahun 2006 ini mengurutkan Indonesia dalam ranking nomor 130, bersamaan dengan Azerbaijan, Burundi, Republik Afrika Tengah, Ethiopia, Papua New Guinea, Togo dan Zimbabwe, dengan score 2,4 . Score paling tinggi (negara terbersih) dipegang oleh Finlandia (negara asal Nokia), Iceland dan New Zealand dengan nilai 9,6. Singapore berada di ranking ke 5, Malaysia berada di ranking ke 44.

Transparency International juga menyusun daftar 10 besar kekayaan curian terbesar yang datanya akan digunakan oleh PBB dan Bank Dunia untuk membekukan aset curian tersebut dan mengembalikannya ke negara asal. Hebatnya, mantan Presiden kita, Soeharto, ada di urutan pertama dengan kekayaan dengan kekayaan sebesar 15-35 milyar dolar AS, yang tentu saja dibantah dengan hebat oleh pengacara-pengacara Soeharto. Di urutan kedua ada Ferdinand Marcos (Philipine) dan ke tiga adalah Mobutu Sese Seko (Kongo). Pembekuan dan pengembalian aset-aset haram akan dilakukan dengan kerjasama Pemerintah Swiss, PBB, Bank Dunia. Jadi, lambat laun akan sulit bagi para kleptokrat (pejabat pencuri kekayaan negara) untuk melanjutkan hobinya. Mudah-mudahanlah.

Corruption Percetion Index untuk tahun 2007 akan diluncurkan Transparency International Indonesia pada tanggal 26 Desember 2007 nanti. Kita tunggu aja, berada di ranking berapakah, dan berapakah score negara kita tahun 2007 ini. Bolehlah kita tahu apakah kinerja Presiden SBY (cepatlah kau turun sebelum ada bencana lagi, Pak) dalam "memberantas" korupsi ada hasilnya, atau hanya
lip service belaka. Data CPI dapat dilihat di sini: http://www.transparency.org/policy_research/surveys_indices/cpi/2006

14 September 2007

Ring Of Fire

Ring of Fire (Cincin Api) adalah suatu kawasan di mana sering terjadi gempa bumi. Kawasan ini disebut juga sabuk gempa Pasifik. Sekitar 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. 90% dari gempa terjadi selama ini, terjadinya di kawasan ini juga.

Kawasan Ring of Fire meliputi Selandia Baru, Indonesia, Filipina, Jepang, Alaska, Canada, California, Meksiko, Guatemala, Nikaragua, Ekuador hingga Peru. Gempa yang terjadi tahun 2004 yang menimbulkan tsunami adalah bagian dari gempa yang terjadi di sepanjang Ring of Fire, termasuk juga gempa yang terjadi di perairan Bengkulu dan pantai barat Sumatera kemarin. Gempa di perairan Bengkulu ini adalah siklus 200 tahunan, deretan gempa ini akan terus terjadi dengan skala dan intensitas yang berbeda-beda.Belum diketahui apakah gempa yang terjadi sore Rabu kemarin dengan kekuatan 7.9 Skala Richter ini akan menjadi yang terbesar dan tidak akan diikuti gempa susulan yang lebih besar lagi, kita berdoa semoga saja tidak. Tapi tidak tertutup kemungkinan akan ada gempa susulan yang lebih besar. Gempa kemarin adalah akibat bertumbukannya lempengan Indo-Australia dengan lempengan Eurasia. Jika pola tumbukannya bersifat mengunjam (subduksi), kemungkinan besar akan terjadi tsunami. Gempa kemarin memang berpotensi tsunami, tapi karena tumbukan kedua lempengan tersebut polanya horisontal dan vertikal, tsunami tidak terjadi.

Tapi bukan berarti kita tidak harus waspada. Gempa kemarin itu semacam alarm bagi kita untuk lebih berhati-hati di masa mendatang.

Sumber : Wikipedia.

08 September 2007

Casablanca

"...I thought you fell in love with me watching Casablanca
Holding hands 'neath the paddle fans
In Rick's candle lit cafe
Hiding in the shadows from the spies
Moroccan moonlight in your eyes
Making magic at the movies in my old Chevrolet.."

Pernahkah Anda mendengar lagu Casablanca yang dinyanyikan Bertie Higgins? Lagu itu mengisahkan tentang sepasang manusia yang menonton film Casablanca. Filmnya sendiri diproduksi tahun 1942, dibintangi oleh Humprey Bogart dan Ingrid Bergman, merupakan film yang melegenda dan selalu dibicarakan. Yang saya ingat adalah karakter keras y
ang dimainkan Damon Wayans di film The Glimmerman (bareng Steven Seagal), yang menangis tersedu-sedu usai nonton film itu. Tentu saja film Casablanca bukanlah film cengeng. Ini film yang berkisah tentang spionase, patriotisme, perang, dilatarbelakangi oleh kisah cinta terlarang antara dua manusia.

Begitu saya menonton ulang DVD nya, kesan yang timbul dari film ini bukan hanya romantisme percintaan, tapi justru keberanian. Film ini selesai dibuat tahun 1942 semasa Perang Dunia Ke II masih berlangsung, plotnya tentang kota Casablanca yang mulai didatangi tentara Nazi Jerman. Kisahnya sangat aktual pada masa itu, karena memang tentara Jerman sudah mulai merambah ke Moroko.Ada adegan terkenal ketika di Rick's Cafe pasukan Jerman dan penduduk sipil adu lagu kebangsaan. (battle of the anthems sequence). Hal lain yang terkenal dari film ini tentu saja lagu "As Time Goes By", yang menjadi hit sepanjang jaman.

Quote yang diucapkan Humprey Bogart: "Here's looking at you, Kid." didaulat menjadi Number 1 The greatest movie line oleh American Film Institut. Quote-quote lainnya yang terkenal dari film ini adalah "Of all the gin joints in all the towns in the world, she walks into mine.", "Louis, I think this is the beginning of a beautiful friendship.", "Play it, Sam. Play 'As Time Goes By", "We'll always have Paris."

Tahun 1944 film ini mendapat 3 Oscar untuk kategori Best Picture (Film Terbaik), Best Director (Sutradara Terbaik) dan Best Screenplay (Skenario Terbaik).dan berada ranking ke tiga sebagai The Greatest Movie of All Time oleh American Film Institute.

My rating: **** (lima bintang) : Terutama karena endingnya yang bagus.

06 September 2007

Sunshine : If the sun dies, so do we.

Sebagai bintang, memang suatu saat matahari akan padam, secara alamiah diperkirakan lebih dari lima miliar tahun lagi. Film ini mengandaikan jika, matahari akan padam karena faktor X, dalam hal ini faktor X nya adalah Q-ball, sebuah inti supersimetris yang dihasilkan dari proses Big Bang (ini adalah teori yang sampai saat ini masih dicoba-konfirmasikan oleh para ahli di CERN). Untuk mengaktifkan matahari lagi, bom Stellar (yang bahan nuklirnya dikumpulkan dari seluruh dunia) dikirim untuk meledakkan Q-ball yang meng"infeksi" matahari sehingga terjadi reaksi berantai yang menyebabkan energi nuklir di matahari kembali normal. (Jadi ingat film Core, yang mengirim tim ke perut bumi utntuk mengaktifkan lagi perputaran inti bumi). Sementara itu keadaan di Bumi mengalami musim dingin yang panjang di semua benua.

Karena ini termasuk kategori 'global disaster movie", maka para pemain nya pun cukup mewakili secara global pula. Ada Michelle Yeoh asal Malaysia, ada Hiroyuki Sanada dari Jepang, ada Chris Evans (Fantastic Four) dari Amerika, ada Benedict Wong dan Cillian Murphy (Batman Begins) dari UK. Mereka adalah tim yang kedua diberangkatka setelah tim yang pertama (Icarus I) hilang 7 tahun yang lalu. Setelah melewati Merkurius, mereka menemukan bangkai Icarus I dengan awak yang hangus terbakar. Plot nya jadi mirip film Event Horizon. Film fiksi ilmiah tentang menyelamatkan tata surya berubah jadi film horor dengan pola kejar-kejaran kucing dan tikus. Jadinya menyebalkan juga, walaupun secara keseluruhan film ini cukup enak ditonton. Hanya saja karena banyak adegan yang cukup sadis, film ini tidak cocok ditonton bersama anak-anak.

My rating : *** (three stars).

01 September 2007

Crossroad

Suatu saat dalam perjalanan hidup kita tentu pernah sampai -- atau akan sampai--pada sebuah persimpangan. Kita dihadapkan pada pilihan-pilihan, yang tidak bisa kita putuskan begitu saja tanpa menimbang-nimbang. Apakah kita akan ke Utara, Selatan, Barat, Timur, belok kiri, belok kanan, atau terus. Semua ada resiko masing-masing.

Sementara kita menimbang-nimbang dan memikirkan, waktu pun berjalan.


Saat ini saya sudah sampai (lagi) di sebuah persimpangan. Ada beberapa pilihan yang memiliki aspek baik dan buruk. Orang Islam yang taat akan melakukan shalat Istikharah untuk meminta petunjuk di saat kebimbangan melanda. Doa-doa tertentu dipanjatkan umat Kristiani untuk memastikan malaikat pelindung membantu mereka.


Saya hanya berharap, apa yang saya putuskan nanti tidak akan saya sesali di kemudian hari.


Dan waktu pun terus berdetik. Tik tok tik tok tik tok..


Time is ticking out.

20 Agustus 2007

FBI dan CIA Memanipulasi WIKIPEDIA

Sebuah program pemindai baru mengungkapkan Biro Federal Amerika Serikat (FBI) dan Pusat Agen Intelijen (CIA) telah mengedit sejumlah informasi di dalam situs ensiklopedia Wikipedia. Topik-topik yang menjadi sasaran adalah invasi terhadap Irak dan penjara kontroversial Guantanamo.

WikiScanner, yang dikembangkan oleh Virgil Griffith--siswa lulusan California Technology, telah melacak perubahan-perubahan isi informasi situs itu ke sejumlah komputer yang dikendalikan oleh FBI dan CIA.

Perubahan yang dilakukan, diantaranya, termasuk menghilangkan gambar-gambar foto satelit kamp-kamp penjara kontroversial di Guantanamo di Kuba. Di pulau itu, militer AS menahan tanpa dasar hukum sejumlah orang dengan tuduhan terlibat aktivitas terorisme.

Perubahan juga dilakukan terhadap artikel-artikel yang mengupas invasi negara itu sejak 2003 terhadap Irak. Grafis mengenai jumlah korban jiwa akibat invasi itu juga dimanipulasi untuk mengecilkan kejadian yang sebenarnya.

Program itu juga menemukan, CIA mengubah informasi soal mantan direktur lembaga intelejen itu, William Colby. Sejumlah informasi mengenai karir diubah.

Selain kedua lembaga intelejen AS itu, sejumlah perusahaan komersial juga didapati ikut mengubah informasi menyangkut diri mereka. Padahal, aturan editorial Wikipedia menggariskan, orang dan organisasi dilarang mengedit tulisan mengenai diri mereka sendiri.

Namun, seorang juru bicara perusahaan induk Wikipedia, Wikimedia, mengatakan ensiklopedia online itu mampu mengkoreksi dirinya sendiri. Dan setiap informasi yang keliru akan langsung dikoreksi secara cepat.

FBI tidak menanggapi hal ini. Sedangkan juru bicara CIA bersikukuh, setiap komputer yang dikendalikannya digunakan secara bertanggung-jawab.

Dikutip dari TempoInteraktif.COM

17 Agustus 2007

17 Agustus

Apa yang bisa disikapi dari ulang tahun kemerdekaan kali ini, selain fakta bahwa usia kemerdekaan sudah 62 tahun dan rata-rata 3 dari 10 peserta panjat pinang mengalami luka-luka, dan negara kita makin kacau balau. (lihat The Legend of Chaos Country).

Sementara kita semakin berkurang rasa nasionalismenya: di tempat saya kerja, sewaktu GM menyarankan apel bendera, tak satupun yang setuju. Libur ya libur. Begitulah.


Di MTV, pemirsanya disebut "anak nongkrong", seolah-olah generasi muda kita kerjanya nongkrong aja, tidak melakukan hal-hal yang bersifat produktif. Tidak berkarya.


Ritus seperti apel bendera masih kita butuhkan, dimanapun kita bekerja sekarang. Mengapa setiap bulan Desember orang-orang memotong pohon cemara untuk pohon natal, apa tidak merusak lingkungan? Mengapa tiap tahun orang-orang datang ke Borobudur untuk upacara, apa tidak ada kerjaan lain yang lebih penting. Untuk apa apel bendera, cukup satpam aja yang naikin benderanya, kan cukup, jadi tidak menganggu liburan. Untuk apa orang-orang patungan beli sapi, kemudian dipotong dan dibagi-bagikan, kenapa tidak beli sekilo dua kilo, kan sudah cukup buat keluarga di rumah.


Untuk apa ritus itu?


Ritus-ritus itu tetap kita perlukan, karena kita hidup di dunia yang tidak sempurna. Selagi keadaan masih belum sempurna (dan tidak akan pernah sempurna, karena negara Utopia hanya ada dalam buku Sir Thomas More). Memang setiap tanggal 17 Agustus kita diingatkan bahwa kita telah merdeka, tapi selagi negara masih memelihara pejabat korup yang memperkaya diri sendiri, selagi BBM dan minyak goreng harganya selangit, selagi masyarakat banyak masih dihimpit dengan kesulitan hidup sehari-hari ditambah harga sembako yang membumbung tinggi, selagi biaya pendidikan masih mahal, sesungguhnya kita belum merdeka.

12 Agustus 2007

11:11

Saya menganggapnya aneh. Pertama kali saya 'ngeh' adalah ketika melihat secara spontan ke digital receiver saya yang dalam keadaan off. Displaynya menunjukkan angka 11:11. Seperti biasa, kalau kita mematikan receiver parabola (yang digital), displaynya akan menampilkan waktu, meskipun pada digital receiver milik saya pengesetan waktunya salah (karena memang tidak pernah disetel). Nah, pada saat itu saya jadi ingat pernah melihat angka itu secara tak sengaja sebanyak 2 atau 3 kali, cuma waktu itu saya belum 'ngeh'.

Hari berikutnya ketika saya mau lihat jam berapa di handphone, angka yang tertera di situ adalah 11:11. Kemudian entah satu, atau dua hari kemudian, beberapa kali saya melihat angka tersebut, di display DVD player, di winamp, di mobil. Maksudnya begini, ketika saya melihat ke winamp atau ke DVD player itu, angka yang terlihat di situ ya angka 11:11 itu tadi. Kejadian ini berlanjut terus. Terakhir saya mellihat angka 11:11 adalah Sabtu kemarin (walaupun tanggal merah saya tetap masuk kok), di display telephone PABX. Sampai saat ini kalau tidak salah saya melihat angka 11:11 secara tidalk sengaja mungkin 12 atau 13 kali.

Saya pernah menanyakan hal ini pada seorang rekan, yang menanggapi dengan skeptis dan menganggap itu adalah kebetulan belaka, atau ada kemungkinan saya sendiri yang mencari-cari angka tersebut. Seandainya memang begitu, saya tentu tidak perlu menuliskannya di blog ini. Saya masih tetap beranggapan ini sebagai fenomena yang aneh, bukan kebetulan belaka. Entah apapun itu.

02 Agustus 2007

Ompong : A Story of Abang Becak

Setelah lama tidak bersua, tiba-tiba saya dapati bang Joni sudah ompong giginya. Tetangga saya yang selalu penuh semangat ini, yang sehari-hari bekerja sebagai penarik becak, baru ketahuan ompongnya setelah menyapa saya dengan senyum lebar. Ada dua celah gelap di situ, senyumnya yang biasanya sumringah ngah ngah tiba-tiba menjadi berubah jengah.

"Eh udah ompong ya Bang?.."

Langsung Bang Joni menutup mulutnya malu-malu. Ia menjelaskan bahwa giginya tanggal dua biji sejak seminggu yang lalu. Dia tidak menyalahkan siapapun, atau apapun, bang Joni menganggap tanggalnya gigi adalah proses alamiah yang akan dialami oleh siapapun seusia dirinya. Maklum, Bang Joni ini umurnya udah masuk 50-an. Walaupun begitu, Bang Joni masih giat mencari nafkah, menghidupi 4 orang anaknya yang masih sekolah dan istrinya yang semata wayang (soalnya Bang Joni bukan pejabat yang suka punya istri 2 mata wayang, atau 3 mata wayang, atau lebih lebih mata wayang).

Dua minggu kemudian, 2 gigi Bang Joni tanggal lagi, ompongnya pun semakin lebar. Tapi Bang Joni kelihatan lebih sehat, lebih gemukan. Sebulan kemudian wajahnya tidak saja semakin cerah, tapi juga kelihatan lebih muda. Nah lo, apa rahasianya?

Karena ompong, Bang Joni makan lebih hati-hati. Jika sebelumnya dia mengunyah lebih cepat, tentu saja sekarang dia mengunyah lebih lambat. Untuk satu sendok makanan, dia mengunyah pelan-pelan, menggunakan gigi-gigi yang masih tersisa, hingga makanan tersebut lumat. Mat! Makanan yang lumat sempurna tentu saja lebih gampang dicerna usus. Gizinya pun terserap lebih banyak. Bang Joni yang tadinya makan suka terburu-buru karena takut rejekinya kurang, sekarang udah belajar santai melakoni hidup. Wajahnya menjadi cerah dan senyumnya jadi sumringah plus megah walaupun ada celah. Dia juga ngaku kalau porsi makannya berkurang, yang tadinya makan kudu dua piring, sekarang 1 piring cukup. Kalau diakumulasi sebulan, penghematan 2 piring perhari ternyata cukup berasa. Jadi punya uang lebih untuk nambah-nambah tabungan.

Memang, segala sesuatu ada hikmahnya.

23 Juli 2007

The Marriage of Hannove

Akhirnya setelah melalui hubungan yang pasang surut selama hampir 6 tahun, dua orang sahabat baik saya ini menikah. Kita sebutlah pasangan ini sebagai Hannove, sebuah kata, mewakili seorang laki-laki dan perempuan, yang tadinya memiliki perbedaan prinsip. Hannove juga adalah sebuah kisah, di mana dua ego yang berbeda akhirnya bersatu. Dan sayalah yang (tentu saja dengan niat baik) memulai kisah ini, dengan cara mempertemukan mereka dalam sebuah perjalanan singkat dari sebuah pulau yang resah, ke sebuah pulau yang penuh kisah, tempo dulu

Jadi, enam tahun kemudian, pada suatu malam, saya mendapat telpon. Hannove menelpon dan memberitahu kabar baik ini, yang langsung saya beritahukan kepada mantan pacar saya (yang sekarang sudah jadi istri saya), karena dia juga mengikuti kisah Hannove dari awal mulanya. Dan sayapun melakukan perjalanan.


Perjalanan menuju pulau tempat mereka menikah juga merupakan sebuah perjalanan reuni. Tentu saja saya bertemu rekan-rekan lama, dan nambah rekan-rekan baru. Saya ketemu Usaha (ini nama orang), Dina, Asan, Seno, Ricky, Netty, Pak Lurah (sumpah, saya tidak ingat nama aslinya), Ade, Sofiandi, Mpok Lani, Mpok Indun, dan Mpok Ame ame belalang kupu-kupu.


Akhirnya kisah Hannove yang tadinya berlarut-larut tak jelas mau dibawa ke mana, menjadi jelas, jelas-jelas happy ending. Saya yang ikut andil dalam kisah Hannove pada awalnya, dan saya ada di sana untuk menyaksikan endingnya.


Untuk Hannove, selamat menempuh hidup baru. Akur-akur ya, karena hubungan kalian itu kehendak Tuhan. Sebenarnya bukan saya yang mempertemukan kalian berdua, melainkan Tuhan Yang Maha Suci. Bersyukurlah bahwa endingnya sebaik ini. Untuk selanjutnya, hal yang terbaik dilakukan adalah melakukan rekonsiliasi, baik kepada para orangtua, rekan-rekan, pasangan maupun rekonsiliasi kepada diri sendiri. Semoga dikarunia keluarga yang sakinah, sejahtera lahir batin, dan dikarunia keturunan yang sehat, pintar dan cakep dan berbakti kepada kedua orangtuanya. Amin.

20 Juli 2007

Hypnerotomachia Poliphili

Judul lengkapnya adalah Hypnerotomachia Poliphili, ubihumana omnia non nisi somnium esse ostendit, atque obiter plurimascitu sanequamdigna commemorat, yang diterbitkan pada tahun 1499 (diterjemahkan dalam bahasa Inggris baru tahun 1999 yang lalu) adalah sebuah ensiklopedi yang tersembunyi dalam bentuk sebuah novel, sebuah tulisan mengenai semua hal, mulai dari arsitektur sampai ilmu hewan, yang ditulis dalam gaya yang dianggap bertele-tele bahkan oleh seekor keong sekalipun (seandainya keong bisa membaca). Buku ini adalah buku terpanjang di dunia mengenai seseorang yang sedang bermimpi, dan ini membuat Marcel Proust, penulis kisah terpanjang tentang seseorang yang sedang makan sepotong kue, tampak seperti Ernest Hemingway. Buku ini merupakan kumpulan plot dan karakter yang kusut, yang dihubungkan melalui tokoh sentralnya, yang bernama Poliphilo. Nama Poliphilo sendiri penuh kiasan, dari bahasa Yunani Polu` yang artinya 'banyak', dan philos yang artinya 'mencintai'.


Intisari ceritanya sangat sederhana: Poliphilo diganggu mimpi aneh tentang pencariannya akan wanita yang dicintainya, yang bernama Polia. Tetapi cara berceritanya begitu rumit hingga sebagian besar cendekiawan Renaisans menganggap Hypnerotomachia Poliphili begitu sulit dan membosankan. Arti Hypnerotomachia Poliphili dari bahasa Latin adalah "Perjuangan Poliphilo demi Cinta dalam Sebuah Mimpi".


Walaupun begitu, buku ini merupakan objek penelitian yang tak habis-habisnya, karena para ilmuwan berpendapat banyak rahasia besar dunia baik dulu (zaman Renaisans) maupun masa depan tersembunyi secara rahasia dalam bab-bab buku ini. Sebagai contoh, jika huruf-huruf pertama dari setiap bab dalam Hypnerotomachia Poliphili dirangkaikan, akan terbentuk sebuah akrostik bahasa Latin yang berbunyi: Polium Frater Fransiscus Columna Peramavit, yang artinya kira-kira "Bruder Fransesco Colonna sangat mencintai Polia". Nama Polia sendiri bisa berarti 'banyak', dari kata Polu` di atas.


Teks dalam buku ini menggunakan bahasa Latin Italia, Latin, akar dari bahasa Yunani, juga Arab dan Ibrani, dan juga hyrogliph yang berasal dari peradaban Mesir Kuno.


Karena adanya nama Fransiscus Columna (Latin) atau dalam idiom sekarang Fransesco Colonna, maka para ilmuwan menganggap seorang biarawan Italia bernama Fransesco Colonna lah yang menulis buku yang tadinya dianggap anonim, bahkan oleh penerbitnya Aldus Manutius.


Hal-hal seperti ini saya ketahui dari sebuah novel yang dibelikan oleh seorang rekan yang bernama Betty Kristina sewaktu dia "jalan-jalan tepuk tangan" di sebuah kota, yang berjudul The Rule of Four, karya Ian Caldwell dan Dustin Thomason. Novel misteri yang juga bergenre thriller ini berkisah tentang dua orang mahasiswa Princeton yang mempelajari misteri yang terkandung selama 5 abad dari Hypnerotomachia Poliphili. Penuh dengan intrik dan plot yang bagus, The Rules of Four sarat pujian. Di cover nya tercantum komentar dari Nelson Demille, penulis Up Country dan The General's Daughter: "Jika Scott Fitzgerald, Umberto Eco serta Dan Brown bergabung untuk menulis sebuah novel, hasilnya adalah The Rule of Four." Karena tertarik, saya mencari informasi lengkap tentang Hypnerotomachia Poliphili, antara lain di internet, lewat situs Wikipedia.


Bagaimana dengan syair-syair Ronggowarsito yang sarat pesan? Atau tulisan Jayabaya? Sudahkah ada literatur yang mengupas secara dalam karya sastra awal Indonesia, jauh sebelum lahirnya Abdoel Moeis, Achidat K Miharja dan lain-lain?

16 Juli 2007

Hendri Dunan dan Jean Henry Dunant

In memoriam Hendri Dunan yang berpulang pada Minggu subuh 15 Juli 2007.

Rekan
Saat masa masih erat berjabat
ada hal-hal yang tak terkejar
ada saat kau lari dari dunia
meninggalkan kesah dengan darah

Kau bukan Jean Henry Dunant
meninggalkan kesan dalam palang merah
Kau Hendri Dunan
meninggalkan kesan sewarna merah

mari rekan kita berjabat
ucapkan selamat tinggal
persimpangan di depan
mentari kita sudah tak sama
lambaikan tangan
lambaikan tangan
Hendri Dunan mengalami kecelakaan sepeda motor yang terjadi Sabtu subuh, setelah 24 jam koma, rekan yang baik ini meninggal dunia. Apa yang terjadi hendaknya menjadi pelajaran bagi semua, hati-hati dalam berkendara.

09 Juli 2007

PC Media Antivirus

Majalah PC Media sudah hampir 2 tahun belakangan ini merilis PC Media Antivirus, antivirus buatan Indonesia. Keunggulan antivirus ini terletak pada keampuhannya membasmi virus-virus lokal, misalnya brontok dan variannya, pendekar, dealova dan sebagainya. Virus-virus lokal kebanyakan memang belum masuk dalam database antivirus luar seperti Norton dan McAfee.

Antivirus ini dibundel dalam DVD bonus majalah PC Media. Secara berkala adiknya PC Media, yaitu PC Mild juga menyertakan antivirus ini dalam CD bonusnya.

Dalam readme teks nya disarankan agar kita memadukan PCMAV ini dengan database dari Clam Antivirus. File-file asli dari PCMAV ini terdari dari PCMAV Cleaner, PCMAV RTP (Real Time Protector), rtphook.dll dan sebuah file readme. Untuk memadukannya dengan database Clamav, kita membutuhkan file yang bernama libclamav.dll . Hanya dua file yang dibutuhkan dari situs Clamav, yaitu main.cvd dan daily.cvd . Untuk nama file terakhir kita harus mendownload nya terus menerus agar database clamav tersebut selalu dalam keadaan update.

Yang jadi masalah adalah, jika dalam sebuah PC sudah ada antivirus lain, misalnya AVG, eSafe, Panda Antirus, McAfee, maka PCMAV biasanya malah akan dianggap sebagai virus, atau sebagai file yang membahayakan. AVG dari Grisoft misalnya, mengganggap PCMAV sebagai Generic2.ZMD , dan Panda Antivirus akan mengganggapnya sebagai suspicious file (file yang mencurigakan). Kayaknya tim PC Media harus bekerja keras untuk menghilangkan bug-bug ini.

Untuk memperoleh PCMAV ini, selain bisa didapat di Majalah PC Media atau Tabloid PC Mild, juga bisa didownload dari Mas Eko di sini.
Sedangkan database dari Clamav, yaitu file main.cvd dan daily.cvd bisa didapatkan di http://www.clamav.net/

06 Juli 2007

Serendipity

Tanah India lah yang sebenarnya dituju oleh Christopher Colombus ketika memulai pelayarannya ke barat menyusuri Atlantis. Di saat orang-orang meyakini bahwa dunia ini datar, Colombus ingin membuktikan bahwa bumi ini bulat, ke timur dan ke barat sama saja. Alih-alih menemukan India, Colombus terdampar di benua baru yang asing, yang belakangan disebut dengan benua Amerika. Dan dengan kesalahpahaman yang masih berlaku hingga kini, dia menamakan penduduk benua tersebut sebagai Indian.
Apa yang terjadi pada Christopher Colombus tersebut, dalam skala kecil bisa saja terjadi pada orang lain, termasuk kita. Isaac Newton sedang memikirkan soal gaya dan gerak ketika sebuah apel jatuh menimpa kepalanya, dan sampai saat ini dunia mengenal gaya gravitasi. Ketika mencari recehan di lemari buku, saya malah menemukan lembaran seratus ribuan yang sudah lama hilang.
Hal-hal seperti itulah yang disebut sebagai serendipity.
Dalam film Serendipity (2002) yang dibintangi oleh John Cusack dan Kate Beckinsale, ketika sedang makan es krim di sebuah restoran yang bernama Serendipity, disebutkan serendipity artinya adalah “sebuah kebetulan yang menyenangkan.”
Serendipity adalah ketika seseorang secara kebetulan menemukan sesuatu yang lebih berharga, sementara ia sebenarnya mencari hal yang lain sama sekali.
Julius Comroe, Jr menulis bahwa Serendipity adalah mencari jarum dalam tumpukan jerami, tapi yang ditemukan adalah anak gadisnya Pak Tani.
Kata Serendipity sendiri berasal dari dongeng Persia yang bercerita tentang Three Princess of Serendip. Serendip adalah sebutan lama Persia untuk negeri yang sekarang bernama Sri Lanka. Kisah Three Princess of Serendip menceritakan petualangan yang penuh dengan kebetulan-kebetulan yang menyenangkan.
Jika belum paham juga soal konsep Serendipity ini, tontonlah filmnya. Ini salah satu film favorit saya, sebuah film yang sangat berkesan.

22 Juni 2007

eBook

Harga buku (bermutu) di Indonesia masih sangat mahal, jenis kertasnya berat. Taruh 3 buah novel di dalam tas dan tas itu akan terasa sangat membebani punggung. Bayangkan jika salah satu buku tersebut adalah versi hardcover dari Tom Clancy, misalnya Executive Order, atau masterpiece nya Dan Brown yang kontroversial, Da Vinci Code. Belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk membelinya. Untuk fiksi saya punya koleksi Agatha Christie, John Grisham, Tom Clancy, Michael Crichton, dan tentu saja keempat novel Dan Brown, belum lagi buku-buku lain. Bayangkan betapa makan tempatnya buku-buku itu.

Entah saya ketinggalan jaman, atau saya lelet, setelah bertahun-tahun surfing dan browsing (apa sih bedanya surfing sama browsing) baru saja saya sadar bahwa di dunia ini sudah lama ada yang namanya eBook, itupun rekan saya yang mengingatkan. Rekan yang bernama Harnata Simanjuntak ini sudah lama berburu eBook di internet dan koleksinya gila-gilaan, mulai dari literatur lamanya Victor Hugo, Rudyard Kipling, naskah-naskah William Shakespeare, sastra Indonesia, kumpulan resep masakan, filsafat, buku-buku IT, fiksi populer, hingga ke novel silat Ko Ping Ho. Kalau dicetak menjadi buku fisik, eBook2 itu bisa jadi makan tempat 3 lantai gedung perpustakaan di tingkat kabupaten (atau kotamadya).

Ini hal baru bagi saya (yang ketinggalan jaman ini). Kenapa tidak dari dulu 'gitu low'. Tentu saja banyak biaya dan tempat yang bisa dihemat. Konsep buku fisik/cetakan menjadi buku digital adalah konsep yang luarbiasa kalo dipikir. eBook novel Da Vinci Code misalnya, hanya berukuran 500-an Kilobyte. Jadi dalam satu flashdisk standar ukuran 256 MB bisa kita isi dengan ratusan eBook, ini suatu hal yang revolusioner. Menurut saya lo.

Di mana mendapatkan eBook-eBook tersebut? Bisa di sini , di sini, atau juga di sini. Banyak lagi situs-situs yang menyediakan eBook, ada yang berbayar, banyak juga yang geratiz, bah! Dan untuk membaca eBook-eBook tersebut bisa pakai Adobe (Acrobat) Reader, bisa pake MS Reader dan bisa juga pake iSilo. Ada juga eBook yang berbentuk file executable tapi hati-hati dengan jenis file ini karena bisa ditunggangi pilus. (Virus, maksudnya!) Yep, selamat bereBook ria.

15 Juni 2007

Puteri Gunung Ledang

Kerajaan Demak hendak menyerang Majapahit. Untuk mencegah hal itu terjadi, raja Majapahit Adipati Handaya Ningrat menawarkan adiknya Gusti Putri Retno Dumilah untuk dikawinkan dengan Raja Demak, tapi sang adik sudah berlayar duluan untuk menemui kekasihnya Hang Tuah, di Gunung Ledang, Kerajaan Melaka. Nah lo, ada nggak hal ini ditulis dalam sejarah?

Tapi inilah inti cerita film produksi Malaysia yang pemainnya antara lain Dian Sastrowardoyo, Alex Komang dan Christine Hakim. Film produksi tahun 2004 ini dikirim untuk dinilai dalam ajang Academy Award (Oscar) tapi tidak mendapat penghargaan apapun, juga di Asian Film Festival di Bangkok (2005). Tau sebabnya kenapa? Riset sejarahnya kurang cermat. Bangunan istana ada yang memakai batu bata, sedangkan pada masa dulu di jaman Hang Tuah, batu bata beginian belum ada. Hal-hal kecil begini lah yang bisa bikin tersandung, padahal jalinan ceritanya memikat dan bisa membuat film ini tersanjung.

DVD/VCD nya cuma diproduksi di Malaysia, Indonesia tidak atau belum ada. Kalau mau beli mesti (untuk koleksi) mesti menyeberang dulu.

12 Juni 2007

Collateral Damage

Dua hari yang lalu, di sebuah hotel saya bertemu dengan seorang laki-laki Amerika berusia 72 tahun, berasal dari Denver, Colorado, sangat lancar berbahasa Indonesia. Setelah berkenalan, kami berbincang, mulai dari yang ringan. Setelah 20 menit, entah mengapa dia bilang kalau dia itu pernah bertugas di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta sekitar tahun 60-an. Mantan diplomat dong. Sambil mengedipkan mata, dia mengatakan suatu hal yang mungkin akan membuat sebagian pihak terkejut. Tapi sebenarnya hal yang disebutkannya itu adalah suatu rahasia umum. Bahwa hampir sebagian besar diplomat Amerika yang bertugas di Jakarta pada masa itu adalah anggota CIA.
Mau tak mau, obrolan pun menjangkau tragedi yang disebut G30S itu. Waktu saya bertanya apakah benar CIA terlibat dalam peristiwa berdarah itu, dia mengangguk dengan mantap. Dia bilang kalau di suatu negara pada masa itu (60-an) ada gejolak antara kelompok komunis dan lawannya, sudah dipastikan CIA terlibat. CIA dan Amerika dan blok kapitalis lainnya punya kepentingan besar untuk menghentikan laju pertumbuhan komunis. Pada masa itu memang kekuatan komunis di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Mereka ada di semua lini, dan harus ada skenario untuk menghentikannya, skenario yang disukai tentu saja memancing suatu peristiwa agar pihak yang dianggap pelaku peristiwa itu kemudian tersingkirkan. Nah, tentu saja hal ini sudah banyak yang tau.
Tapi si Mister bilang, yang disesalkan kemudian adalah collateral damage nya. Saya kebetulan baru saja menonton film The Last King of Scotland, biopik Idi Amin dari kacamata Barat. Di situ Idi Amin digambarkan sebagai rezim yang haus darah, semua lawan politiknya dibantai. Klaim yang menyatakan bahwa 300ribu rakyat Uganda mati di tangannya membuat saya bergidik. Bandingkan dengan peristiwa penumpasan PKI yang dimulai sejak 1 Oktober 1965. Antara 400ribu hingga 1 juta jiwa orang Indonesia, termasuk di dalamnya orang-orang tak bersalah, habis dibantai dalam rangka penumpasan organisasi tersebut. Orangtua rekan saya yang berasal dari Jawa Timur bercerita bahwa dulu di Sungai Brantas berhari-hari orang bisa melihat mayat-mayat korban penumpasan terbawa arus yang melewati Mojokerto, Malang, Blitar dan Kediri.
Memang sekarang PKI sudah tidak ada, atau mungkin sudah tidak ada. Si Mister (yang tidak mau disebutkan namanya) tadi bilang, memang hasilnya sungguh bagus, komunis ditumpas habis (mungkin sampai ke akarnya seperti iklan obat panu), tapi jangan dilupakan pula pembantaian masal yang merenggut hingga jutaan orang sekitar tahun 1965-1966, yang berjalan singkat (Nazi membutuhkan bertahun-tahun untuk membantai orang-orang Yahudi pada masa perang dunia kedua), yang karena kekuatan Orde Baru, tak pernah sempat diketahui oleh generasi saya dalam pelajaran Sejarah Nasional di sekolah-sekolah. Memang buku sejarah perlu direvisi. Dan Dan Brown dalam dwilogi novelnya (Da Vinci Code, Angels and Demons) mengatakan bahwa sejarah ditulis oleh orang-orang yang memenangkan keadaan pada masa itu.
Tangan para pemimpin kita memang berlumuran darah.

11 Juni 2007

It's a bright June afternoon.

Masih ingat dengan lagu lama Roxette yang berjudul June Afternoon? Pada refrain lagu tersebut ada lirik yang bikin penasaran: I't's a bright June afternoon, it's never gets dark wah wah, here comes the sun.."

Saya pernah berdebat dengan rekan saya mengenai lirik lagu tersebut. Apa benar pada bulan Juni hari gak pernah gelap. Well karena Roxette adalah duo Swedia, hal tersebut mungkin saja di sana. Bulan Juni adalah musim panas di negara itu, dan memang hampir tidak pernah gelap. Di utara Swedia pada bulan Juni, matahari terbenam setelah lewat tengah malam, tapi tidak menyebabkan cuaca gelap gulita, dua jam kemudian matahari muncul kembali. Benar-benar siang yang panjang, dan orang bisa bisa beraktifitas lebih lama. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh rekan saya Olaf Hemingsson, yang tinggal di Stockholm.

Dia bilang Roxette said it correctly. Aduh kapan saya bisa sampai ke sana, ya. (Mimpi)

05 Juni 2007

Lugu Ligu


Tiba-tiba saya teringat dengan permainan masa kecil. Bagi yang mengalami masa kecil era 70-an dan 80-an di Tembilahan, Indragiri Hilir, Riau, pasti ingat dengan permainan yang bernama lugu atau ligu. Ligu terbuat dari tempurung kelapa (pohon kelapa banyak tumbuh di daerah ini) yang dibentuk menjadi semacam perisai atau segitiga kecil, atau berbentuk hati, dengan ukuran kira-kira sebesar telapak tangan anak kecil. Lugu-lugu itu dijejerkan sebaris di tanah, kemudian ditembak dengan lugu lain, dengan cara diungkit menggunakan tongkat kecil. Anak-anakpun berkreasi dengan lugu masing-masing. Ada yang diberi warna, ada yang dibentuk macam-macam, ada yang diasapi biar lebih kuat dan tampilannya bagus, lalu sambil tebak-tebak buah manggis, lugu itu dipamerkan sebelum permainan dimulai.

Wah, jaman dulu mau having fun tidak perlu susah-susah ngeluarkan biaya besar. Cukup dengan permainan yang bahannya kreasi sendiri dan anak-anak kecil satu gang bisa ngumpul, bergaul dan bersosialisasi . Makanya anak-anak dulu lebih kreatif. Kalo sekarang semuanya terpaku di depan layar teve, main PS. Semuanya tinggal beli, kalo dulu mobil-mobilan cukup puas bikin sendiri dari kayu, sekarang semuanya harus beli (battery's not included). Kreatifitas pun jadi mandek dan semuanya jadi pemalas.

If I just can turn back time.

04 Juni 2007

Negeri Hantu

Indonesia penuh dengan hantu. Setidaknya itulah persepsi orang jika melihat film-film nasional beberapa tahun belakangan ini. Komersialisasi hantu ini membuat beberapa artis dan produser menjadi lebih kaya. Berbagai macam jenis hantu udah mejeng di layar lebar, sebutlah misalnya kuntilanak, pocong, suster ngesot, jaelangkung, leak, hantu cermin, hantu jeruk purut, hantu lukisan, hantu terowongan Casablanca, hantu mabok de el el.

Jadi dulu ada satu orang yang memulai, yang saya ingat itu film Jaelangkung, setelah film itu populer dan menguntungkan, tentu saja ada pihak lain yang pengen kebagian rejeki dari hantu. Muncullah pocong, tusuk jaelangkung dsb. Nah, yang lain ikut-ikutan latah. Alhasil sekarang sudah ada puluhan film hantu, satupun tidak ada yang berbobot. Datanglah ke bioskop, yang ada cuma cuplikan-cuplikan adegan kaget-kagetan dan orang-orang yang berteriak kaget bahkan sebelum hantunya nongol di layar. Saya perkirakan latah film-film hantu ini akan berlanjut hingga 2 tahun mendatang, setelah itu mudah-mudahan penonton jadi bosan dan sadar bahwa film-film hantu ini takkan membawa kita ke mana-mana selain lebih jelas dan confirmed bahwa hantu memang menakutkan. Dan moga-moga tak ada lagi produser yang cukup idiot untuk mengangkat tema instan-dangkal-dan-pasti-bikin-penonton-terkaget-kaget tersebut. Toh tak ada satupun film-film itu yang diadaptasi oleh insan perfilman negara lain. Beda dengan The Ring, The Grudge, The Dark Water yang membuat Hollywood tertarik membuat adaptasinya.

Di antara banjir film-film hantu tersebut, untunglah masih ada yang mencoba bikin film berbobot seperti Berbagi Suami, Nagabonar Jadi Dua, Daun Di Atas Bantal, Ekspedisi Madewa. Untuk pihak-pihak yang membuat film-film di atas, saya haturkan terimakasih sedalam-dalamnya.

Tema-tema dangkal cukup untuk sinetron aja. Sebaiknya produser-produser film yang uangnya banyak mencoba bikin film-film bermutu. Film-film jelek dan sampah cukup hanya dibuat oleh keluarga dan kroni si penjahat seni Raam Punjabi. Yang lain cobalah berusaha setidaknya film kita mendapat perhatian serius di festival film semacam Cannes, Toronto atau Berlin, seperti yang dilakukan Garin Nugroho.

Tak ada rotan, ram punjabi.

PS Coba baca tulisan tentang Daun Di Atas Bantal di blog milik Puri Kencana Putri di SINI