Sebenarnya romantisme tentang seorang presiden yang bernyanyi sangat tidak relevan buat negara kita saat ini, apalagi SBY bukanlah penyanyi profesional, kualitas suara dan olah vokalnya hanyalah sekelas karaoke. Sementara itu, ketika melihat berita di media massa, negara kita sangat kacau keadaannya. Selain bencana alam seperti banjir, gempa dan tanah longsor masih terjadi di beberapa daerah, harga-harga barang kebutuhan pokok semakin meningkat, tidak pernah stabil apalagi turun, kasus flu burung semakin memakan korban, korupsi masih merajalela, dan tragedi tewasnya beberapa penduduk Indonesia karena kelaparan. Di atas semua itu, Presiden kita sempat-sempatnya membuat album musik, bernyanyi, sementara rakyatnya ada yang menangis dan mati kelaparan.
(Sementara para penyamun yang berkantor di DPR kelihatannya juga tidak berbuat apa-apa, selain ribut dan merengek minta ditambah gaji dan fasilitasnya. Mereka sama sekali tidak peka terhadap kondisi bangsa yang jelas-jelas terpuruk saat ini).
Padahal membuat sebuah album musik diperlukan waktu yang tidak sedikit. Kalau sebagian waktu SBY tersita untuk persiapan album dan bernyanyi di sana-sini, kapan dia sempat bekerja sesuai dengan jabatannya, yaitu Presiden RI? Walaupun nanti dia akan bilang hasil penjualan albumnya akan disumbangkan ke fakir miskin lewat yayasan tertentu, tetap saja yang dia lakukan adalah romantisme yang tidak relevan.
Meminjam kata-kata Billy Kwan yang ditujukan pada Soekarno dalam film The Year Of Living Dangerously yang mengatakan ".. Feed Your People!", sebaiknya SBY berhenti menyanyi dan menjadi Presiden beneran, walaupun dengan Pemilu 2009 sudah di ambang pintu, hal ini sebenarnya sudah terlambat.
Artikel Terkait : SBY Disambar Petir | Rusli Zaenal dan Rainbow Warrior | The Legend of Chaos Country
Tidak ada komentar:
Posting Komentar