Untuk urusan kebebasan berbicara, tentu saja Indonesia masih lebih baik dibandingkan Malaysia. Di sana demokrasinya masih semu, sementara Indonesia sekarang sedang berada di era demokrasi reformatif (yang kadang-kadang kebablasan). Blogger senior Malaysia, Raja Petra Kamarudin (RPK) yang menggawangi jurnalisme independen Malaysia Today, dijebloskan ke penjara karena dituding melakukan hasutan bahwa deputi perdana menteri Najib Abdul Razak dan isterinya Rosmah Mansor terlibat dalam pembunuhan terhadap Altantuya Shariibuu, gadis Mongolia, lewat postingan di blognya di bawah judul "Let's Send The Altantuya's Murderers To Hell", tanggal 25 April yang lalu.
Apa yang disebutkan RPK sebenarnya adalah sebuah rahasia umum yang beredar, dan kasus ini sudah lama dibicarakan. Alih-alih melakukan investigasi lebih mendalam, pihak Polis Diraja Malaysia mengikuti kemauan penguasa dan melakukan penangkapan terhadap RPK (sesuatu yang di Indonesia juga masih jamak terjadi). Masalah ini kemudian diangkat ke parlemen. Adalah Lim Kit Siang dari DAP yang mengangkat isu ini di parlemen dan menyatakan apa yang dilakukan deputi perdana menteri dan istrinya dengan mengajukan RPK ke penjara adalah salah satu bentuk pelecehan hukum. RPK bisa saja keluar dari penjara jika ia membayar uang jaminan RM5000, jumlah yang tidak begitu besar dan tentu saja sanggup dibayarkan oleh pendukungnya. Tapi ia memutuskan untuk tetap berada dalam penjara hingga sidang pemeriksaan dilakukan, di mana ia punya kesempatan untuk mengatakan hal-hal yang sebenarnya.
Banyak pihak di Malaysia yang mendukung RPK, termasuklah para mahasiswa, komunitas pers, pihak oposisi, kaum intelektual dan mentri-mentri senior. Demo menuntut pembebasan RPK juga sudah berkumandang di mana-mana.
Semoga kebenaran terungkap, dan konspirasi politik di Malaysia yang sudah berurat berakar membutuhkan pahlawan-pahlawan seperti Anwar Ibrahim dan RPK untuk tetap eksis memperjuangkan demokrasi.
Banyak tokoh di Malaysia yang menyuarakan pikirannya lewat blog, bahkan Mahathir Mohammad dan Anwar Ibrahim adalah blogger (lihat link They Kick! di halaman ini), karena blog adalah sarana untuk menyuarakan kebebasan berpikir dan berpendapat, apalagi pers di sana banyak dicampurtangani penguasa.
Di negara di mana pers nya menjadi alat pendukung bagi penguasa, blog merupakan media independen yang sangat diandalkan. Jadi biarkanlah para blogger berkembang dan menyuarakan yang terbaik dari pikirannya, untuk kemaslahatan dunia. Bloggerpun membutuhkan dukungan, bukan tekanan.
Blogger juga manusia.
Artikel Terkait : SBY, Please Stop Singing | Basmi Pemerintah | Jambul | SBY Disambar Petir
Main site : www.ferdiansyah.com
Apa yang disebutkan RPK sebenarnya adalah sebuah rahasia umum yang beredar, dan kasus ini sudah lama dibicarakan. Alih-alih melakukan investigasi lebih mendalam, pihak Polis Diraja Malaysia mengikuti kemauan penguasa dan melakukan penangkapan terhadap RPK (sesuatu yang di Indonesia juga masih jamak terjadi). Masalah ini kemudian diangkat ke parlemen. Adalah Lim Kit Siang dari DAP yang mengangkat isu ini di parlemen dan menyatakan apa yang dilakukan deputi perdana menteri dan istrinya dengan mengajukan RPK ke penjara adalah salah satu bentuk pelecehan hukum. RPK bisa saja keluar dari penjara jika ia membayar uang jaminan RM5000, jumlah yang tidak begitu besar dan tentu saja sanggup dibayarkan oleh pendukungnya. Tapi ia memutuskan untuk tetap berada dalam penjara hingga sidang pemeriksaan dilakukan, di mana ia punya kesempatan untuk mengatakan hal-hal yang sebenarnya.
Banyak pihak di Malaysia yang mendukung RPK, termasuklah para mahasiswa, komunitas pers, pihak oposisi, kaum intelektual dan mentri-mentri senior. Demo menuntut pembebasan RPK juga sudah berkumandang di mana-mana.
Semoga kebenaran terungkap, dan konspirasi politik di Malaysia yang sudah berurat berakar membutuhkan pahlawan-pahlawan seperti Anwar Ibrahim dan RPK untuk tetap eksis memperjuangkan demokrasi.
Banyak tokoh di Malaysia yang menyuarakan pikirannya lewat blog, bahkan Mahathir Mohammad dan Anwar Ibrahim adalah blogger (lihat link They Kick! di halaman ini), karena blog adalah sarana untuk menyuarakan kebebasan berpikir dan berpendapat, apalagi pers di sana banyak dicampurtangani penguasa.
Di negara di mana pers nya menjadi alat pendukung bagi penguasa, blog merupakan media independen yang sangat diandalkan. Jadi biarkanlah para blogger berkembang dan menyuarakan yang terbaik dari pikirannya, untuk kemaslahatan dunia. Bloggerpun membutuhkan dukungan, bukan tekanan.
Blogger juga manusia.
Artikel Terkait : SBY, Please Stop Singing | Basmi Pemerintah | Jambul | SBY Disambar Petir
Main site : www.ferdiansyah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar