25 Februari 2008

Academy Award ke 80

"..and the Oscar goes to..."

Aktor Pendukung Terbaik
Javier Bardem (No Country For Old Men)

Aktris Pendukung Terbaik
Tilda Swinton (Michael Clayton)

Aktor Terbaik
Daniel Day Lewis (There Will Be Blood)

Sutradara Terbaik
Ethan & Joel Coen (No Country For Old Men)


Aktris Terbaik
Marrion Cotillard (La Vie En Rose)

Film Terbaik
No Country For Old Men



Film Animasi Terbaik

Ratatouille

Daftar Pemenang Oscar Selengkapnya...

22 Februari 2008

A Song For My Lovely Wife

Thank you
for the smile that never fails
to brighten my day,

for the tender look
when you gaze at me
with eyes
that warm my heart,

for the music of your laughter,

touch that makes my pulse go faster


Thanks for all the memories of a lifetime


Thank you
for the fire that you have set ablaze within me,
with your kisses you´ve awakened this old heart from its slumber


I feel like 17 again, it´s all because of you
Thanks for choosing me from all the rest

Though I´m far from being the best.


Most of all I want to thank you, love,
for loving me.


Jose Mari Chan "Thank You" (Album "Thank You, Love)

(Dedicated to my outstanding and lovely wife)

15 Februari 2008

Serendipity: Reposted

Tanah India lah yang sebenarnya dituju oleh Christopher Colombus ketika memulai pelayarannya ke barat menyusuri Atlantis. Di saat orang-orang meyakini bahwa dunia ini datar, Colombus ingin membuktikan bahwa bumi ini bulat, ke timur dan ke barat sama saja. Alih-alih menemukan India, Colombus terdampar di benua baru yang asing, yang belakangan disebut dengan benua Amerika. Dan dengan kesalahpahaman yang masih berlaku hingga kini, dia menamakan penduduk benua tersebut sebagai Indian.
Apa yang terjadi pada Christopher Colombus tersebut, dalam skala kecil bisa saja terjadi pada orang lain, termasuk kita. Isaac Newton sedang memikirkan soal gaya dan gerak ketika sebuah apel jatuh menimpa kepalanya, dan sampai saat ini dunia mengenal gaya gravitasi. Ketika mencari recehan di lemari buku, saya malah menemukan lembaran seratus ribuan yang sudah lama hilang.
Hal-hal seperti itulah yang disebut sebagai serendipity.
Dalam film Serendipity (2002) yang dibintangi oleh John Cusack dan Kate Beckinsale, ketika sedang makan es krim di sebuah restoran yang bernama Serendipity, disebutkan serendipity artinya adalah “sebuah kebetulan yang menyenangkan.”
Serendipity adalah ketika seseorang secara kebetulan menemukan sesuatu yang lebih berharga, sementara ia sebenarnya mencari hal yang lain sama sekali.
Penemuan-penemuan penting dalam dunia sains kebanyakan ditemukan secara serendiptuos. Alexander Fleming secara tak sengaja menemukan penisilin ketika melakukan percobaan untuk memisahkan bakteri, yang karena terbengkalai terinfeksi semacam jamur Penicillum.Planet Uranus ditemukan ketika William Herchell sedang mencari sebuah komet, (pada mulanya dia menyangka planet tersebut adalah komet, hingga ia menemukan bahwa garis orbitnya sangat berbeda dengan komet). Sinar X ditemukan secara tak sengaja oleh Wilhelm Roentgen ketika ia meneliti sistem CRT (cathodic ray tubes)di laboratoriumnya. Dan banyak contoh yang lain.
Julius Comroe, Jr menulis bahwa Serendipity adalah mencari jarum dalam tumpukan jerami, tapi yang ditemukan adalah anak gadisnya Pak Tani.
Kata Serendipity sendiri berasal dari dongeng Persia yang bercerita tentang Three Princess of Serendip. Serendip adalah sebutan lama Persia untuk negeri yang sekarang bernama Sri Lanka. Kisah Three Princess of Serendip menceritakan petualangan yang penuh dengan kebetulan-kebetulan yang menyenangkan.
Jika belum paham juga soal konsep Serendipity ini, tontonlah filmnya. Ini salah satu film favorit saya, sebuah film yang sangat berkesan.
Posted once on 060707.
Artikel Terkait: Hypnerotomachia Poliphili ; Ebook ; 11:11

12 Februari 2008

Iklan Pond's

Pernah dengar ada laki-laki yang keberatan dengan iklan-iklan produk kecantikan Pond's, terutama iklan berseri Pond's Flawless White? Iklan dengan kisah 'romantis' tentang perjuangan seorang wanita untuk memuluskan wajahnya demi mendapatkan mantan kekasihnya ini merupakan kampanye regional Pond's Asia Pacific. Sah-sah aja pihak Pond's menggunakan tema apapun sebagai materi iklannya, tapi dari pembicaraan ringan sesama pria, iklan Pond's ini sedikit banyak dinilai rasialis, dan menyerang makhluk yang berjenis kelamin laki-laki (maksudnya laki-laki di sini adalah laki-laki sejati, bukan laki-laki jadi-jadian yang kepengen dandan seperti wanita, atau laki-laki yang tidak tertarik kepada wanita).

Nah kenapa rasialis? Iklan ini membentuk opini perempuan, agar mendewakan kulit yang putih. Bahwa kulit putih itu cantik dan kulit yang tidak putih = tidak cantik. Dan kenapa menyerang kaum laki-laki?

Dalam setiap iklan Pond's, laki-laki digambarkan tidak punya kasih sayang, kecuali kalo kekasih atau istrinya berwajah mulus dan putih. Laki-laki digambarkan secara stereotype akan menjauh dari wanita (bahkan istrinya sendiri) jika wajah istrinya tidak bersih, dan akan kembali mendekat jika wajah istrinya semulus porselen. Jadi secara tidak langsung laki-laki digambarkan tidak punya hati, makhluk predator yang hanya menilai kaum Hawa secara fisik, katakanlah, tidak tertarik karena kepribadian, kecerdasan dan kelembutan kaum wanita, melulu hanya penampilan luar. Setidaknya dengan iklan ini, para wanita diarahkan agar opininya terhadap laki-laki menjadi salah arah.

Pada saat saya berbicara begitu dengan rekan saya yang berjenis kelamin wanita (dan dia adalah wanita sejati, bukan lesbian), dia menjawab bahwa omongan sayalah yang menyinggung perasaannya. Bahwa saya yang salah, karena telah menganggap wanita adalah makhluk bodoh yang gampang termakan oleh iklan. Itu kan hanya produk kecantikan, toh juga ada iklan-iklan produk untuk laki-laki. Apa itu berarti wanita juga menilai laki-laki melulu secara fisik? Padahal banyak lho wanita yang suka pada laki-laki yang humoris, cerdas, walaupun kulitnya hitam dan tubuhnya gendut.

"Itu kan hanya iklan, Fer." demikian kata rekan saya menutup perdebatan.

05 Februari 2008

Rambo Gaek Dengan Adegan Sadis

"You're not change anything.."
Demikian ujar si pejuang gaek John Rambo ketika dimintai tolong oleh sejumlah sukarelawan medis untuk mengantarkan mereka ke desa kecil di perbatasan Burma. Setelah film terakhir (Rambo III, 1988) yang berlokasi di Afghanistan, Rambo menetap di pedalaman Thailand dan menjadi tukang pompong (perahu motor kayu yang kecepatannya seperti kura-kura dipasangi mesin turbo). Entah mengapa dia tidak pulang ke kampung halamannya di Amerika, dan entah apa pula yang dicarinya di pedalaman Asia Tenggara.

Jadi ketika kelompok sukarelawan medis itu kemudian diculik setelah pembantaian mengerikan di sebuah desa, tentu Rambo punya alasan untuk beraksi seperti yang penonton harapkan, dan alasan kenapa film genre perang yang sudah basi ini dibuat lagi menjadi jelas. Tentu saja Rambo bukanlah Rambo yang dulu, baju kaos nya tak pernah dibuka, dan dia dibantu oleh sekelompok tentara bayaran.


Stallone sendiri yang jadi sutradaranya, dan di tangannya film ini menjadi lebih dahsyat dan lebih banyak adegan sadis. Saya jadi bingung kenapa sampai ada ibu-ibu berjilbab membawa dua anaknya yang masih kecil untuk menonton film yang adegan perangnya dibuat serealistis mungkin ini. Adegan pembantaian penduduk desa sungguh adegan yang super sadis, dan membuat bergidik, mungkin memang hal itulah yang terjadi jika ada perang, misalnya pembasmian PKI oleh regim Soeharto, perang saudara di negara-negara Afrika, dan genocide di Serbia, Birma dan Kamboja dulu di bawah regim Pol Pot dengan Khmer Merah nya.

Fimnya dibuat singkat, dan plotnya sederhana. Ini proyek comeback Stallone yang kedua setelah Rocky Balboa (Rocky VI) tahun lalu. Tapi please, jangan ada sekuel lagi untuk kedua film tersebut. Biarlah masa-masa jaya film seperti Rambo dan Rocky kita kenang sebagai bagian dari film-film klasik masa lalu.


Artikel Terkait:
Quantum Of Solace: Bond 22 There's Something About Mr. Brooks Casablanca Serendipity Negeri Hantu

01 Februari 2008

Humor Daripada Soeharto

"Bacaken saja humor daripada saya.."
Humor adalah sebuah "safety valve" bagi masyarakat dalam menyalurkan kemarahan dan kejengkelannya kepada sesuatu yang menekannya. Ketika Suharto masih berada di puncak kekuasaannya, kita tentu sering mendengar humor yang berkaitan dengan Suharto dan keluarganya. Beberapa dari humor tersebut sampai sekarang masih melekat di kepala saya:

Larangan Merger Terhadap Beberapa Bank

Ketika Indonesia dilanda krisis moneter, maka IMF menyarankan agar bank-bank yang banyak itu saling merger saja. Suharto pun menyetujui saran tersebut.
Hanya, ia meminta ada 4 bank yang tidak boleh merger, yaitu Bank PaPAN, Bank TATa, Bank BUkopin dan Bank Has-TIN.

Kasih-ken, Tut!

Di puncak krisis moneter di awal tahun 1998, Suharto dan Tutut bermobil bersama-sama. Kebetulan mobil mereka terhenti di lampu merah. Seorang pengemis mendekati mobil dan menadahkan tangannya.
Suharto yang jatuh iba, berkata kepada puterinya,

"Kasih ken, Tut!"

Dengan serta-merta Tutut memberikan selembar uang seratus ribuan baru yang bergambar bapaknya itu. Kemudian mobil kembali melaju. Si Pengemis yang terheran-heran dengan sedekah yang begitu besar hanya bisa berteriak, "Busyet, deh. Kentutnya saja segini besar. Gimana beraknya.... ya?!"

Tak Punya Kwalifikasi Untuk Berganti Pekerjaan

Sebenarnya di tahun 1992, Suharto sudah bosan menjadi Presiden dan ingin berganti pekerjaan. Karena itu pada suatu malam ia mendiskusikan keinginannya itu dengan Ibu Tien.
Lalu Ibu Tien memberi nasehat:

"Apa? Mau ganti pekerjaan? Coba Bapak pikir baik-baik. Bapak tidak bisa komputer. Bapak tidak bisa bahasa Inggeris. Lalu Bapak mau kerja apa? Sudahlah, Pak, teruskan saja pekerjaan yang lama....."

I'm Late Three

Lee Kwan Yew, Mahathir Muhammad dan Suharto berjalan memasuki ruangan untuk bertemu dengan Presiden Gerald Ford. Mereka sama-sama terlambat dari jadwal pertemuan yang telah disepakati.


"Sorry, I'm late," kata Lee Kwan Yew kepada Gerald Ford.

"Sorry, I'm late too," kata Mahathir yang berada di belakang Lee Kwan Yew.

"Sorry, I'm late three," kata Suharto yang berada di belakang Mahathir.
---------------------------------------------------------

Ah, kalau saya boleh mengenang hal-hal yang indah semasa Orde Baru hanya ini: Bahwa di masa itu kita dipenuhi oleh humor yang lucu-lucu tentang para pemimpin.

(Dikutip Dari Milis HKBP)


Artikel Terkait :
Kleptokrat