Selama ini dua jenis format pengganti DVD masa depan saling berkompetisi, yaitu HD-DVD (high definition-digital versatile disc) dan blu-ray disc. HD-DVD disponsori oleh Toshiba, NEC, Microsoft dan Intel, sedangkan blu-ray vendornya lebih banyak, di belakangnya terdapat nama-nama besar seperti Sony, Apple, Dell, Hitachi, HP, JVC, LG, Mitsubishi, Panasonic, Pioneer, Samsung, Philips, Sharp, TDK, dan Thomson. Otomatis dengan dukungan yang lebih banyak, blu ray menang. Apalagi seperti dilansir detik.com, Toshiba menghentikan produksi HD-DVD dan HD-DVD playernya. Bagaimana dengan X-Box nya Microsoft yang selama ini medianya menggunakan HD-DVD? Sudah pasti mereka akan menghentikan pemakaian HD-DVD untuk konsol game tersebut, dan berkonsentrasi pada konten digital yang bisa didownload. Sementara PS3 nya Sony memang diproduksi dengan format blu-ray.
Untuk urusan distribusi film, tentu saja format blu-ray yang diproduksi Sony lebih lempang melenggang. Perusahaan raksasa yang memiliki Sony Pictures Entertainment yang menggawangi studio Columbia Pictures, MGM dan United Artists ini sudah lama merilis film-film dalam format blu-ray. Studio lainnya yaitu Walt Disney, 20th Century Fox, dan Lionsgate juga mendukung format blu-ray. Bahkan Warner Bros. yang tadinya netralpun akan memasarkan videonya lewat format laser biru ini. Jadi, akan tamatlah riwayat HD-DVD.
Apa itu blu-ray disc? Baik HD-DVD maupun blu-ray disc ukurannya sama dengan keping DVD dan CD, hanya teknologi penyimpannya berbeda. Selama ini kita sudah cukup puas dengan format DVD single layer yang mempunyai kapasitas 4,7 gb, atau DVD dual layer yang punya kapasitas 8,5 gb. Nah, blu-ray disc mampu menyimpan data sebesar 50 gb! Sebagai gambaran, blu-ray disc mampu memuat lebih dari 9 jam video high definition, atau setara dengan 23 jam video standard definition (vcd). Tentu saja dengan kapasitas simpan yang begitu besar, tampilan gambar blu-ray disc lebih sangat tajam dan reproduksi suaranya lebih oke, padahal DVD konvesional yang ada sekarang sudah cukup memuaskan. Jadi, jika kita memiliki blu-ray disc player, alangkah sayangnya kalau tidak didukung dengan TV berkualitas HD (high definition).
Daya simpan keping Blu-ray bisa sedemikian besar karena ia mengusung teknologi yang beda dengan DVD. Sesuai namanya, blu-ray memanfaatkan laser biru-violet untuk membaca dan menulis data, sedang DVD—idem untuk DVD±R, DVD±RW, dan DVD-RAM—memanfaatkan laser merah.
Laser biru-violet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek (405nm) dibandingkan laser merah (650nm). Dengan begitu, ia bisa menyorot objek dengan presisi lebih tinggi. Hasilnya, data bisa diikat dengan lebih ketat dan disimpan di ruang yang lebih kecil. Inilah yang membuat Blu-ray mampu menyimpan lebih banyak data meskipun ukuran disknya sama dengan CD atau DVD. Blu-ray juga memiliki lapisan permukaan yang lebih tipis—hanya 0,1mm—dibandingkan HD-DVD yang tebalnya 0,6mm. Dengan begitu, laser bisa menembakkan data dengan lebih fokus. Meski begitu, faktor ketipisan ini mahal harganya, dan proses hard coating khusus juga dibutuhkan supaya permukaan keping menjadi tahan banting. Tujuannya untuk melindungi data dari kerusakan akibat goresan atau sidik jari. Untuk read atau write, kecepatan minimal Blu-ray adalah 1x atau sekitar 36Mbps—jauh dari DVD yang kecepatannya hanya 10Mbps. Rencananya, kecepatan tersebut masih akan digeber hingga 8x atau 288Mbps.
Tentu saja blu-ray disc masih mahal. Playernya aja hingga sekarang masih dibandrol di atas Rp.8 jutaan dan keping filmnya rata-rata Rp400ribuan. Ke depannya pasti dan harus menjadi lebih murah, tapi mungkin butuh waktu 3 atau 4 tahun lagi. Untuk sementara ini, kita, termasuk saya, sebenarnya sudah cukup puas dengan kualitas film-film DVD, asal jangan yang bajakan, atau keping DVD yang isinya sampai 4 atau 8 film. Itu mah, sudah bukan DVD namanya, karena otomatis kualitas gambar dan suaranya jadi jeblok, setara atau bahkan lebih jelek dari video berformat VHS atau Betamax yang tahun 80-an itu.
Main site: www.ferdiansyah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar