Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan

22 Agustus 2022

10 Rumah Makan Padang Terenak Di Batam

Rumah makan yang menyediakan masakan Minang ada di mana-mana. Di Batam sendiri rumah makan Padang bermunculan sejak dulu, ada yang masih eksis hingga kini, tetapi lebih banyak lagi yang dulunya legendaris dan terkenal, kini tidak dijumpai lagi. Seingat saya di daerah Nagoya dulu ada RM Mak Ateh, ada RM Salero Bagindo, RM Puti Bungsu, dan RM Minang Raya. Juga ada RM Dua Putri Padang Hutan yang sempat populer namun tutup gara-gara dinilai overpriced, dikomplain melalui media sosial lalu terpaksa tutup. Ini sempat menjadi kasus viral secara nasional pada tahun 2018.
Ini bill RM Dua Putri Padang Hutan yang heboh di media sosial tahun 2018. RM Padang tersebut diberitakan
memberikan pelayanan yang jelek, terlalu mahal. Seorang pelanggan memposting bill tersebut dan merasa ditipu karena harus membayar hingga setengah juta rupiah. Setelah itu banyak warga yang mengeluhkan hal yang sama, hingga RM Padang tersebut akhirnya tutup karena sepi pembeli.

Saya mencoba menyusun 10 Rumah Makan Padang yang masih eksis hingga kini di Batam, berdasarkan keenakan rasanya. Karena selera manusia itu sifatnya relatif dan berbeda-beda, tentu saja daftar ini adalah preferensi saya pribadi, yang bisa saja disetujui, bisa juga tidak. Dan harap diketahui, tentu ada lebih banyak Rumah Makan Padang yang enak di Batam, lebih dari 10 tentunya, tapi di sini saya batasi menjadi 10 besar, dan daftar ini bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan dinamika kuliner Batam yang tak pernah berhenti berkembang.

Di sini rumah makan atau restoran Padang yang franchise (waralaba) sengaja tidak saya sertakan, karena harga mereka relatif lebih mahal, misalnya RM dan Restoran Sederhana, dan juga Bundo Kanduang.

1. RM Ranah Minang

Setahu saya di Batam ada 3 tempat memakai nama RM Ranah Minang, ketiganya memiliki ciri khas yang sama, yaitu sambal hijau mentah, sambal merah yang lezat, dan adanya gulai gajebo. Lokasinya ada di Sekupang, di ujung jalan melewati Terminal Ferry Internasional, juga ada di ruko samping Hotel Harmoni One Batam Center, dan juga ada di sudut persimpangan yang sibuk antara KDA dan RS Santa Elisabeth Batam Kota (Jalan M. Thahir). Ciri khasnya adalah nasinya pulen, selain sambal hijau mentah juga ada ada sambal petai dan samba buruak-buruak (campuran sambel dengan ikan asin dan lain-lain), sering ada gulai gajebo yang langka, dan ayam kampung. Soal harga juga terjangkau. Dan mereka menyediakan teh goyang gratis untuk pelanggan. Teh goyang adalah teh hangat sedikit manis yang banyak disediakan di Rumah Makan Padang.

Tempat parkir tersedia cukup luas dan gratis, kecuali di cabang yang di sebelah Hotel Harmoni One. 

2. RM Ampera Densiko

Juga memiliki 3 cabang, dengan cabang utama ada di daerah Bengkong Indah di Jalan Laksamana Bintan. Cabang lainnya ada di dekat Pasar Cik Puan, dan di daerah Bengkong Baru. Yang di Bengkong Indah, bersebelahan dengan toserba Indomaret, adalah yang terbesar. Pada jam makan siang, agak susah untuk mendapatkan kursi di sini, dan pelayan juga sibuk melayani pembeli yang memesan bungkusan. Namun jika ingin makan di tempat, pelanggan sebaiknya langsung duduk di kursi dan meja yang kosong, menunggu pelayan menghampiri dan mencatat pesanan. Pembeli tinggal menyebutkan lauk yang diminta, lalu pelayan akan menyediakan sepiring nasi, sepiring kecil sayur, sepiring kecil sambal hijau, dan sepiring lauk yang dipesan. Teh goyangnya yang gratis bisa dipesan, hangat atau dingin dengan es batu. Nasinya pulen tidak keras, dan sambal hijau diberikan melimpah. 

Yang memudahkan, terdapat daftar harga makanan berbentuk poster, seingat saya nasi dengan lauk rendang sapi adalah Rp 19,000,- , nasi dengan cincang adalah Rp21,000.- 

Parkir cukup dan tidak dipungut biaya.

3. RM Pangek Ombilin
Pada jam makan siang, rumah makan yang terletak di Jalan Laksamana Bintan Sei Panas ini sangat ramai. Tidak ada tempat parkir khusus, jadi pelanggan hanya bisa parkir di tepi jalan, bahkan sampai ke seberang jalan. Dan parkirnya tentu berbayar.  Pangek adalah teknik memasak ala Minang dan Melayu, yang kuahnya lebih kental daripada gulai, dengan cara mengentalkan bahan bumbu dan santan terlebih dahulu sebelum bahan utama dimasukkan.

Signature dish nya tentu saja pangek itu tadi, yakni pangek ikan mas ataupun ikan nila. Selain itu juga terdapat bakwan udang, ikan bakar dan belut. Harga standar dan terjangkau, pelayanan cepat dan ramah. Pada hari-hari tertentu ada pengamen tradisional yang diundang pemilik rumah makan untuk menghibur pelanggan. Harus diperhatikan bahwa RM Pangek Ombilin tidak buka sampai malam, di atas jam 4 sore biasanya mereka sudah tutup. Mereka berencana membuka cabang di pertigaan  Bengkong Ratu dan Bengkong Dalam.

4. RM Pusako Lintau
Jika Anda kebetulan berada di daerah Batu Besar ataupun Nongsa, Anda bisa menemukan rumah makan khas Lintau ini di Jalan Hang Jebat, sebelum arah Polda Kepri. Lokasinya berada di ruko sudut di tepi sungai kecil. Yang jadi andalan di sini adalah gurame bakar dan sambal jengkol, juga dendeng bakarnya. Kalau siang selalu penuh, dan jam 2 siang beberapa menu andalan sudah habis.

5. RM Goyang Lidah.
Rumah Makan Goyang Lidah relatif baru, namun sudah lumayan terkenal. Berlokasi di Greenland, di sebelah perumahan Citra Batam, rumah makan ini terletak di sudut, dengan parkir berbayar tersedia. Pilihan lauk cukup banyak, dan mereka menyediakan gratis teh goyang. Telur dadarnya enak, demikian juga gulai babatnya lumayan lembut. Harga standar dan terjangkau.

6. RM Family Raya
Di antara deretan rumah makan yang ada di sekitaran KDA Batam Center, RM Family Raya berukuran sedang, dengan nama yang tidak meyakinkan. Namun masakan Padangnya cukup lezat, dan sedikit dipengaruhi masakan negeri Kapau. Ini karena di rumah makan ini selalu tersedia sayur gulai kapau, dan juga gulai tambunsu. Sayur kapau terdiri atas kol, kacang panjang, nangka dan rebung. Gulai tambunsu adalah usus yang diisi dengan telur yang dicampur santan. Selain itu juga ada gulai kakap, gulai kepala kakap, dan tunjang, serta sambal lado tanak. Harga di sini relatif terjangkau, dan kondisi rumah makannya juga sangat bersih. Kalau kita beli bungkus, biasanya diselipkan sedikit sambal buruak-buruak. 

7. RM Arai Pinang
Ini termasuk rumah makan yang sudah lama eksis di Batam. Berlokasi di Kompleks Abadi Tama, Seraya, bersebelahan dengan Apotik Kimia Farma dan tepat di seberang Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Ciri khasnya adalah ayam pop, soto padang, dan lain-lain. Mereka juga menyediakan ruangan berAC, parkir gratis dan teh goyang. Harga cukup murah namun masakan cukup lezat.

8. RM Bareh Solok
Kalau Anda sedang berada di seputaran Jalan Trans Barelang, ada rumah makan Padang kecil yang terletak sebelum Jembatan ke tiga. Rumah Makan di pinggir sungai ini bersifat semi terbuka dan walaupun kecil masakannya cukup lezat. Menunya selain rendang dan menu rumah makan padang lainnya, juga menyediakan lauk ikan yang cukup bervariasi. Ikan-ikannya sebagian besar berasal dari nelayan setempat, jadi terkadang kita mendapatkan menu ikan-ikan karang yang biasanya jarang ada di rumah makan Padang. 

Pulang berenang dari pantai di seputaran Trans Barelang, sudah sangat cocok jika lapar mampir makan di sini. Parkir tentu saja gratis. 

9. RM Budi Mulia
Ini salah satu dari sedikit rumah makan Padang yang buka 24 jam. Jadi jika Anda sedang begadang atau ngalong, dan tiba-tiba perut lapar, di sinilah tempatnya. Berlokasi di Kompleks Ruko Villa Marina Blok B No. 12 A, tidak jauh dari Hotel Utama dan Nagoya Food Court, Anda bisa pastikan lauknya masih banyak tersedia meskipun Anda datang jam 3 dinihari. Yang bikin nagih di sini adalah paduan gulai ayam dan gulai ikan, dengan nasi yang lumayan pulen dan tidak keras. Pelayannya juga ramah. Parkir kalau malam gratis. 

10. RM Berjaya. 
Rumah Makan Padang yang murah meriah dan ada banyak cabang. Ada di Jodoh tak jauh dari Pasar Toss 3000, ada di daerah Batu Batam di belakang RS Awal Bros, ada di daerah Patam, Sekupang, ada di daerah Tanjung Uncang juga, Ciri khasnya adalah Rumah Makan Padang ini menyediakan menu standar serba Rp10,000. Namun lauk-lauk tertentu seperti kikil, rendang, cincang dan lain-lain diharga antara Rp12,000 hingga Rp15,000. Meskipun murah meriah, pilihan lauk-lauknya sangat lengkap, dan rasanya juga lumayan enak. Pelayannya kebanyakan wanita, berbeda dengan rumah makan Padang lain yang kebanyakan pelayannya adalah pria. Mereka memakai baju seragam khas. Tadinya saya pikir mereka ini sejenis franchise atau waralaba, ternyata mereka hanya memiliki banyak cabang, hingga gampang kita jumpai di mana-mana. 

Demikian 10 Rumah Makan Padang yang menurut referensi saya terenak di Batam. Seperti yang saya sebutkan tadi, daftar ini sifatnya adalah preferensi pribadi, dan tentu saja berbeda dengan preferensi pembaca. Namun bila Anda ingin mengusulkan rumah makan padang yang layak saya coba untuk dimasukkan ke daftar selanjutnya, silakan beri saya input melalui kolom komentar di bawah ini.

Selain itu buat Anda yang laper tengah malam, dan kebetulan pengen melakukan penyelewengan terhadap diet Anda, ada beberapa rumah makan Padang yang buka 24 jam atau nyaris 24 jam di Batam. Yaitu: RM Budi Mulia yang saya tulis di atas, RM Berjaya cabang Jodoh (dekat pasar Toss 3000), RM Ayam Batokok dan RM Cinta Minang, keduanya di seberang RS Budi Kemuliaan Batam.

Tulisan Terkait : Pembunuhan Atas Mus Musculus | Willy | Jambul | The Year of Living Dangerously

26 Oktober 2017

Ngopi Yuk (Bagian 2)


Melanjutkan tulisan sebelumnya Ngopi Yuk tahun 2009 yang lalu, mari kita bahas lebih lanjut tentang kopi.

Tahukah Anda bahwa Indonesia adalah penghasil kopi terbesar no.3 di dunia setelah Brazil & Ethiopia. Dan biji kopi dari Indonesia, baik jenis robusta maupun arabica sangat terkenal kualitasnya di luar negeri.

Namun biji berkualitas tinggi itu (speacialty) kebanyakan diekspor ke luar negeri. Dan banyak orang Indonesia sendiri yang minum kopi berkualitas rendah, yaitu kopi instan dan kopi sachet. Bahkan beberapa perusahaan kopi sachetan/instan hanya menambahkan perisa kopi dan bahan asing lain seperti tepung jagung, lalu membungkusnya dan menjualnya dengan harga murah.

Begini faktanya.

Harga normal biji kopi robusta berkualitas baik, dan sudah disangrai, dijual di Indonesia berkisar seharga Rp 45.000 per 250 gram. Coba bandingkan dengan harga kopi instan yang per bungkusnya (250 gram) adalah antara Rp 8000-Rp10,000. 

Harga biji kopi robusta yang belum disangrai (greenbean) adalah Rp 50,000. Jadi untuk mendapatkan 250 gram biji kopi yang belum diolah adalah Rp 12,500. Harga tersebut belum termasuk packaging, pemasaran, biaya sangrai, dan lain-lain. Jadi tidak mungkin dijual seharga Rp 12,500 per 250 gram.

Perusahaan-perusahaan kopi sachet pun mengakalinya dengan cara menggunakan biji berkualitas rendah atau bahkan menggunakan biji yang tidak lolos sortir ekspor untuk menekan biaya produksinya.

Jadi apapun merknya, kopi instan seharga seribu dan dua ribu rupiah dipastikan berasal dari biji kopi berkualitas rendah, yang sebenarnya bisa membahayakan kesehatan. 

Kandungan kafein dalam kopi instan adalah kafein buatan. Jika dikonsumsi berlebihan, hormon dopamin pada tubuh akan meningkat, yang pada akhirnya mengganggu kesehatan jantung. Beberapa gangguan kesehatan lain juga bisa muncul karena kandungan kafein di dalam tubuh yang terlalu tinggi. Efek samping dari minum kopi instan setiap hari salah satunya adalah meningkatnya kadar kolesterol jahat. Hal ini disebabkan oleh krimer yang terkandung di dalam kopi instan. Kandungan krimer membuat kolesterol tubuh susah dicerna, sehingga membuat kandungan kolesterol menumpuk dan semakin tinggi.Juga, kandungan krimer nabati dalam segelas kopi tidak dapat dicerna dengan sempurna oleh tubuh, sehingga membahayakan kesehatan dalam jangka panjang. Jika dikonsumsi setiap hari bisa mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah.
Terus ada lagi brand kopi yang bernama Kopi Luwak. Ini bisa menyesatkan karena kopi luwak sebenarnya adalah kopi yang termahal di dunia, karena melalui pengolahan yang rumit melibatkan fermentasi dalam perut luwak, sejenis musang. Coba tonton film The Bucket List yang dibintangi Jack Nicholson dan Morgan Freeman.

"Kopi Luwak" dengan white coffee dan varian lainnya sebenarnya adalah kopi dengan kualitas rendah seperti yang saya sebut di atas, dengan embel-embel kata luwak mungkin diharapkan orang-orang akan tertipu dan menyangka itu adalah kopi luwak beneran. Tapi sebenarnya adalah kopi cap luwak. Saya beberapa kali berkesempatan minum kopi luwak di coffee shop di Kuta Bali dengan harga Rp 125,000/cangkir kecil. Beberapa kali juga pernah mendapatkan sampel kopi luwak yang nikmat tersebut saat agrowisata di daerah Gianyar dan Kintamani di Bali dan juga di Jogjakarta.
Di pasar luar negeri, harga kopi luwak mencapai US$675 per kilogram. Dan belum termasuk biaya distribusi, packaging, marketing dan lain-lain.

Menurut saya, lebih baik kita membeli biji kopi yang banyak dijual di supermarket, yang biasanya dijual dengan kemasan yang kedap udara, lalu menggilingnya sendiri di rumah dengan mesin kopi (baik yang manual maupun yang elektrik) dan menikmatinya. Kopi demikian lebih segar, menyehatkan, dan dapat menjauhkan kita dari berbagai macam penyakit.

Oke, selanjutnya, kopi apa yang enak, kopi apa yang bagus, arabica kah, robusta kah? Bagaimana dengan kopi jenis lain seperti liberica dan excelsea? Apa bedanya? Untuk kali ini kita hanya membahas dua jenis kopi yang memang dibudidayakan di Indonesia, yaitu arabica dan robusta.



Dari segi rasa, kopi arabica memiliki banyak variasi rasa yang mana beragam. Rasa dari kopi tersebut dapat lembut, manis, tajam, dan juga kuat. Anda dapat mengetahui bahwa sebelum disangrai, aroma dari kopi ini amat mirip dengan blueberry. Akan tetapi, setelah disangrai, kopi tersebut akan memiliki aroma buah-buahan manis. 

Sedangkan untuk rasa dari kopi Robusta, ini cenderung memiliki variasi rasa yang netral. Sebelum disangrai, biji kopi ini memiliki aroma kacang-kacangan. Yang disayangkan, amat jarang untuk menemukan robusta berkualitas tinggi dipasaran sana. 

Biji kopi Arabica lebih besar dan cenderung berbentuk lonjong, sedangkan biji kopi Robusta berbentuk lebih bulat. Kopi Arabika (Coffea arabica) tumbuh di daerah dengan ketinggian 700-1.700 mdpl dengan suhu 16-20°C. Sedangkan kopi Robusta bisa tumbuh dan hidup di daerah dengan ketinggian 400-700 mdpl dengan temperatur 21-24°C. Kopi Arabica memiliki aroma wangi mirip aroma percampuran bunga dan buah, sedangkan Kopi Robusta memiliki aroma manis yang khas. Kopi Arabica dikenal dengan jenis kopi yang bercita rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi Robusta. Arabica juga memiliki tekstur yang halus, sehingga lebih kental di mulut. Kopi Arabica juga lebih pahit dibanding kopi Robusta. Kopi Robusta memiliki tekstur yang sedikit lebih kasar di lidah, dan rasanya lebih manis seperti cokelat. Biji kopi Arabica memiliki kandungan kafein yang lebih rendah dibandingkan biji kopi Robusta. Kadar kafein pada kopi Arabica sebesar 1,2%, sedangkan kadar kafein pada biji kopi Robusta sebesar 2,2%.



Jenis-jenis kopi Arabica yang populer di Indonesia adalah kopi Gayo, Toraja, Wamena, beberapa kopi Bali dan Flores, serta yang sekarang banyak bermunculan adalah kopi-kopi Arabica dari dataran tinggi di Pulau Jawa, seperti di Jawa Barat dan Banyuwangi di daerah Gunung Raung.

Beberapa daerah yang terkenal dengan kopi Robustanya di Indonesia antara lain Lampung, juga beberapa wilayah penghasil kopi di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Faktanya, harga biji kopi Arabica lebih tinggi bila dibandingkan dengan kopi Robusta.

Dan untuk saya pribadi, dua-duanya oke. Ada saat-saat tertentu saya ingin menikmati fine coffee, saya pilih arabica. Ada saatnya saya mementingkan aroma, maka saya pilih robusta. 

Kopinya hitam tentu saja, tanpa krim ataupun susu, biar kulit saya tetap terjaga kehitamannya. 
Srupuuut.

Artikel terkait:

01 Maret 2017

Wine Yang Ini Halal


Apakah ada wine yang tidak mengandung alkohol? Tentu saja ada. Wine non alkohol dibuat sebagaimana wine ataupun sampanye biasa. Kadar alkohol yang timbul pada wine berkaitan dengan lamanya waktu fermentasi, lebih dari tiga tahun. Wine dapat diproduksi tanpa alkohol bila difermentasi hanya setahun.

Waktu fermentasi yang lebih cepat membuat wine memiliki tanggal kedaluwarsa. Wine tanpa alkohol dapat disimpan sekitar tiga tahun. Hal itu berbanding terbalik dengan wine pada umumnya yang disimpan hingga puluhan tahun untuk dinikmati.

Adakah wine yang bersertifikat halal? Tentu saja ada.

Wine berlabel Espora Zero Alcohol adalah wine halal yang mulai diproduksi pada 2012. Wine nonalkohol produksi Spanyol itu mendapatkan sertifikat halal pada Desember 2015. Awalnya, wine diproduksi karena banyaknya permintaan dari Dubai, Uni Emirat Arab. Setelah itu, wine nonalkohol makin populer hingga merambah Asia Tenggara.

Wine halal masuk ke Kuala Lumpur, Malaysia, pada 2014. Kemudian, wine halal mulai diperkenalkan di Indonesia pada November 2016 dalam pameran SIAL InterFOOD di Jakarta. ’’Wine ini diperkirakan masuk dan didistribusikan ke tanah air pada Maret 2017,’’ jelasnya.

Wine jenis ini memungkinkan dinikmati vegetarian dan orang sensitif terhadap alkohol. Selain itu, wine nonalkohol rendah gula. Sebab, anggur sebagai bahan baku wine dipetik saat masih muda. Makin matang anggur, kadar gulanya makin banyak.

Secara tekstur, wine nonalkohol memang tidak sepekat wine pada umumnya. Teksturnya sangat ringan dengan aroma yang tidak menyengat. Tingkat kepekatan atau kandungan gula pada segelas wine bisa diukur dengan memutar gelas sebelum disesap. Jika cairan cepat turun setelah diputar, kadar gula dan tingkat kepekatannya sangat rendah. Rumus sebaliknya berlaku untuk wine dengan kepekatan tinggi.

Buah anggur yang digunakan untuk menghasilkan wine berasal dari kebun-kebun di La Mancha, Spanyol. Wine ini diciptakan sebagai alternatif, tidak menyingkirkan wine beralkohol yang sudah memiliki penikmatnya.

Namun demikian, untuk orang muslim Indonesia minum wine bersertifikat halal dan mempostingnya di media sosial bisa menimbulkan persepsi dan komentar bermacam-macam. Jangankan wine, air mineral produksi Indonesia seperti Equil saja bisa disangka miras oleh orang-orang yang kurang piknik.

30 Mei 2009

GANGAN BAKARUH

Resep hidangan khas Banjar ini berasal dari kak Diana Kesumawaty, yang telah berbaik hati mau menanyakan kepada ibundanya. Saya share di sini karena banyak juga rekan lain yang mau. Sebelumnya saya sempat googling resep ini tapi tak pernah berhasil.

Bahan :
1 Ikat Keladi
1 Ikat Kangkung
5 Ekor Ikan sepat segar ( Boleh Gurami )
1 Buah Jantung Pisang

Bumbu :
3 Buah Bawang Merah
2 Buah Bawang Putih
2 Butir Kemiri
2 Btg Cabe Merah
Jahe
Serai
Lengkuas
Terasi
Sedikit Kunyit
Asam jawa

Yang dihaluskan :
Bawang merah, bawang putih, cabe merah, kemiri, jahe, terasi, kunyit

Yang dimemarkan :
Serai dan lengkuas

Caranya :
Rebus keladi sampai empuk, buang airnya.
Ganti air baru secukupnya, masukkan ikan dan bumbu semuanya, Setelah mendidih masukkan kangkung tambahkan asam jawa secukupnya untuk menghindari gatal ( Ikan boleh diganti dgn ikan teri).

Resep: Diana Kesumawaty

24 April 2009

Balada Si Jalil Dan Si Uhan

Bang Jalil memiliki suara yang cukup powerful. Orangnya belum muncul di ujung gang, tapi suaranya sudah membahana, membawa berita bagus bagi penduduk Tembilahan yang butuh cemilan sore-sore. Tak perlu pakai megaphone TOA yang ada di surau-surau, suaranya yang cempreng dengan lantang meneriakkan nama-nama wadai (kue) tradisional, semacam papari, hamparan tatak, papudak (sejenis lemper), kalalapon (klepon), kue lapis, juga wadai dua kali sakit alias dadar gulung.

Bang Jalil menjajakan kue-kue tradisional dengan menjunjung talam, yaitu sejenis nampan yang berlapis enamel. Ada anekdot soal ini, semacam teki-teki yang menanyakan siapa yang sewaktu kecil di atas talam, besar di bawah talam. Jawabannya ya si Jalil ini. Karirnya cukup bertahan lama, mulai dari pertengahan tahun 70-an hingga awal 90-an.

Sebetulnya masa itu banyak juga yang berprofesi menjadi penjaja kue keliling, tapi yang terkenal dan lengket di benak penduduk cuma Jalil. Yang dilakukan Jalil ini, sebagaimana juga yang dilakukan bartender keliling alias penjual jamu gendong, adalah strategi pemasaran jemput bola. Produsen mendatangi konsumen secara langsung. Cara yang dilakukan Jalil terbukti efektif, branding image nya juga berhasil dicapai, karena nama Jalil selalu diasosiasikan dengan kue-kue tradisional yang variatif.

Lain pula dengan si Uhan. Uhan ini sosok sangar dengan penampilan bak pendekar mata satu. Orang bule yang nyasar di Tembilahan pada masa itu bisa salah sangka bahwa Uhan ini sejenis sinterklas lokal. Karena ke mana-mana si Uhan selalu memanggul karung. Karung itu dibawa ke mana-mana untuk memenuhi panggilan profesinya, yaitu sebagai kolektor beras! Ya, Uhan ini sejenis peminta-minta, dengan spesialisasi: beras. Jadi dia tidak meminta uang atau yang lain, hanya beras, beras, dan beras. Isi karung beras si Uhan bisa membuat iri penjaga gudang beras Bulog, karena beras Uhan lebih bervariasi. Di dalam karungnya mungkin ada beras Solok, beras Cianjur, beras jatah pegawai negeri, juga beras afkiran yang banyak mengandung batu kerikil itu.

Bahkan dulu sempat ada lagu tentang Uhan. Lagunya merupakan plesetan dari lagu Rhoma Irama, penyanyi dangdut hipokrit yang kalau ngomong seperti orang terengah-engah itu. Kira-kira penggalan liriknya begini :

..." Katakan, mata Uhan satuuuuuuu..."

Saya dulu sempat curiga bahwa Uhan ini termasuk orang yang romantis, karena disinyalir istrinya lebih dari satu. Dibilang romantis karena kok bisa ada lebih satu wanita bertekuk lutut dan mau menjadi istrinya. Nah, siapa yang mau dengan pengemis? Kecuali kalau pengemisnya semacam King of Beggars seperti dalam film-film konyolnya Stephen Chow. Tambahan dulu sempat beredar gosip bahwa si Uhan ada affair dengan si Masnah. Masnah ini perempuan melankolis gila yang dulu selalu duduk mengangkang di depan markas polisi. Sebelumnya ada desas-desus yang menyatakan bahwa Masnah tadinya semacam primadona yang dikhianati oleh anggota polisi sehingga menjadi gila. Benar atau tidaknya, yang jelas dulu banyak saksi mata (atau yang merasa menjadi saksi) yang melihat adegan Uhan mendekati Masnah sambil memetik bunga tahi ayam. Romantis bukan?

Yang pasti, kehidupan si Uhan penuh suka duka. Pernah saya saksikan orang menaruh tempurung kelapa ke dalam karungnya. Pernah juga batu sebesar tinju yang disusupkan ke situ, atau tahi kucing yang dibungkus daun pisang (nggak ada kerjaan banget). Pernah juga dia diusir. Tapi untunglah dia itu orangnya cuek, pagi di usir, sore kembali ke tempat yang sama. Kegigihannya bisa menjadi sumber inspirasi bagi koruptor-koruptor beras, termasuk koruptor yang jatuh dua kali di lobang yang sama.

Nama-nama seperti Jalil, Uhan dan Masnah mewarnai kehidupan sehari-hari penduduk kampung saya di era 70-an hingga akhir 80-an. Setiap kota memiliki kisah uniknya sendiri, ada yang lucu, ada yang tragis, ada yang tak terlupakan dan kemudian menjadi kenangan. Yang pasti, suatu saat saya akan kembali ke sana dan akan dengan lahapnya memakan kue-kue yang dulu dijajakan si Jalil, sambil berbincang tentang Uhan dan minum air hujan.

(Ferdot)

16 Februari 2009

Jengkie Tapi Rindu


Gimana caranya menghilangkan bau pete? Makanlah jengkol! Pasti bau petenya bakalan hilang. Ungkapan ini menunjukkan betapa tajamnya bau jengkie (istilah keren dan mutakhir dari jengkol). Dari mana bau tersebut berasal? Penyebab bau itu sebenarnya adalah asam-asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (S). Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau, karena pengaruh sulfur tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau.


Jengkie yang bahasa latinnya Pithecollobium Jiringa atau Pithecollobium Labatum ini adalah jenis makanan yang notorious, tetapi juga nutritious. Dibilang notorious karena bisa bikin toilet di rumah jadi 'harum semerbak' (kalau membilasnya kurang sempurna) dan bisa membuat gempar masyarakat domestik. Di daerah yang penduduknya gemar makan jengkie, pasti selokannya bau (memang selokan mana yang harum?). Dibilang nutritious karena jengkie dinilai bisa membantu mencegah diabetes dan baik untuk jantung (wallahualam).

Terlepas dari itu semua, terus terang, saya sendiri suka juga makan jengkie, asal bukan yang mentah. Jengkie bisa membuat nafsu makan bertambah (nafsu makan saya nggak pernah kurang kok, with or without jengkie), gulai jengkie atau sambel goreng jengkie bisa ditemukan sebagai hidangan ekstra di rumah makan Padang. Nah, jangan menyebut jengkol di rumah makan Padang, apalagi jengkie, karena di situ namanya jariang!

Pernah sekali saya kena jengkie syndrom, ini istilah saya untuk kondisi yang orang Sunda bilang jengkoleun. Jengkolan, maksudnya. Tanda-tanda terkena jengkoleun biasanya muncul rasa pegal hebat di pinggang, berlanjut menjadi nyeri melilit. Sulit buang air kecil dan ketika kencing rasanya sakit bukan main bahkan kerap bercampur darah. Penderita bisa mengalami kejang-kejang karena menahan sakit luar biasa. Namun setelah beberapa jam, gejala akan hilang dengan sendirinya. Hal itu dimungkinkan sebab di dalam jengkie terdapat senyawa bernama asam jengkolat. Jika Ph darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja. Tapi kalau cenderung asam (pH kurang dari 7), asam jengkolat membentuk kristal tak larut. Kristal jengkolat berupa jarum-jarum halus tidak kasat mata, yang kedua ujungnya sangat tajam yang menusuk-nusuk dinding saluran kencing. Akibatnya, timbul rasa nyeri setiap kali kencing. Karena tusukan bertubi-tubi, saluran kencing akan mengerut. Bahkan bisa mengakibatkan perdarahan, sehingga air seni menjadi kemerahan bercampur darah (wah, jadi serem). Jadi jengkoleun tidak disebabkan karena banyaknya jumlah jengkie yang dikonsumsi, tetapi bergantung pada kerentanan tubuh seseorang.

Walaupun begitu, jengkie bisa mencegah banjir dan longsor. Pohon jengkie memiliki akar tunggang, dan memilik daya serap air lebih tinggi dibanding pohon lainnya. Pohon jengkie sangat efisien jika ditanam pada bukit dan lereng-lereng gunung, di samping berdiri kokoh juga dapat menyerap air serta menyimpannya dalam jangka waktu lama. Dengan demikian longsor dan banjir bisa dicegah.

Karena itulah, jengkie mesti diangkat derajatnya. Selain dijadikan balado jengkie, gulai jengkie atau rendang jengkie, mungkin perlu juga dibuat kreasi lain, misalnya diolah menjadi Pizza Jengkie, atau sejenis jengkie burger, atau jengkie fries. Atau jengkie diekspor ke Perancis dan para ahli kuliner di sana bisa mengolahnya menjadi makanan bergengsi, toh jenis keju tertentu baunya juga nggak ketulungan kan? Siapa tau Chef Remy dari film Ratatouille bisa mengolahnya menjadi makanan lezat. Atau Catherine Zeta-Jones yang jadi Executive Chef di film No Reservations bisa menjadikannya hors d'oeuvre yang disantap sebelum menikmati foie gras dan bebek peking. Bon appétit, nikmatilah jengkol yang delicious, eh notorious...

So, makan jengkie, siapa takut.

18 Juni 2008

Kopi Luwak

Oprah Winfrey dan Kopi Luwak
"Kopi Luwak... The rarest beverage in the world," demikian kata Jack Nicholson dalam film The Bucket List. Kopi luwak memang minuman yang paling langka di dunia, dan karenanya merupakan kopi paling mahal. Harganya antara US$120 hingga US$600 per pon (1 pon/pound=0,45kg). Setiap tahunnya, hanya sekitar 1000 pon (450 kg) yang diproduksi, biasanya diekspor ke Amerika dan Jepang. Tentu saja kopi luwak harus dibedakan dengan Kopi Tjap Luwak, karena Kopi Tjap Luwak adalah kopi biasa yang menggunakan merk dagang Tjap Luwak.

Kopi luwak menjadi istimewa karena prosesnya yang unik. Kopinya sendiri berasal dari biji kopi biasa, yang tumbuh di hutan-hutan pedalaman Sumatera. Biji kopi mentah yang masih merah ini kemudian dimakan oleh luwak (asian palm chivet, Paradoxurus hermaphroditus), hewan peloncat yang selain menelan kopi juga memakan serangga, mamalia kecil, reptil kecil, telur dan sarang burung, dan buah-buahan lainnya. Perut luwak tidak bisa mencerna biji kopi mentah tersebut, hingga biji kopi itu, setelah terfermentasi dalam perut luwak, akan dikeluarkan lagi bersama kotoran luwak. Enzim tertentu dalam pencernaan luwak punya andil dalam proses fermentasi ajaib ini, memberikan rasa khas kepada biji kopi tersebut yang kemudian dikumpulkan oleh orang kampung untuk dijual kepada penadah. Kopi inilah yang kemudian diolah, dikemas dan dipasarkan ke luar negeri. Kopi ini menjadi langka karena jumlah luwak saat ini sudah jauh berkurang, karena hewan ini banyak diburu dan dibunuh petani. Apalagi sebagian orang percaya bahwa daging luwak dapat menyembuhkan penyakit.

Tentu saja, karena mahal dan langkanya, hanya orang-orang kaya dan penikmat kopi serius yang sanggup membeli kopi luwak, termasuk Edward Cole, tokoh yang diperankan dengan sangat bagus oleh Jack Nicholson. Edward Cole adalah miliuner yang memiliki jaringan rumah sakit besar di Amerika. Rumah sakit-rumah sakit milik Cole tidak menyediakan kamar pasien yang terdiri atas 1 ranjang. Cole menginginkan jumlah pasien sebanyak-banyaknya, jadi kamar-kamar VIP sekalipun memiliki 2 ranjang pasien. Dan peraturan ini tidak boleh dilanggar karena Cole adalah pengusaha yang teguh menjalankan prinsip. Hingga suatu hari Cole jatuh sakit, dia didiagnosis mengidap kanker serius. Tentu saja Edward Cole kemudian dirawat di salah satu rumah sakitnya sendiri, di kamar dengan dua ranjang. Cole berbagi kamar dengan Carter Chambers, pria kulit hitam dari kelas pekerja yang juga menderita kanker. Mau tak mau, Cole bersahabat dengan Chambers (Morgan Freeman).

Ketika dokter memvonis hidup mereka berdua tinggal beberapa bulan lagi, Chambers menulis sebuah what-to-do list, yang disebut The Bucket List, yaitu daftar hal-hal yang ingin dilakukan sebelum maut menjemput. Cole yang terkesan dengan kepribadian Chambers mengajak Chambers keluar dari rumah sakit dan melakukan hal-hal yang selama ini ia impikan, dari daftar bucket list tadi. Daftar bucket list tersebut berisi keinginan untuk: menyaksikan hal yang paling menakjubkan di dunia, menolong orang asing, mengemudi mobil Shelby Cobra, sky diving, mencium gadis paling cantik di dunia, memiliki tattoo, dan lain-lain. Pada akhir film, semua daftar dalam bucket list berhasil dilakukan.

The Bucket List adalah film yang sangat menyentuh, dengan penjiwaan dan akting yang kuat dari Jack Nicholson dan Morgan Freeman. Nicholson memberikan penampilan terbaik yang sangat menyentuh. Karakter Edward Cole memberi kesan lucu, sedih, keras kepala, marah, tak kenal takut dan bersuara lantang. Freeman tidak kalah menawan aktingnya. Karakter Carter Chambers memberi kesan cerdas, cool, romantis, lucu, dan emosional. Menonton The Bucket List adalah menonton pameran kekuatan akting yang matang dan menawan, didukung oleh skenario apik, dialog yang berisi dan cerdas plus lucu. Ditambah lagi dengan alur cerita yang sangat bagus. Wish list untuk 'mencium gadis paling cantik di dunia' diterjemahkan dengan sangat indah dan mengharukan, sama sekali tidak seperti yang saya pikirkan sebelumnya (mencium Luna Maya, misalnya, atau Nicole Kidman).

Jika ingin menonton film drama kelas satu, The Bucket List lah salah satu pilihannya.

Artikel Terkait: Phitecollobium Jiringa | The Hunt For Mus Musculus | Six Degrees Of Separation

Main site: www.ferdiansyah.com

19 April 2008

Pithecollobium Jiringa, alias Jengkol!

Gimana caranya menghilangkan bau pete? Makanlah jengkol! Pasti bau petenya bakalan hilang. Ungkapan ini menunjukkan betapa tajamnya bau jengkie (istilah keren dan mutakhir dari jengkol). Dari mana bau tersebut berasal? Penyebab bau itu sebenarnya adalah asam-asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (S). Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau, karena pengaruh sulfur tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau.

Jengkie yang bahasa latinnya Pithecollobium Jiringa atau Pithecollobium Labatum ini adalah jenis makanan yang notorious, tetapi juga nutritious. Dibilang notorious karena bisa bikin toilet di rumah jadi 'harum semerbak' (kalau membilasnya kurang sempurna) dan bisa membuat gempar masyarakat domestik. Di daerah yang penduduknya gemar makan jengkie, pasti selokannya bau (memang selokan mana yang harum?). Dibilang nutritious karena jengkie dinilai bisa membantu mencegah diabetes dan baik untuk jantung (wallahualam).

Terlepas dari itu semua, terus terang, saya sendiri suka juga makan jengkie, asal bukan yang mentah. Jengkie bisa membuat nafsu makan bertambah (nafsu makan saya nggak pernah kurang kok, with or without jengkie), gulai jengkie atau sambel goreng jengkie bisa ditemukan sebagai hidangan ekstra di rumah makan Padang. Nah, jangan menyebut jengkol di rumah makan Padang, apalagi jengkie, karena di situ namanya jariang!

Pernah sekali saya kena jengkie syndrom, ini istilah saya untuk kondisi yang orang Sunda bilang jengkoleun. Jengkolan, maksudnya. Tanda-tanda terkena jengkoleun biasanya muncul rasa pegal hebat di pinggang, berlanjut menjadi nyeri melilit. Sulit buang air kecil dan ketika kencing rasanya sakit bukan main bahkan kerap bercampur darah. Penderita bisa mengalami kejang-kejang karena menahan sakit luar biasa. Namun setelah beberapa jam, gejala akan hilang dengan sendirinya. Hal itu dimungkinkan sebab di dalam jengkie terdapat senyawa bernama asam jengkolat. Jika Ph darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja. Tapi kalau cenderung asam (pH kurang dari 7), asam jengkolat membentuk kristal tak larut. Kristal jengkolat berupa jarum-jarum halus tidak kasat mata, yang kedua ujungnya sangat tajam yang menusuk-nusuk dinding saluran kencing. Akibatnya, timbul rasa nyeri setiap kali kencing. Karena tusukan bertubi-tubi, saluran kencing akan mengerut. Bahkan bisa mengakibatkan perdarahan, sehingga air seni menjadi kemerahan bercampur darah (wah, jadi serem). Jadi jengkoleun tidak disebabkan karena banyaknya jumlah jengkie yang dikonsumsi, tetapi bergantung pada kerentanan tubuh seseorang.

Walaupun begitu, jengkie bisa mencegah banjir dan longsor. Pohon jengkie memiliki akar tunggang, dan memilik daya serap air lebih tinggi dibanding pohon lainnya. Pohon jengkie sangat efisien jika ditanam pada bukit dan lereng-lereng gunung, di samping berdiri kokoh juga dapat menyerap air serta menyimpannya dalam jangka waktu lama. Dengan demikian longsor dan banjir bisa dicegah.

Karena itulah, jengkie mesti diangkat derajatnya. Selain dijadikan balado jengkie, gulai jengkie atau rendang jengkie, mungkin perlu juga dibuat kreasi lain, misalnya diolah menjadi Pizza Jengkie, atau sejenis jengkie burger, atau jengkie fries. Atau jengkie diekspor ke Perancis dan para ahli kuliner di sana bisa mengolahnya menjadi makanan bergengsi, toh jenis keju tertentu baunya juga nggak ketulungan kan? Siapa tau Chef Remy dari film Ratatouille bisa mengolahnya menjadi makanan lezat. Atau Catherine Zeta-Jones yang jadi Executive Chef di film No Reservations bisa menjadikannya hors d'oeuvre yang disantap sebelum menikmati foie gras dan bebek peking. Bon appétit, nikmatilah jengkol yang delicious, eh notorious...

So, makan jengkie, siapa takut.

26 September 2007

Wadai...

"...Umai nyamannya wadai, hanyar taganang manitik liur..."*

Kalau sudah bulan puasa begini, yang teringat tentu saja kampung halaman, apalagi menjelang lebaran, sudah terbayang serunya suasana. Yang tak terlupakan adalah aneka jajanan, alias wadai. (Dasar saya tukang makan). Kalau sudah di atas jam 4 sore, mandi sudah (kalau bulan puasa waktu kecil saya mandi berkali-kali, biar ngga haussssss..), mandi juga sudah, apalagi mandi, semuanya sudah, lalu jjs. Nah, pada dasarnya yang namanya pasar Ramadhan di mana-mana sama, selalu ada kue-kue tradisional sesuai dengan daerah masing-masing. Di Tembilahan yang saya ingat selalu ada wadai khas banjar, karena penduduknya mayoritas orang Banjar (yang dari Kalsel).

Ada yang namanya papudak, kalo tidak salah bentuknya mirip-mirip jelly, panjang dan berwarna hijau, ada papari', warnanya hijau juga, ada hamparan tatak, hehehehe, ada juga wadai lapis, pundut, bolu babanam, bingka kacung, wadai kipeng, balungan hayam, papuyu, gagatas. Favorit saya yaitu kalalapun, versi lain dari kue klepon, buat main perang-perangan, kalo digigit cairan gula merah di dalamnya akan tersembur keluar, kena lah baju 'kekawanan'. Lumayan lah buat bikin dosa, hehehehe.Ada juga yang namanya wadai dua kali sakit. Kenapa dua kali sakit? Ini versi lain dari dadar gulung, jadi kue jenis ini menderita dua kali, sudah didadar (digilas), digulung pula (dilipat), dua kali lah sakitnya.

Nah ngomong-ngomong soal makanan, kenapa tidak saya sebutkan juga masakan favorit saya. Namanya ayam masak habang. Ini ayam yang dimasak dengan saos tomat, yang lezatnya bukan main. Jadi kalau Anda ke Kalimantan Selatan, atau kesasar ke Tembilahan, cobalah rasakan nikmatnya. Paling pas kalau dimakan dengan nasi lemak. Ada lagi yang namanya gangan bakaruh, sup sayuran yang bahannya terdiri atas keladi, jantung pisang, warnanya keruh, makanya disebut gangan bakaruh. Slurrpppppp.... Jadi kangen sama kampung halaman. Kalau dihitung-hitung, mungkin sudah 10 tahun lebih saya tidak merasakan suasana puasa Ramadhan di Tembilahan.

----------------- *)..Aduh enaknya kue, baru teringat sudah menetes air liur...(bahasa Banjar).