28 Mei 2008

Laskar Pelangi: The Movie

Novel yang mengharu biru karya pertama dari novelis Andrea Hirata, akan difilmkan oleh Mira Lesmana. Proses pembuatan filmnya bahkan sudah memasuki tahap produksi. Hampir 100% pengambilan gambar akan dilakukan langsung di Pulau Belitung (Belitong), dan merupakan kerja bareng antara rumah produksinya Mira Lesmana, Miles Films, dengan Mizan Cinema Production, B Edutainment dan Iluni UI.

Skenarionya digarap oleh Riri Riza, Salman Aristo dan Mira Lesmana sendiri, setelah berdikusi intensif dengan pengarangnya, si ikal Andrea Hirata. Agar chemistry antara cerita dan pemain muncul natural, para pemainnya sebagian besar adalah anak Belitong asli, yaitu 12 pemain, 10 laskar pelangi dan dua karakter tambahan lainnya. Selain mereka, aktor dan aktris seperti Cut Mini, Tora Sudiro, Slamet Rahardjo dan Alex Komang juga akan dikasting.

Berdasarkan pengalaman, menterjemahkan novel ke layar lebar bukan sesuatu yang mudah. Banyak detil dan fakta yang tidak bisa begitu saja muncul di film, karena bahasa novel adalah bahasa narasi, dan bahasa film adalah bahasa gambar dan dialog. Penggemar novel Harry Potter banyak yang kecewa dengan versi filmnya karena beberapa adegan penting malah tidak ada di film, atau plot nya yang suka berubah. Antony Minghela dengan susah payah mengangkat buku The English Patient ke layar lebar, dan Martin Scorsese pontang panting sewaktu menterjemahkan buku Nicolas Pileggi, The Wise Guy, menjadi film The Goodfellas. Novel John Grisham tentang gugatan clash action terhadap pabrik rokok, diganti dengan gugatan terhadap perusahaan senjata dalam film The Runaway Jury.

Mira Lesmana sendiri sudah mengisyaratkan hal itu, bahwa akan ada perbedaan antara novel dan filmnya. Ada hal-hal yang tidak terdapat di novel namun ada di film, dan ada hal-hal yang tidak terdapat di film, namun ada di novelnya. Salah satu contoh perbedaannya adalah ada tokoh-tokoh tambahan yang tidak terdapat di novel. Menurut Mira, hal ini diperlukan untuk membantu membangun drama yang berkembang di film, karena dalam penulisan skenario ada 'hukum dramanya'. Penambahan tokoh dalam film ini juga berdasarkan riset dan wawancara lanjutan dengan tokoh nyata yang disebutkan di novel, yaitu Bu Mus.

Bagus juga Laskar Pelangi digarap oleh Mira Lesmana, karena dia bukanlah produser kelas opera sabun seperti Ram Pun Jadi (Punjabi, maksud saya), atau produser penjahat seni lain yang keturunan India. Sedikit banyaknya duet Mira Lesmana dan Riri Reza (ingat Petualangan Sherina) punya sentuhan yang bagus dan mereka memiliki idealisme tersendiri. Lagipula, film ini bisa jadi semacam penyegar setelah selama ini bioskop dipenuhi dengan film hantu dan sekuel film hantu, film cinta yang sok 'dalam' padahal pendekatannya dangkal, dan lain-lain. Akhirnya ada juga (lagi) film yang layak ditonton oleh seluruh anggota keluarga, yang bisa menghibur sekaligus mendidik, dan memiliki pesan yang sangat masuk akal (bacalah novelnya). Paling tidak anak-anak memiliki alternatif tontonan daripada setiap hari menonton reality show musik di TV yang--sebenarnya acaranya bagus sih--di panel jurinya selalu ada makhluk jadi-jadian semacam bencong, sehingga cukup membingungkan anak-anak.

Artikel Terkait: Hypnerotomachia Poliphili | Serendipity

Main site: www.ferdiansyah.com

25 Mei 2008

Serial TV Jadul

Masih ingat dengan serial teve jaman dulu yang sering kita tonton waktu masih ketjil? Untuk bernostalgia dan menyegarkan lagi ingatan, inilah serial teve jaman dulu. Beberapa dari mereka telah dijadikan film layar lebar, dan sebagian lagi akan dibuat film layar lebarnya.

Wonder Woman
Wonder Woman (Lynda Carter) berasal dari Paradise Island, salah seorang putri Amazon yang punya kekuatan super. Setelah menyelamatkan Mayor Steve Trevor dari kecelakaan pesawat terbang, ia mengikuti Steve kembali ke dunia normal sebagai Diana Princess. Diana memutar tubuhnya dengan kecepatan ultra untuk bertransformasi menjadi Wonder Woman. Kekuatannya berasal dari sabuknya, gelang emasnya bisa menghentikan desingan peluru, dan mahkotanya bisa menjadi senjata mirip bumerang jika dilemparkan ke arah penjahat. Nah, waktu kecil saya suka mengkhayal kalau sudah besar nanti pengen punya pacar seperti Wonder Woman. Serial ini akan dihidupkan lagi dalam film layar lebar, paling cepat tahun depan. Nama-nama yang rencananya akan dikasting sebagai Wonder Woman antara lain Megan Fox (The Transformer) dan Mary-Elizabeth Winstead (Die Hard 4).

Six Million Dollar Man
Kolonel Steve Austin (Lee Majors), astronot yang pernah berjalan di bulan, mengalami kecelakaan fatal sewaktu pesawatnya jatuh. Bagian tubuhnya yang rusak diganti dengan sparepart bionik, termasuk tangan kanan, mata kiri dan kedua kakinya. Dengan kekuatan bionik tersebut dia bisa lari sangat cepat, punya kekuatan super dan bisa melihat sangat jauh. Untuk mengembalikan dana 6 juta dolar tersebut, dia bekerja untuk Pemerintah Amerika sebagai agen rahasia, dan bekerja sama dengan Oscar Goldman, ilmuwan yang merangkap sebagai agen Pemerintah. Belum ada rencana Hollywood untuk remake serial TV ini, apalagi ke layar lebar.

Bionic Woman
Ini adalah spinoff dari Six Million Dollar Man, di serial ini Oscar Goldman juga muncul. Jamie Sommers (Lindsay Wagner), petenis profesional, mengalami kecelakaan sewaktu ber-skydiving.
Ia diselamatkan oleh tim yang sama yang menyelamatkan Steve Austin, dan bagian tubuhnya yang rusak juga diganti dengan peralatan bionik. Lengan, kaki dan telinga memiliki kekuatan super. Serial ini dibuat ulang tahun 2007, dengan Michelle Ryans sebagai Jamie Sommers. Serial baru ini dianggap gagal dan hanya berjalan 14 episode.

Charlie's Angels
Miliuner misterius, Charles Townsend (Charlie), merekrut 3 orang cewek jebolan Police Academy untuk menjalankan perusahaan detektif swasta miliknya, dibantu oleh Bosley. Ketiga cewek tersebut adalah Jill (Farrah Fawcett), Sabrina (Jaclyn Smith) dan Kelly (Kate Jackson).
Para angels ini melakukan aksinya sebagai detektif dengan menyamar sebagai model, waitress dan menggunakan kekuatannya sebagai femme fatale untuk membongkar sebuah kasus. Serial ini kemudian dibuat ke layar lebar dengan bintang Cameron Diaz, Lucy Liu dan Drew Barrymore, dalam film Charlie's Angels (2000) dan Charlie's Angels: Full Throttle (2003).

The Incredible Hulk
Dr. David Bruce Banner (Bill Bixby), adalah seorang ilmuwan yang mengalami kecelekaan di lab nya ketika bereksperimen dengan sinar gamma. Sejak itu, jika sedang stress, marah dan tertekan, tubuhnya bertransformasi menjadi monster berwarna hijau yang dijuluki Hulk (diperankan oleh binaragawan Lou Ferigno). Ia lalu berkelana sambil mencari pengobatan atas mutasi yang terjadi pada tubuhnya. Serial ini didasarkan pada karakter yang sama dalam komik Marvel. (Kebanyakan karakter Marvel adalah mutant, misalnya Spiderman, X-Men, Fantastic Four). Serial ini kemudian dibuat versi layar lebarnya oleh Ang Lee pada tahun 2003 dengan aktor Eric Bana sebagai Dr. Bruce Banner. Konsep film ini dinilai tidak begitu populer sehingga pihak Marvel Enterprises membuat lagi filmnya dengan judul The Incredible Hulk yang akan dirilis bulan depan. Kali ini Edward Norton didapuk sebagai Dr. Bruce Banner. Karakter Hulk nya sendiri, sama dengan versinya Ang Lee, adalah CGI.

The Saint
Inilah serial tv yang mengantarkan Roger Moore menjadi James Bond. Dia berperan sebagai Simon Templar, seorang pencuri flamboyan yang suka menolong orang yang sedang kesusahan. Mirip versi modern dari Robin Hood. Dia mencuri dari penjahat, gangster dan mafia, setelah kemudian memenjarakan mereka. Tahun 1997, film layar lebarnya diluncurkan dengan aktor Val Kilmer sebagai Simon Templar. Film ini akan dibuat lagi tahun depan dengan aktor Inggris James Purefoy sebagai Simon Templar.



Remington Steele
Laura Holt (Stephanie Zimbalist) adalah detektif pintar dan berbakat. Ketika dia membuka usaha detektif swasta, tak satupun klien yang datang, karena mereka tidak yakin seorang wanita akan bisa menjadi detektif. Maka ia merubah nama perusahaannya LAURA HOLT INVESTIGATIONS menjadi REMINGTON STEELE INVESTIGATIONS. Tiba-tiba klien pun berdatangan. Yang menjadi masalah, mereka semua ingin bertemu dengan Remington Steele, yang sebenarnya tidak ada. Dalam sebuah kasus, ada seorang pencuri misterius (Pierce Brosnan) yang mencoba mencuri sesuatu yang sedang dilindungi oleh Laura Holt. Ketika akhirnya Laura dan lelaki tanpa nama itu bekerja sama dan banyak membantu Laura, Laura lalu menyatakan pada klien-kliennya bahwa lelaki itulah Remington Steele. Sampai serial TV ini berakhir, tidak ada seorangpun yang tau nama asli karakter yang diperankan oleh Pierce Brosnan ini. Karena perannya inilah, produser Albert Broccoli tertarik mengajaknya memerankan James Bond sebagai pengganti Roger Moore. Karena Brosnan masih terikat kontrak dengan serial ini, maka Timothy Dalton lah yang mendapat peran tersebut. Baru kemudian pada tahun 1995, setelah vakum lebih dari 8 tahun, film James Bond dilanjutkan kembali dengan Pierce Brosnan sebagai aktor utama.

Moonlighting
Inilah film yang mengantarkan Bruce Willis menjadi aktor yang sukses. Konsep serial TV ini mirip dengan Remington Steele. Mantan model, Maddie Haynes (Cybil Shepperd) membuka usaha detektif swasta Blue Moon (bukan Blue Moon yang obat kuat itu), dan bekerja sama dengan David Addison (Bruce Willis) dalam menjalankan usaha penyelidik swastanya. Sama dengan Remington Steele, yang menarik dari serial ini adalah chemistry antara kedua tokohnya. Dengan theme song berjudul sama yang dinyanyikan Al Jarreau, serial ini menjadi favorit dan diharapkan dibuat versi layar lebarnya.

Knight Rider
Sebelum Baywatch (atau Bodywatch, karena isinya pamer body semua), David Hasselhof terkenal dalam serial teve Knight Rider, sebagai Michael Knight. Michael didampingi oleh mobil pintar, yang dijuluki Kitt (Knight Industries Two Thousand). Mobil super ini punya kemampuan self-drive dan memiliki senjata tersembunyi. Film serial teve ini dilanjutkan lagi tahun ini.

To Be Continued...

17 Mei 2008

Kill With Me Dot Com

Agent Jennifer Marsh adalah salah satu agen FBI yang ditugaskan pada divisi Cyber Crime Task Force. Tugasnya memantau situs-situs berbahaya, misalnya situs sharing mp3 ilegal, video sharing, hacker, dan chat room yang berindikasikan terorisme. Ketika muncul situs baru beralamat www.killwithme.com, FBI pun panik. Situs tersebut menampilkan live video streaming (streaming video siaran langsung). Pengunjung situs akan bisa melihat seseorang yang disiksa sedemikian rupa, hingga orang yang disiksa tersebut mati. Korban dihubungkan dengan jarum yang mengalirkan cairan kimia berbahaya, dan pengaliran cairan kimia tersebut dipantau dengan komputer.

Komputer tersebut juga bertindak sebagai server lokal yang juga merupakan interface dari streaming video. Singkatnya, makin banyak pengunjung website tersebut, makin cepat matinya korban. Pada dasarnya, pengunjung situs juga ikut andil dalam mempercepat kematian si korban.


Situs ini menjadi populer, dan pengunjungnya makin banyak, sebagian menyangka ini adalah lelucon atau main-main, tapi si korban benar-benar mati, dan yang disaksikan pengunjung situs adalah cara pembunuhan yang paling brilian yang pernah terjadi. Agent Jennifer Marsh tidak bisa melacak asal situs tersebut, alamat ip nya berubah-ubah dan selalu menggunakan mirror yang berbeda. Penyelidikan lanjutan menyatakan bahwa domain www.killwithme.com didaftarkan di Rusia, dan FBI tidak memiliki yurisdiksi di negara tersebut. Singkatnya, pemilik situs tidak terlacak (untraceable).

Inilah plot dari film Untraceable produksi Screen Gems Pictures (anak perusahaan Sony Columbia Pictures). Film thriller yang mengetengahkan dunia internet dan hacker ini dibintangi oleh Diane Lane, sebagai Agent Jennifer Marsh.

Apakah situs www.killwithme.com benar-benar ada? Tentu saja ada, hanya saja situs ini milik Sony Pictures Entertainment (lihat ikon pada alamat url ada logo Sony Pictures Entertainment). Situs ini sengaja dibuat sebagai bagian dari promosi film Untraceable. Begitu kita klik Enter, akan muncul pesan peringatan: "Visiting this site could cause harm to innocent people. Do you still want to enter?"

Bikin penasaran, kan?


Jika kita lakukan whois lookup pada domain www.killwithme.com, informasi yang didapat adalah sebagai berikut:

Registrar: MARKMONITOR INC.
Whois Server: whois.markmonitor.com
Referral URL: http://www.markmonitor.com
Expiration Date: 2010-04-16
Creation Date: 2006-04-16
Last Update Date: 2007-10-05
Name Servers: ns2.sonypictures.com , ns3.sonypictures.com

Sedangkan jika kita lakukan ip lookup, hasilnya adalah sebagai berikut:
IP Address: 64.37.182.110
IP Location: United States
Website Status: active
Server Type: Apache

----------------------------------------------------------

Main site : www.ferdiansyah.com

15 Mei 2008

The Death of Wong Cilik (Jika BBM Naik)

...galang rambu anarki ingatlah
tangisan pertamamu ditandai
bbm membumbung tinggi

maafkan kedua orangtuamu
kalau tak mampu beli susu
bbm naik tinggi
susu tak terbeli
orang pintar tarik subsidi
mungkin bayi kurang gizi..."

(Iwan Fals, Galang Rambu Anarki, Album Opini, 1982)

Diberitakan bahwa Polri akan menindak tegas para provokator yang ada di balik demo-demo menentang kenaikan BBM. Ini ancaman yang absurd, karena dalam konteks kenaikan BBM, tidak perlu provokator untuk melakukan demonstrasi. Justru dengan rencana penguasa negara menaikkan BBM, penguasa negara memprovokasi masyarakatnya secara langsung. Dengan demikian, SBY and the crew lah provokatornya.

Artikel Terkait : Basmi Pemerintah | SBY Please Stop Singing

Main site www.ferdiansyah.com

14 Mei 2008

The Last Supper

reposted
Jika kita bisa kembali ke masa lalu, berada di Austria pada tahun 1907 dan bertemu dengan Adolf Hitler yang masih kecil, maukah kita membunuhnya?

Sekelompok mahasiswa pasca sarjana berpaham liberal setiap minggu mengundang orang untuk berdiskusi sambil makan malam. Pada suatu malam secara tidak sengaja mereka mendapat tamu seorang mantan prajurit yang berhaluan fasis. Diskusi dan perdebatan di meja makan berakhir dengan terbunuhnya mantan prajurit bernama Zack tersebut (Bill Paxton). Belakangan diketahui Zack adalah tersangka penculikan beberapa gadis. Insiden tersebut menimbulkan ide gila pada mereka bahwa mereka bisa mencegah kejadian-kejadian buruk dengan cara membunuh orang yang menyebabkan kejadian-kejadian buruk tersebut. Jude (Cameron Diaz) melontarkan pertanyaan, jika kita bisa kembali ke masa lalu dan punya kesempatan untuk membunuh Adolf Hitler selagi dia masih kecil, apakah kita mau membunuhnya? Kemungkinan untuk merubah sejarah dan untuk membuat dunia lebih baik inilah yang membuat mereka mulai mengundang tokoh-tokoh yang jalan pikirannya dinilai membahayakan. Mulai dari pendeta yang menyatakan bahwa homoseksualitas adalah penyakit dan AIDS merupakan penyembuhnya, tokoh yang antifeminisme, dan tokoh-tokoh lain yang terlalu kiri atau terlalu kanan, satu persatu diundang makan malam, berdiskusi, dan diberi racun arsenik yang dicampurkan dalam minuman anggur dalam botol biru. Kemudian mayat mereka ditanam di halaman belakang, dibuat bedeng dan di atasnya ditanami tomat yang ajaibnya tumbuh dengan sangat subur.

Aksi mereka mula-mula lancar, dalam diskusi-diskusi dengan calon korban di tengah makan malam yang lezat mereka selalu sepakat untuk dengan segera memberikan racun tersebut, kadang-kadang dengan melewatkan desert. Sampai suatu saat mereka mengundang tokoh oposan bermulut besar yang selalu muncul di televisi, Norman Artbuthnot (Ron Perlman), yang tentu saja bersilangan dengan jalan pikiran mereka yang moderat dan liberal. Pada saat berdiskusi dengan Arbuthnot inilah mereka menjadi terpecah dan bertengkar. Luke (Courtney B Vance) menyatakan bahwa Arbuthnot harus mati, sementara Jude dan temannya yang lain menyimpulkan bahwa Arbuthnot hanyalah orang biasa bermulut besar yang ingin ketenaran dan masuk tv.

Film ini diproduksi tahun 1995, sejenis komedi hitam seperti film Very Bad Things (Christian Slater, Cameron Diaz), tapi dengan isi yang lebih berbobot. Diskusi-diskusi di meja makan sangat panas, tegang dan bikin kita betah nonton. Jangan mengharapkan adegan laga di film ini, tapi dialog-dialog yang ada justru yang bikin kita tegang. Tomat-tomat yang tumbuh subur dan ranum di atas mayat-mayat menjadi bumbu yang pedas. "Saya belum pernah merasakan ada tomat seenak ini dimanapun.." demikian komentar Sheriff wanita yang mencicipi tomat tersebut langsung dari pohonnya tanpa menyadari bahwa mayat-mayatlah yang menjadi penyubur tanaman tersebut.

Ironi-ironi juga muncul. Kelompok mahasiswa pasca sarjana yang menjadi sentra di film ini menganggap mereka berpaham moderat dan liberal, bukankah liberal dan moderat juga berarti menghargai pendapat yang berbeda, seekstrim apapun pendapat tersebut.

Saya tidak ingat apakah film ini pernah muncul di bioskop Indonesia beberapa tahun yang lalu. Judulnya mengingatkan kita akan lukisan terkenal Leonardo Da Vinci yang berjudul sama. Film-film bergenre komedi hitam yang mengejek tatanan yang mapan dan penuh dengan adegan atau dialog intropeksi bagus juga ditambahkan pada koleksi. Yang saya ingat antara lain American Beauty, Suicide King, Very Bad Things dan lain-lain.

Main site : www.ferdiansyah.com

08 Mei 2008

Blogger Dipenjara

Untuk urusan kebebasan berbicara, tentu saja Indonesia masih lebih baik dibandingkan Malaysia. Di sana demokrasinya masih semu, sementara Indonesia sekarang sedang berada di era demokrasi reformatif (yang kadang-kadang kebablasan). Blogger senior Malaysia, Raja Petra Kamarudin (RPK) yang menggawangi jurnalisme independen Malaysia Today, dijebloskan ke penjara karena dituding melakukan hasutan bahwa deputi perdana menteri Najib Abdul Razak dan isterinya Rosmah Mansor terlibat dalam pembunuhan terhadap Altantuya Shariibuu, gadis Mongolia, lewat postingan di blognya di bawah judul "Let's Send The Altantuya's Murderers To Hell", tanggal 25 April yang lalu.

Apa yang disebutkan RPK sebenarnya adalah sebuah rahasia umum yang beredar, dan kasus ini sudah lama dibicarakan. Alih-alih melakukan investigasi lebih mendalam, pihak Polis Diraja Malaysia mengikuti kemauan penguasa dan melakukan penangkapan terhadap RPK (sesuatu yang di Indonesia juga masih jamak terjadi). Masalah ini kemudian diangkat ke parlemen. Adalah Lim Kit Siang dari DAP yang mengangkat isu ini di parlemen dan menyatakan apa yang dilakukan deputi perdana menteri dan istrinya dengan mengajukan RPK ke penjara adalah salah satu bentuk pelecehan hukum. RPK bisa saja keluar dari penjara jika ia membayar uang jaminan RM5000, jumlah yang tidak begitu besar dan tentu saja sanggup dibayarkan oleh pendukungnya. Tapi ia memutuskan untuk tetap berada dalam penjara hingga sidang pemeriksaan dilakukan, di mana ia punya kesempatan untuk mengatakan hal-hal yang sebenarnya.

Banyak pihak di Malaysia yang mendukung RPK, termasuklah para mahasiswa, komunitas pers, pihak oposisi, kaum intelektual dan mentri-mentri senior. Demo menuntut pembebasan RPK juga sudah berkumandang di mana-mana.

Semoga kebenaran terungkap, dan konspirasi politik di Malaysia yang sudah berurat berakar membutuhkan pahlawan-pahlawan seperti Anwar Ibrahim dan RPK untuk tetap eksis memperjuangkan demokrasi.

Banyak tokoh di Malaysia yang menyuarakan pikirannya lewat blog, bahkan Mahathir Mohammad dan Anwar Ibrahim adalah blogger (lihat link They Kick! di halaman ini), karena blog adalah sarana untuk menyuarakan kebebasan berpikir dan berpendapat, apalagi pers di sana banyak dicampurtangani penguasa.

Di negara di mana pers nya menjadi alat pendukung bagi penguasa, blog merupakan media independen yang sangat diandalkan. Jadi biarkanlah para blogger berkembang dan menyuarakan yang terbaik dari pikirannya, untuk kemaslahatan dunia. Bloggerpun membutuhkan dukungan, bukan tekanan.


Blogger juga manusia.

Artikel Terkait : SBY, Please Stop Singing | Basmi Pemerintah | Jambul | SBY Disambar Petir

Main site : www.ferdiansyah.com

06 Mei 2008

Blu-ray

logo blu-ray disc
Selama ini dua jenis format pengganti DVD masa depan saling berkompetisi, yaitu HD-DVD (high definition-digital versatile disc) dan blu-ray disc. HD-DVD disponsori oleh Toshiba, NEC, Microsoft dan Intel, sedangkan blu-ray vendornya lebih banyak, di belakangnya terdapat nama-nama besar seperti Sony, Apple, Dell, Hitachi, HP, JVC, LG, Mitsubishi, Panasonic, Pioneer, Samsung, Philips, Sharp, TDK, dan Thomson. Otomatis dengan dukungan yang lebih banyak, blu ray menang. Apalagi seperti dilansir detik.com, Toshiba menghentikan produksi HD-DVD dan HD-DVD playernya. Bagaimana dengan X-Box nya Microsoft yang selama ini medianya menggunakan HD-DVD? Sudah pasti mereka akan menghentikan pemakaian HD-DVD untuk konsol game tersebut, dan berkonsentrasi pada konten digital yang bisa didownload. Sementara PS3 nya Sony memang diproduksi dengan format blu-ray.

Untuk urusan distribusi film, tentu saja format blu-ray yang diproduksi Sony lebih lempang melenggang. Perusahaan raksasa yang memiliki Sony Pictures Entertainment yang menggawangi studio Columbia Pictures, MGM dan United Artists ini sudah lama merilis film-film dalam format blu-ray. Studio lainnya yaitu Walt Disney, 20th Century Fox, dan Lionsgate juga mendukung format blu-ray. Bahkan Warner Bros. yang tadinya netralpun akan memasarkan videonya lewat format laser biru ini. Jadi, akan tamatlah riwayat HD-DVD.

Apa itu blu-ray disc? Baik HD-DVD maupun blu-ray disc ukurannya sama dengan keping DVD dan CD, hanya teknologi penyimpannya berbeda. Selama ini kita sudah cukup puas dengan format DVD single layer yang mempunyai kapasitas 4,7 gb, atau DVD dual layer yang punya kapasitas 8,5 gb. Nah, blu-ray disc mampu menyimpan data sebesar 50 gb! Sebagai gambaran, blu-ray disc mampu memuat lebih dari 9 jam video high definition, atau setara dengan 23 jam video standard definition (vcd). Tentu saja dengan kapasitas simpan yang begitu besar, tampilan gambar blu-ray disc lebih sangat tajam dan reproduksi suaranya lebih oke, padahal DVD konvesional yang ada sekarang sudah cukup memuaskan. Jadi, jika kita memiliki blu-ray disc player, alangkah sayangnya kalau tidak didukung dengan TV berkualitas HD (high definition).

Daya simpan keping Blu-ray bisa sedemikian besar karena ia mengusung teknologi yang beda dengan DVD. Sesuai namanya, blu-ray memanfaatkan laser biru-violet untuk membaca dan menulis data, sedang DVD—idem untuk DVD±R, DVD±RW, dan DVD-RAM—memanfaatkan laser merah.

Laser biru-violet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek (405nm) dibandingkan laser merah (650nm). Dengan begitu, ia bisa menyorot objek dengan presisi lebih tinggi. Hasilnya, data bisa diikat dengan lebih ketat dan disimpan di ruang yang lebih kecil. Inilah yang membuat Blu-ray mampu menyimpan lebih banyak data meskipun ukuran disknya sama dengan CD atau DVD. Blu-ray juga memiliki lapisan permukaan yang lebih tipis—hanya 0,1mm—dibandingkan HD-DVD yang tebalnya 0,6mm. Dengan begitu, laser bisa menembakkan data dengan lebih fokus. Meski begitu, faktor ketipisan ini mahal harganya, dan proses hard coating khusus juga dibutuhkan supaya permukaan keping menjadi tahan banting. Tujuannya untuk melindungi data dari kerusakan akibat goresan atau sidik jari. Untuk read atau write, kecepatan minimal Blu-ray adalah 1x atau sekitar 36Mbps—jauh dari DVD yang kecepatannya hanya 10Mbps. Rencananya, kecepatan tersebut masih akan digeber hingga 8x atau 288Mbps.

Tentu saja blu-ray disc masih mahal. Playernya aja hingga sekarang masih dibandrol di atas Rp.8 jutaan dan keping filmnya rata-rata Rp400ribuan. Ke depannya pasti dan harus menjadi lebih murah, tapi mungkin butuh waktu 3 atau 4 tahun lagi. Untuk sementara ini, kita, termasuk saya, sebenarnya sudah cukup puas dengan kualitas film-film DVD, asal jangan yang bajakan, atau keping DVD yang isinya sampai 4 atau 8 film. Itu mah, sudah bukan DVD namanya, karena otomatis kualitas gambar dan suaranya jadi jeblok, setara atau bahkan lebih jelek dari video berformat VHS atau Betamax yang tahun 80-an itu.

Main site: www.ferdiansyah.com

04 Mei 2008

Quantum of Solace : The Meaning

Film Bond berikutnya yang akan dirilis bulan Nopember 2008 nanti, adalah Quantum of Solace. Beberapa rekan bertanya kepada saya, apa artinya judul tersebut? Solace sendiri artinya adalah pelipur-lara. Biasanya judul-judul film James Bond diambil dari judul-judul novel atau kumpulan cerita pendek James Bond yang ditulis oleh Ian Fleming, kecuali misalnya GoldenEye (1995). GoldenEye merupakan nama rumah peristirahatan Ian Fleming di Jamaica, tempat ia menulis beberapa novel James Bond.

Judul Quantum of Solace diambil dari novel yang merupakan kumpulan plot atau cerita pendek berjudul For Your Eyes Only. Judul For Your Eyes Only sendiri sudah difilmkan pada tahun 1981 dengan Roger Moore sebagai James Bond. Quantum of Solace merupakan cerita pendek ke tiga di novel tersebut. Kisahnya sendiri sama sekali tidak memuat spionase, tidak ada pistol, tidak ada penjahat, dan tidak ada konspirasi global, tapi tetap dianggap sebagai salah satu tulisan terbaik Ian Fleming tentang karakter James Bond. Lewat Quantum of Solace, Ian Fleming mencoba menulis kisah James Bond dengan pendekatan yang lebih serius dan 'nyastra', gaya yang mirip dengan W. Sommerset Maugham.

Dikisahkan, James Bond sedang duduk di sebuah sofa, berbicara dengan seorang Gubernur Kolonial. Setelah Bond berkomentar kecil tentang 'menikah dengan pramugari', si Gubernur kemudian bercerita tentang seorang temannya yang bekerja di lingkungan diplomat, yang menikahi seorang pramugari. Dalam kisahnya itu terungkap bahwa setelah pernikahan yang didasari cinta kasih dan saling pengertian, hubungan sepasang suami istri tersebut merenggang, dan sang istri terlibat affair, sementara si diplomat dipindahkan ke Washington, DC.

Inti ceritanya adalah tentang fenomena emosi yang oleh si Gubernur disebut sebagai quantum of solace, unit terkecil dari rasa kasih sayang yang bisa dimiliki oleh dua manusia. Selagi rasa kasih sayang itu ada, manusia bisa survive, tetapi jika itu hilang, ketika pasangan kita tidak lagi peduli terhadap rasa kemanusiaan kita yang paling dasar, hubungan itu akan berakhir. Persisnya, dalam kisah itu si Gubernur mengatakan bahwa quantum of solace adalah "...a precise figure defining the comfort, humanity and fellow feeling required between two people for love to survive. If the quantum of solace is nil, then love is dead."

Pada akhir cerita pendek ini, dikisahkan James Bond mengalami depresi. Dan tiba-tiba menemukan bahwa kehidupan petualangannya selama ini pada dasarnya membosankan, bahkan tanpa makna, jika dibandingkan dengan drama kehidupan manusia yang baru saja diceritakan oleh si Gubernur. Kisah yang tersirat dari cerita pendek James Bond ini adalah suatu fakta yang tak terkatakan selama ini, bahwa tidak ada satupun di dunia yang memiliki quantum of solace terhadap James Bond. Dia sendirian, orang yang terdekat dengannya adalah M, yang pada akhirnya memburunya seperti binatang buruan. Intinya, James Bond adalah orang yang paling kesepian di dunia ini.

Well, terlepas dari semua hal-hal yang wah yang meliputi karakter James Bond, ternyata saya lebih beruntung, karena saya (merasa) memiliki cukup quantum of solace. (Tentu saja kisah filmnya nanti jauh dari kesan sentimentil seperti di cerita pendeknya).

Artikel terkait: Quantum of Solace: Bond 22

Main site: www.ferdiansyah.com

02 Mei 2008

Doea Tanda Mata

Tata artistik dan sinematografi apik yang tidak kita temui dalam film-film Indonesia saat ini, telah dicapai dengan gemilang oleh film Doea Tanda Mata, yang diproduksi tahun 1984. Film yang dibesut oleh Teguh Karya ini meraih penghargaan Film Terbaik dan Fotografi Terbaik dalam Festival Film Asia Pasifik tahun 1986. Di dalam negeri, film ini meraih Piala Citra untuk kategori aktor terbaik (Alex Komang), fotografi terbaik, tata artistik terbaik, dan tata musik terbaik. Bahkan, posternya mendapat penghargaan disain tertinggi dan mendapat hadiah S. Toetoer, tahun 1985.
Setelah kecewa dengan Nagabonar Jadi 2 yang tata artistiknya tidak beda dengan gambar-gambar yang ada di sinetron, belum ada film Indonesia yang mampu menyaingi keindahan gambar-gambar dalam Doea Tanda Mata, yang fotografinya dipegang oleh George Kamarullah. Mungkin Ca Bau Kan bisa mendekati, tapi tidak menandingi. Ekspedisi Madewa boleh dibilang kesia-siaan, karena walaupun budgetnya lumayan besar, film ini gagal mencapai nilai artistik yang tinggi.
Kisah filmnya sendiri sangat bagus, tidak menjual romantisme kepahlawanan yang berlebihan. Tokohnya, Gunadi, memiliki karakter manusia apa adanya, tidak menjadi pahlawan kesiangan seperti dalam film Lebak Membara, film perjuangan yang terjebak menjadi film laga. Film yang berlatar belakang tahun 1930-an ini menceritakan ketika Indonesia masih disebut sebagai Hindia Belanda. Karena pembunuhan politik temannya, Gunadi (Alex Komang), yang meninggalkan istrinya yang guru untuk bergabung dengan gerakan perlawanan menentang pemerintah Hindia Belanda.
Gunadi dan rekan-rekan sesama perjuangan menyebarkan selebaran-selebaran dan berita perjuangan dari sebuah percetakan yang merangkap tempat hiburan panggung (stamboel). Karena suatu insiden, Gunadi merencanakan pembunuhan politik terhadap seorang Komisioner Belanda yang terlibat. Tetapi ketika dia jatuh cinta terhadap Ining (Jenny Rachman), penyanyi stamboel yang juga saudara perempuan dari temannya yang terbunuh, Gunadi menjadikan tujuannya menjadi balas dendam.
Nasionalisme memang menjadi tema sentral film ini, tapi film ini juga dengan santun mempertanyakan kemurnian perjuangan. Dengan intensitas kisah yang terjaga dan akhir cerita yang penuh dengan ironi, film ini mendapat sambutan yang luar biasa, dan waktu itu menjadikan film Indonesia diperhitungkan di manca negara. Sineas-sineas Indonesia saat ini bolehlah berhenti memproduksi film hantu, dan belajar dari para pendahulunya bagaimana membuat film yang tidak hanya indah dari segala segi, tapi juga sukses.