06 September 2010

Surat Surat Soekarno Dari Endeh

Surat 1 

Bung Karno bersama keluarga naik kapal menuju tempat pembuangan di Endeh Flores
Endeh, 23 Januari 1935

Assalamu'alaikum,
Kiriman buku-buku gratis beserta kartupos, telah saya terima dengan girang hati dan terima kasih yang tiada hingga. Saya menjadi termenung sebentar, karena merasa tak selayaknya dilimpahi kebaikan hati Saudara yangsedemikian itu. Ya Allah Yang Mahamurah!

Pada ini hari semua buku dari anggitan Saudara yang ada pada saya, sudah habis saya baca. Saya ingi nsekali membaca lain-lain buah pena Saudara. Dan inginpula membaca "Bukhari" dan "Muslim" yang sudah tersalin dalam bahasa Indonesia atau Inggeris? Saya perlu kepada Bukhari atau Muslim itu, karena di situlah dihimpunkan hadits-hadits yang dinamakan sahih. Padahal saya membaca keterangan dari salah seorang pengenal Islam bangsa Inggeris, bahwa di Bukhari pun masih terselip hadits-hadits yang lemah. Dia pun menerangkan, bahwa kemunduran Islam, kekunoan Islam, kemesuman Islam, ketakhayulan orang Islam, banyaklah karena hadits-hadits lemah itu, yang sering lebih"laku" dari ayat-ayat Al-Qur'an. Saya kira anggapan ini adalah benar. Berapa besarkah kebencanaan yang telah datang pada ummat Islam dari misalnya "hadits"yang mengatakan, bahwa "dunia" bagi orang Serani, akhirat bagi orang "Muslim" atau "hadits", bahwa satu jam bertafakur adalah lebih baik daripada beribada tsatu tahun, atau "hadits", bahwa orang-orang Mukmin harus lembek dan menurut seperti onta yang telah ditusuk hidungnya!

Dan adakah Persatuan Islam sedia sambungannya Al Burhan I-II? Pengetahuan saya tentang "wet" masih kurang banyak. Pengetahuan "wet" ini, saya ingin sekali perluaskan: sebab di dalam praktek sehari-hari, ummat Islam sama sekali dikuasai oleh "wet" itu, sehingga "wet" mendesak kepada "Dien".

Haraplah sampaikan saya punya komplimen kepada Tuan Natsir atas ia punya tulisan-tulisan yang memakai bahasa Belanda. Antara lain ia punya inleiding di dalam "Komt tot het gebed" adalah menarik hati.
Wassalam dan silaturrahmi,

Sukarno
-----------------------------------------
Surat 2

Endeh, 26 Maret 1935

Assalamu'alaikum w.w.,
Tuan punya kiriman pospaket telah tiba di tangan saya seminggu yang lalu. Karena terpaksa menunggu kapal, baru ini harilah saya bisa menyampaikan kepada tuan terima kasih kami laki-isteri serta anak. Biji jambu mede menjadi "gayeman" seisi rumah; di Endeh ada juga jambu mede, tapi varieteit "liar", rasanya tak nyaman. Maklum, belum ada orang menanam variteit yang baik. Oleh karena itu, maka jambu mede itu menjadikan pesta. Saya punya mulut sendiri tak berhenti-henti mengunyah!

Buku-buku yang tuan kirimkan itu segera saya baca. Terutama "Soal-Jawab" adalah suatu kumpulanjawahir-jawahir. Banyak yang tahadinya kurang terang ,kini lebih terang. Alhamdullilah!

Sayang belum ada Bukhari dan Muslim yang saya baca. Betulkah belum ada Bukhari Inggeris? Saya pentingkan sekali mempelajari Hadits, oleh karena menurut keyakinan saya yang sedalam-dalamnya--sebagai yang sudah saya tuliskan sedikit di dalam salah satu surat saya yang terdahulu--dunia Islam menjadi mundur oleh karena banyak orang "jalankan" hadits yang dlaif dan palsu. Karena hadits-hadits yang demikian itulah, maka agama Islam menjadi diliputi oleh kabut-kabut kekolotan, ketakhayulan, bid'ah-bid'ah, anti-rasionalisme, dll. Padahal tak ada agama yangl ebih rasional dan simplistis daripada Islam. Saya ada sangkaan keras bahwa rantai-taqlid yang merantaikan Roh dan Semangat Islam dan yang merantaikan pintu-pintunya Bab-el-ijtihad, antara lain-lain, ialah hasilnya hadits-hadits yang dlaif dan palsu itu. Kekolotan dan kekonservatifan pun dari situ datangnya.Karena itu, adalah saya punya keyakinan yang dalam, bahwa kita tak boleh mengasihkan harga yang mutlak kepada hadits. Walau pun menurut penyelidikan ia bernama SHAHIEH. Human reports (berita yang datang dari manusia) tak bisa absolut; absolut hanyalah kalam Ilahi. Benar atau tidakkah pendapatan saya ini? Didalam daftar buku, saya baca tuan ada sedia"Jawahirul-Bukhari". Kalau tuan tiada keberatan, sayaminta buku itu, niscaya di situ banyak pengetahuanpula yang saya bisa ambil.

Dan kalau tuan tak keberatan pula, saya minta"Keterangan Hadits Mi'raj". Sebab, saya mau bandingkandengan saya punya pendapat sendiri, dan denganpendapat Essad Bey, yang di dalam salah satu bukunyaada mengasih gambaran tentang kejadian ini. Menurutkeyakinan saya, tak cukuplah orang menafsirkan mi'rajitu dengan "percaya" sahaja, yakni denganmengecualikan keterangan "akal". Padahal keteranganyang rasionalistis disini ada. Siapa kenal sedikitilmu psikologi dan para-psikologi, ia bisa mengasihketerangan yang rasionalistis itu. Kenapa sesuatu halharus di-"gaib-gaibkan", kalau akal sediamenerangkannya?

Saya ada keinginan pesan dari Eropah, kalau Allah mengabulkannya dan saya punya mbakyu suka membantu uang-harganya, bukunya Ameer Alie "The Spirit o fIslam". Baikkah buku ini atau tidak? Dan dimana uitgever-nya?


Tuan, kebaikan budi tuan kepada saya--hanya sayalah yang merasai betul harganya--saya kembalikan kepada Tuhan. Alhamdullilah, segala pujian kepadaNya. Dalam pada itu, kepada tuan 1.000 kali terimakasih.

Wassalam,
 
Sukarno
-------------------------------------------------
Surat 3

Endeh, 15 September 1935


Assalamu'alaikum,

Paket pos telah kami ambil dari kantor pos, kami di Endeh semua membilang banyak terimakasih atas potongan 50% yang tuan idzinkan itu. Kawan-kawan semua bergirang, dan mereka ada maksud lain kali akan memesan buku-buku lagi, insya Allah.

Saya sendiri pun tak kurang-kurang berterima kasih, mendapat hadiah lagi beberapa brochures. Isinya brochures Kongres Palestina itu, tak mampu menangkap"centre need of Islam". Di Palestina orang tak lepas dari conventionalism--tak cukup kemampuan buat mengadakan perobahan yang radikal di dalam aliran yang nyata membawa Islam kepada kemunduran. Juga pimpinan kongres itu ada "ruwet", orang seperti tidak tahu apa yang dirapatkan, bagaimana caranya tehnik kongres .Program kongres yang terang dan nyata rupanya tak ada. Orang tidak zakelijk, dan saya kira di kongres itu ,orang terlalu "meniup pantat satu sama lain", terlalu "caressing each other", terlalu "mekaar lekker maken". Memang begitulah gambarnya dunia Islam sekarang ini: kurang Roh yang nyata, kurang Tenaga yang Wujud, terlalu "bedak membedaki satu sama lain", terlalu membanggakan sesuatu negeri Islam yang ada sedikit berkemajuan--orang Islam biasanya sudah bangga kepada"Mesir" dan "Turki"!--terlalu mengutamakan pulasan-pulasan yang sebenarnya tiada tenaga!!!


Brochures yang lain-lain sedang saya baca, insya Allah nanti akan saya ceriterakan kepada tuan saya punya pendapat tentang brochures-brochures itu. Terutama brochurenya Tuan A.D. Hasnie saya perhatikan betul. Buat sekarang ini, sesudah saya baca brochure Hasnie itu secara sambil-lalu, maka bisalah sudah saya katakan, bahwa "cara pemerintahan Islam" yang diterangkan di situ, tidaklah memuaskan saya, karena kurang "up to date". Begitukah hukum-kenegaraan Islam? Tuan A.D. Hasnie menerangkan, bahwa demokrasi parlementer itu cita-cita Islam. Tetapi sudahkah demokrasi parlementer itu menyelamatkan dunia? Memang sudah satu anggapan-tua, bahwa demokrasi parlemente ritu puncaknya ideal cara-pemerintahan. Juga Moh. Ali, di dalam ia punya tafsir Qur'an yang terkenal, mengatakan bahwa itulah idealnya Islam. Padahal ada cara-pemerintahan yang lebih sempurna lagi, yang juga bisa dikatakan cocok dengan azas-azasnya Islam!

Brochure almarhum H. Fachroeddin akan berfaedah pula bagi saya, karena saya sendiri pun banyak bertukarfikiran dengan kaum pastoor di Endeh. Tuan tahu, bahwa pulau Flores itu ada "pulau missi" yang mereka sangat banggakan. Dan memang "pantas" mereka membanggakan mereka punya pekerjaan di Flores itu. Saya sendiri melihat, bagaimana mereka "bekerja mati-matian" buat mengembangkan mereka punya agama di Flores. Saya ada"respect" buat mereka punya kesukaan bekerja itu. Kita banyak mencela missi--tapi apakah yang kita kerjakan bagi menyebarkan agama Islam dan memperkokoh agama Islam? Bahwa missi mengembangkan rooms katholicisme, itu adalah mereka punya "hak", yang kita tidak boleh cela dan gerutui. Tapi "kita", kenapa "kita" malas, kenapa "kita" teledor, kenapa "kita" tak mau kerja, kenapa "kita" tak mau giat? Kenapa misalnya di Flore stiada seorang pun muballigh Islam dari sesuatu perhimpunan yang ternama (misalnya Muhammadiyah) buat mempropagandakan Islam di situ kepada orang kafir? Missi di dalam beberapa tahun sahaja bisa mengkristenkan 250.000 orang kafir di Flores--tap iberapa orang kafir yang bisa "dihela" oleh Islam di Flores itu? Kalau difikirkan, memang semua itu "salah kita sendiri", bukan salah orang lain. Pantas Islam selamanya diperhinakan orang!

Kejadian di Bandung yang tuan beritakan, sebagian say asudah tahu, sebagian belum. Misalnya, saya belum tahu, bahwa tuan punya anak telah dipanggil kembali ke tempat asalnya. Saya bisa menduga tuan punya duka-cita, dan saya pun semakin insyaf, bahwa manusia punya hidup adalah sama sekali di dalam genggaman Ilahi. Yah, kita harus tetap tawakal, dan haraplahtuan suka sampaikan saya punya ajakan tawakal itu kepada saudara-saudara yang lain-lain, yang juga tertimpa kesedihan.

Sampaikanlah salamku kepada semua.

Wassalam,

Sukarno

(Publisher "The Spirit of Islam" kini saya sudah tahu: Doran & Co., New York. Saya sudah dapat persanggupan ongkosnya dari saya punya mbakyu, dan sudah pesan buku itu. Saya ingin tahu pendapat Ameer Ali, apakah yang menjadikan kekuatan Islam, dan apakah sebabnya "semangat kambing" sekarang ini. Cocokkah dengan pendapat saya, atau tidak?)
-----------------------------------
Dari buku Di Bawah Bendera Revolusi
Dikutip dari catatan Mula Harahap 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar