Photo (C) Ferdy |
Setelah Digital Fortress, Deception Point, Angels & Demons,
The Da Vinci Code, dan The Lost Symbol, Dan Brown menulis novel berikutnya,
Inferno, yang beberapa hari yang lalu diterbitkan oleh Penerbit Mizan, dan
bukunya tersedia dalam edisi hardcover maupun paperback.
Inferno didasarkan pada bagian pertama
dari The Divine Comedy, sebuah mahakarya yang ditulis oleh Dante Alighieri pada
abad ke 14, yaitu kumpulan canto puisi yang terdiri atas 3 bagian, yaitu
Inferno (neraka), Purgatorio (tempat penyucian), dan Paradiso (surga). Isinya
mengenai perjalanan Dante menelusuri ke tiga tempat tersebut ditemani oleh
Virgil. Gambaran Dante tentang neraka, terutama, menjadi acuan bagi generasi
berikutnya mengenai siksa-siksa neraka yang digambarkan secara mengerikan,
fantastis, dan membuat bulu kuduk merinding. Selama tujuh abad sejak
penerbitannya, visi neraka Dante yang terus bertahan telah menginspirasi
penghormatan, rujukan, penerjemahan dan variasi oleh berbagai otak kreatif
terhebat dalam sejarah, Longfellow, Chaucher, Marx, Milton, opera Wagner, dan
lain-lain.
Bagi yang ingin membaca The Divine Comedy
bagian pertama yang membahas Inferno, anda bisa membacanya di
sini.
Seperti Angels & Demons, The Da Vinci
Code dan The Lost Symbol, banyak bagian-bagian dalam Inferno yang mengingatkan
saya pada salahsatu buku favorit: "A Short History of Nearly
Everything", yaitu ketika Dan Brown, yang dalam hal ini diwakili oleh
tokoh utama Robert Langdon, menjelaskan tentang sebuah karya seni, siapa
pembuatnya, dan hal-hal yang terjadi pada karya seni tersebut. Robert Langdon,
tokoh utama dalam 4 novel terakhir, adalah profesor simbologi dan seni dari
Harvard, dan petualangannya telah dituangkan dalam dua film oleh sutradara Ron
Howard. Dalam film Angels & Demons dan The Da Vinci Code, Robert Langdon
diperankan oleh Tom Hanks.
Inferno dimulai ketika Langdon terjaga di
rumah sakit di Florence, Italia, setelah sebuah pembunuhan terhadapnya gagal,
dan Dan Brown mengalami amnesia jangka pendek. Dia tidak tahu mengapa dia
berada di rumah sakit tersebut, kenapa ada luka di kepalanya, mengapa dia
hendak dibunuh, dan mengapa dia selalu mendapatkan mimpi yang berulang mengenai
seorang wanita tua yang berada di seberang sungai berair merah darah, dan
mengapa ada sebuah tabung bertanda biohazard di saku jaketnya. Dengan bantuan
Dr. Sienna Brooks, wanita Inggris pelarian yang juga terdampar di Florence,
Langdon menelusuri petunjuk-petunjuk yang ada dan mendapatkan bahwa dunia
terancam kiamat karena satu fakta: overpopulation.
Populasi dunia perlu ribuan tahun--mulai
dari awal mula manusia hingga awal 1800an--untuk mencapai 1 milyar penduduk.
Lalu secara menakjubkan, hanya perlu waktu satu abad untuk melipatduakan jumlah
populasi tersebut menjadi dua milyar pada tahun 1920-an. Setelah itu, hanya
perlu limapuluh tahun untuk berlipatdua lagi menjadi empat milyar tahun
1970-an. Tak lama lagi jumlah penduduk dunia akan mencapai 8 milyar. Saat ini
setiap tahun penduduk bumi bertambah sekitar seperempat juta orang. Dalam waktu
tak sampai 50 tahun ke depan, jumlah yang ada sekarang akan berlipat tiga,
sekitar 24 milyar. Ini menurut perhitungan progresi geometris.
Dengan jumlah penduduk seperti itu,
spesies hewan akan punah dengan tingkat percepatan yang drastis, permintaan
akan sumber daya alam yang sudah menyusut akan meroket, air bersih akan makin
sulit ditemukan, dan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, akan habis dalam
percepatan yang luarbiasa, seiring dengan jumlah manusia pemakainya. Dalam
waktu tak lama lagi, segala sumberdaya ini akan punah, pohon-pohon akan semakin
sedikit seiring pertumbuhan perumahan dan bangunan untuk manusia. Hewan-hewan
liar akan kerap memasuki pemukiman, dan dengan sendirinya mempercepat kepunahan
hewan-hewan tersebut. Anak dan cucu kita, akan hidup di dunia yang padat
manusia, di mana sumberdaya alam adalah sebuah kemewahan besar. Udara yang kita
hirup akan beracun, lebih banyak karbon dioksida daripada oksigen, dan sampah
di mana-mana, menjadi racun bagi tanah, laut, dan udara.
Maka visi dalam film-film seperti Elysium,
Oblivion, Wall-E, dan lirik dalam lagu The Final Countdown nya Europe, di mana
manusia meninggalkan bumi dan membentuk peradaban di planet lain, akan menjadi
kenyataan sejarah yang muram.
Machiaveli pernah menulis, bahwa:
"ketika semua tempat di dunia penuh sesak oleh penghuni sehingga mereka
tak bisa bertahan hidup di tempat mereka berada namun juga tidak bisa pindah ke
tempat lain, maka dunia akan membersihkan dirinya sendiri."
Machiavelli berbicara tentang wabah
sebagai cara alami dunia untuk membersihkan dirinya sendiri.
Thomas Robert Maltus dalam tulisannya yang
berjudul An Essay on the
Principle of Population, mengatakan: "kekuatan populasi sangat
mengungguli kekuatan bumi untuk menghasilkan penghidupan bagi manusia, sehingga
kematian prematur harus mengunjungi umat manusia. Sifat jahat manusia bersifat
aktif dan dapat berfungsi untuk mengurangi populasi. Sifat-sifat alami manusia
bisa menyebabkan pemusnahan besar, dan seringkali menjadi solusi bagi
overpopulasi. Namun, seandainya kejahatan gagal melancarkan perang dan
pemusnahan, masih ada musim penyakit, epidemi, wabah yang mampu menyapu puluhan
ribu manusia, dan lalu wabah kelaparan besar yang tak terhindarkan akan
membuntuti dari belakang, dengan satu pukulan kuat akan menyeimbangkan populasi
dengan jumlah makanan dan sumberdaya yang tersedia di dunia."
Dalam novel Inferno, Bertrand Zorbist,
ilmuwan yang memiliki kekuasaan luarbiasa, menyewa sebuah organisasi rahasia
yang dikenal sebagai Konsorsium, untuk melaksanakan pemusnahan masal manusia,
dengan langkah-langkah yang telah direncanakan secara matang. Berdasarkan rasio
sumberdaya dan populasi, populasi ideal manusia di bumi untuk setiap orang
dapat hidup secara sejahtera adalah 4 milyar. Dan Bertrand Zorbist bermaksud
memusnahkan separuh dari populasi manusia sekarang, dengan tujuan untuk
menghindari kiamat di masa datang dan menyelamatkan bumi. Walaupun kemudian ia
meninggal karena bunuh diri, namun pelaksanaan ide gila tersebut tidak menjadi
batal, karena pelaksananya adalah organisasi rahasia Konsorsium, yang
keberadaannya juga misterius, namun memiliki koneksi yang kuat dengan beberapa
lembaga dan pemerintahan negara-negara besar.
Dan hanya Robert Langdon, dengan bantuan
dr. Sienna Brooks yang cerdas lah, yang memegang petunjuk untuk mencegah ide
gila Bertrand Zorbist itu terlaksana. Langdon, berpacu dengan waktu dan
detik-detik menegangkan, menelusuri jalanan dan bangunan indah di Florence yang
penuh mahakarya seni dari jaman Renaissance untuk menemukan petunjuk-petunjuk
dan mencegah separuh umat manusia dari kepunahan. (Ferdy - Batam 20102013)
"Tempat tergelap di neraka disediakan bagi mereka yang tetap bersikap netral di saat terjadi krisis moral." (Dan Brown: Inferno)
Baca juga : The Lost Symbol | Angels & Demons |Rusli Zainal dan Rainbow Warrior