Di lumpur-lumpur berhutan bakau di sekitar Sungai Indragiri, terdapat ikan dengan keunikan dan keindahan yang sering diabaikan orang. Kita mungkin melihatnya setiap hari, namun tak terpikirkan oleh kita bahwa ikan tersebut memiliki keunikan dan keindahan yang tidak kita temukan pada ikan lain. Orang-orang bisa menulis tentang keindahan cendrawasih, yang habitatnya di Papua, atau keunikan komodo yang habitatnya di Pulau Komodo. Saya ingin menulis tentang ikan yang jarang kita perhatikan, namun ada di tanah kelahiran kita, yaitu ikan cempakul.
Saya juga akan berbagi keindahan ikan tersebut melalui foto-fotonya yang saya dapatkan di sana-sini. Mudah-mudahan fotografer-fotografer lokal yang skillnya udah pro mau menjadikan cempakul menjadi objek fotografi yang layak dan berkualitas. Keindahan bisa didapatkan di mana saja, bahkan dari ikan yang hidup di lumpur sekalipun.
Cempakul disebut unik karena ikan ini bisa berjalan di lumpur menggunakan siripnya, dan bahkan bisa memanjat akar-akar bakau yang menyembul dari permukaan air. Disebut indah karena pada saat sirip punggungnya dikembangkan, akan terlihat bias warna warni indah dengan berbagai corak. Bagai seekor naga kecil dalam film animasi, atau reptil purba lain yang mungkin pernah kita lihat di film Jurassic Park.
Cempakul adalah sekelompok ikan dari beberapa marga yang termasuk ke dalam suku Oxudercinae. Nama-nama lainnya adalah cempakul, belodog, tembakul, dan belacak. Dalam bahasa Inggris disebut mudskipper, karena kebiasannya melompat-lompat di lumpur itu. Tampang ikan ini sangat khas, kedua matanya menonjol di atas kepala seperti mata kodok, wajah datar, dan sirip-sirip punggung yang terkembang menawan. Panjang tubuhnya bervariasi dari beberapa sentimeter hingga mencapai 30 cm.
Keunikan lain dari ikan ini, ia menghabiskan sekitar 90 persen waktunya dihabiskan di darat, dapat melompat jauh, memanjat akar-akar pohon bakau dan kayu-kayuan di tepi sungai, dan juga berjalan di atas lumpur. Pangkal sirip dadanya berotot kuat, hingga dapat ditekuk dan berfungsi seperti lengan untuk merayap dan merangkak.
Daya bertahan di daratan ini didukung pula oleh kemampuannya bernafas melalui kulit tubuhnya dan lapisan selaput lendir di mulut dan kerongkongannya, yang hanya bisa terlaksana dalam keadaan lembab. Oleh sebab itu cempakul setiap beberapa saat perlu mencelupkan diri ke air untuk membasahi tubuhnya. Ikan cempakul jenis Periophthalmus koelreuteri setiap kalinya bisa bertahan sampai 7-8 menit di darat, sebelum masuk lagi ke air. Di samping itu, cempakul juga menyimpan sejumlah air di rongga insangnya yang membesar, yang memungkinkan insang untuk selalu terendam dan berfungsi selagi ikan itu berjalan-jalan di daratan.
Hidup di wilayah pasang surut, cempakul biasa menggali lubang di lumpur yang lunak untuk sarangnya. Lubang ini bisa sangat dalam dan bercabang-cabang, berisi air dan sedikit udara di ruang-ruang tertentu. Ketika air pasang naik, cempakul umumnya bersembunyi di lubang-lubang ini untuk menghindari ikan-ikan pemangsa yang berdatangan.
Ikan jantan memiliki semacam alat kopulasi pada kelaminnya. Setelah berkopulasi (bercinta), telur-telur ikan cempakul disimpan dalam lubangnya itu dan dijaga oleh induk betinanya. Telur-telur itu lengket dan melekat pada dinding lumpur. Cempakul periophthalmodon schlosseri dapat bertelur hingga 70.000 butir.
Cempakul memangsa aneka hewan, mulai dari ketam binatu, udang tampoi, ikan, kerang, cumi-cumi, sampai ke semut ngangrang dan lalat. Ikan ini juga diduga memakan sedikit tumbuhan.
Ketika menjelajah daratan, cempakul juga sering menyerang dan mengusir cempakul yang lainnya, untuk mempertahankan teritorinya.
Ikan cempakul hanya dijumpai di pantai-pantai beriklim tropis dan subtropis di wilayah Indo-Pasifik sampai ke pantai Atlantik Benua Afrika.
Saat ini telah teridentifikasi sebanyak 35 spesies ikan cempakul. Terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu Boleophthalmus, Periophthalmus dan Periophthalmodon. Beberapa spesies contohnya adalah Pseudapocryptes elongatus, Periophthalmus gracilis, Periophthalmus novemradiatus, Periophthalmus barbarus, Periophthalmus argentilineatus dan Periophthalmodon schlosseri.
Belum banyak terkuak nilai dari ikan ini. Namun ikan ini termasuk yang paling tahan terhadap kerusakan lingkungan hidup dan dapat tetap hidup dalam kondisi yang “memprihatinkan” sekalipun.
Namun di Tiongkok dan Jepang, ikan cempakul menjadi santapan, selain juga digunakan sebagai obat tradisional, terutama sebagai peningkat tenaga lelaki.
Di Malaysia minyak ikan ini dijual sebagai obat penambah energi atau obat kuat, dan laris manis. Nama kemasannya "Minyak Ikan Belacak". Apa salahnya ikan cempakul yang berlimpah di kampung ini dibudidaya untuk dijadikan industri obat kuat tadi, dan diekspor ke negeri jiran. Siapa tau ikan cempakul kita lebih kuat daripada cempakul sana. Bisa menciptakan lapangan kerja baru. Tak apa-apalah menjual sugesti, yang penting kita tidak selalu mengharapkan pemasukan dari industri raksasa di Guntung dan Pulau Burung itu. Dan bagaimana jika diekspor sebagai pangan ke China dan Jepang, entah dikalengkan entah dikirim segar. Bisa jadi sumber income alternatif terutama apabila harga kelapa jatuh. (Dari berbagai sumber).
Baca tulisan lain Coffee Break With Ferdy atau di www.ferdot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar