23 Juli 2010

State of Fear

Benarkah dunia mengalami pemanasan global? Benarkah bencana alam terjadi karena ketidakpedulian pada alam? Bagaimana jika semua itu hanyalah konspirasi besar untuk melakukan imperialisme gaya baru? State of Fear, novel fiksi-ilmiah karya Michael Chrichton, menyoroti ekologi pikiran untuk membahas isu pemanasan global. Layaknya Dan Brown dengan Da Vinci Code-nya, Chrichton adalah penulis yang ahli dalam mengkombinasikan fakta dan fiksi sehingga keduanya menyatu dalam cerita. Dengan logika yang runut disertai puluhan catatan kaki yang merujuk berbagai data, jurnal, dan literatur, Crichton mengajak pembaca untuk melihat secara lebih jernih isu pemanasan global.

Michael Crichton adalah penulis novel Jurassic Park yang kemudian difilmkan oleh Steven Spielberg. Buku-bukunya yang lain juga difilmkan seperti Congo, Disclosure, Sphere dan Rising Sun. Ciri-ciri bukunya adalah adanya unsur teknologi terbaru yang kemudian menjadi dasar kisah fiksi, disertai kontroversi mengenai teknologi tersebut. Beberapa waktu yang lalu saya membeli dua buku Michael Crichton, yaitu Next yang bertemakan rekayasa genetika, dan State of Fear, yang bertemakan isu pemanasan global. Novel ini menarik karena memaparkan tentang ekologi pikiran. Apa itu ekologi pikiran?

Selain ekologi hayati yang berupa hutan, gunung, dan lautan, ternyata ada juga ekologi lain, yaitu dunia ciptaan manusia yang berupa abstraksi mental, gagasan serta cara mengolah realita. Inilah ekologi pikiran. Dalam ekologi pikiran, berbagai hal seperti tren, bahasa, ideologi, gaya hidup, dan sejenisnya, muncul, menghilang ataupun bertahan. Ekologi pikiran menjadi penting karena manusia hanya mampu memahami realitas sejauh apa yang mampu dipikirkannya. Tapi, di luar apa yang mampu dipikirkannya selalu ada sesuatu yang lain. Isu pemanasan global adalah bagian dari politik yang memanfaatkan ekologi pikiran. Dalam budaya modern, manusia bisa diatur hanya ketika ada suatu ancaman yang membuat mereka takut. Di era perang dingin, isu yang digunakan adalah "komunisme" yang dikonstruksi sedemikian rupa agar orang takut dan dengan demikian berjalan di "rel" tertentu.


Ketika perang dingin usai, dikhawatirkan manusia bebas dari rasa takut dan menjadi berani sehingga sulit dikuasai. Oleh karena itu, wacana baru perlu digulirkan. Dipilihlah isu pemanasan global. Masyarakat dikondisikan sedemikian rupa agar meyakini bahwa pemanasan global adalah ancaman terbesar bagi bumi kita saat ini. Dengan ketakutan yang ada, maka orang bisa diarahkan untuk berjalan di "rel" tertentu.

Isu pemanasan global terutama mengangkat pelelehan es di Antartika karena meningkatnya panas bumi. Emisi karbon dioksida yang berlebih menyebabkan lubang di ozon sehingga bumi bertambah panas. Guna menurunkan kadar karbon dioksida --yang juga menjadi sumber polusi-- maka negara-negara sepakat menandatangani Protokol Kyoto, kecuali Amerika.


Lewat tokoh Peter Evans pengacara yang berpetualang mencegah aksi terorisme lingkungan yang berniat menimbulkan tiga bencana alam di seluruh dunia, termasuk gelombang tsunami yang akan melanda Florida., Chrichton merangkai fiksi dengan data-data dari berbagai jurnal, literatur, dan situs yang juga bisa diakses pembaca lewat internet. Melalui data-data tersebut ditemukan bahwa pelelehan es di kutub bukan terjadi sejak era industri, melainkan sudah terjadi sejak ribuan tahun lalu. Bahkan menariknya, volume es di kutub sebenarnya justru bertambah dalam beberapa tahun terakhir. Sedangkan perihal suhu bumi yang meningkat, lewat sejumlah data ditunjukkan bahwa tidak ada peningkatan seperti digembar-gemborkan. Penelitian menunjukkan bahwa pada kota-kota kecil dengan penduduk sedikit dan relatif tidak ada penambahan penduduk, tidak ditemukan peningkatan suhu seperti halnya pada kota-kota besar dengan penduduk padat serta mengalami peningkatan jumlah penduduk. Kesimpulannya, peningkatan suhu lebih disebabkan kepadatan penduduk dan bukan sebuah pemanasan yang terjadi secara global. Dengan demikian, "kondisi ketakutan" (state of fear) atas pemanasan global adalah ekologi pikiran yang diciptakan lewat politik, legal, dan media. 

Apa yang ditulis Michael Crichton ini tentu saja sangat berbeda dengan persepsi orang awam seperti saya tentang pemanasan global. Saya tahunya bumi makin panas, titik. Entah mana yang benar, yang jelas buku ini membuka pemikiran dan kemungkinan baru dalam isu pemanasan global.

Sebuah buku yang mesti dibaca.


Baca selengkapnya di www.ferdy.mirrorz.com 

1 komentar:

  1. This is really interesting, You are a very skilled blogger.
    I have joined your rss feed and look forward to seeking more of your fantastic post.
    Also, I've shared your web site in my social networks!


    Also visit my page ... this domain

    BalasHapus